Laksatif atau obat pencahar adalah obat yang digunakan untuk membantu melancarkan buang air besar. Obat ini bekerja dengan cara merangsang gerakan usus dan meningkatkan produksi air di usus untuk membantu mempermudah pengeluaran feses. Ada banyak jenis laksatif yang tersedia di pasaran, mulai dari obat yang dijual bebas hingga obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.
Jenis-jenis Laksatif
Ada tiga jenis laksatif yang umum digunakan, yaitu laksatif osmotik, laksatif stimulan, dan laksatif emolien.
Laksatif osmotik bekerja dengan menarik air ke dalam usus, sehingga feses menjadi lebih lembut dan mudah dikeluarkan. Contoh laksatif osmotik adalah magnesium hidroksida dan laktulosa.
Laksatif stimulan bekerja dengan merangsang gerakan usus untuk membantu mempermudah pengeluaran feses. Contoh laksatif stimulan adalah bisakodil dan senokot.
Laksatif emolien bekerja dengan melumasi feses sehingga lebih mudah dikeluarkan. Contoh laksatif emolien adalah minyak mineral dan gliserin.
Kapan Harus Menggunakan Laksatif?
Ada beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan seseorang sulit buang air besar, seperti sembelit dan irritable bowel syndrome (IBS). Selain itu, beberapa obat juga dapat menyebabkan efek samping sembelit. Jika Anda mengalami kesulitan buang air besar, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui apakah perlu mengonsumsi laksatif.
Bagaimana Cara Menggunakan Laksatif?
Sebelum menggunakan laksatif, pastikan untuk membaca petunjuk penggunaan yang terdapat pada kemasan obat. Ikuti dosis yang dianjurkan oleh dokter atau apoteker. Jangan menggunakan laksatif lebih dari yang dianjurkan, karena dapat menyebabkan diare dan dehidrasi. Selain itu, hindari menggunakan laksatif secara terus-menerus selama waktu yang lama, karena dapat menyebabkan kerusakan pada usus.
Apakah Laksatif Aman Digunakan?
Secara umum, laksatif aman digunakan jika digunakan sesuai dengan dosis yang dianjurkan dan petunjuk penggunaan yang terdapat pada kemasan obat. Namun, penggunaan laksatif secara berlebihan atau terlalu sering dapat menyebabkan efek samping seperti diare, dehidrasi, dan kekurangan elektrolit. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan laksatif, terutama jika Anda memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain.
Siapa yang Tidak Boleh Menggunakan Laksatif?
Beberapa orang tidak boleh menggunakan laksatif, seperti orang yang memiliki kondisi medis tertentu seperti penyakit Crohn, kolitis ulseratif, atau ileus. Selain itu, wanita hamil dan menyusui juga sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan laksatif.
Bagaimana Cara Menghindari Sembelit?
Beberapa cara yang dapat membantu mencegah sembelit antara lain:
- Minum cukup air setiap hari
- Makan makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian
- Olahraga secara teratur
- Hindari mengabaikan keinginan buang air besar
Kesimpulan
Laksatif dapat membantu melancarkan buang air besar pada orang yang mengalami kesulitan, seperti sembelit atau IBS. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan laksatif harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan dan petunjuk penggunaan yang terdapat pada kemasan obat. Selain itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan laksatif, terutama jika Anda memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain.
Artikel Laksatif Adalah: Apa itu dan Bagaimana Cara Kerjanya?
© Copyright 2023 TEKNOBGT.COM