Tembung Garba Yaiku: Pengertian, Jenis, dan Contoh Kalimatnya
Tembung Garba Yaiku: Pengertian, Jenis, dan Contoh Kalimatnya

Tembung Garba Yaiku: Pengertian, Jenis, dan Contoh Kalimatnya

Tembung Garba Yaiku adalah kumpulan kata-kata dalam bahasa Jawa yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau pikiran seseorang. Dalam bahasa Indonesia, tembung garba yaiku mirip dengan ungkapan atau kalimat idiomatik. Pada artikel ini, kita akan membahas pengertian, jenis, dan contoh kalimat dari tembung garba yaiku.

Pengertian Tembung Garba Yaiku

Secara harfiah, tembung garba yaiku bisa diartikan sebagai “kata-kata kelam kabut”. Kata-kata ini seringkali digunakan untuk menyampaikan suatu makna yang dalam atau kompleks, yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata biasa. Tembung garba yaiku seringkali dipakai dalam sastra Jawa, namun juga bisa ditemukan di percakapan sehari-hari.

Jenis-jenis Tembung Garba Yaiku

Tembung garba yaiku terdiri dari berbagai jenis, tergantung pada makna dan penggunaannya. Beberapa jenis tembung garba yaiku yang umumnya digunakan antara lain:

  • Tembung Pangrasa: digunakan untuk menyatakan perasaan atau emosi seseorang, seperti rasa cemas, sedih, atau marah.
  • Tembung Pangalasan: digunakan untuk menyatakan suatu keadaan atau situasi yang sulit atau rumit, seperti kebingungan atau konflik.
  • Tembung Pangrasa-Pangalasan: digunakan untuk menyatakan perasaan atau emosi seseorang dalam situasi yang sulit atau rumit.
  • Tembung Pangrasa-Pangandika: digunakan untuk menyatakan perasaan atau emosi seseorang dalam situasi yang membingungkan atau tidak jelas.

Contoh Kalimat Tembung Garba Yaiku

Berikut ini adalah beberapa contoh kalimat tembung garba yaiku beserta artinya:

  • Tembung Pangrasa
  • “Tresno waranggono, maringi karo lanang, maringi karo wadon, jarene sopo?” Artinya: Cinta yang tak berbalas, diberikan pada pria atau wanita, siapa yang salah?
  • “Kowe sopo, sing arep mungkur, aku sopo, sing arep ngadili?” Artinya: Kamu siapa, yang ingin meminta maaf, dan aku siapa, yang ingin menilai?
  • Tembung Pangalasan
  • “Njaluk sego sepi, asale sopo, akeh wong, sing ngarepake?” Artinya: Minta makan sendirian, sebenarnya siapa yang banyak orang yang mengharapkan?
  • “Sekawan sejati, sing arep nduweni, dadi sing arep ngrungokake.” Artinya: Persahabatan sejati, yang ingin memiliki, menjadi yang ingin merawat.
  • Tembung Pangrasa-Pangalasan
  • “Loro ati, kudu seneng, kudu tegar, kudu sabar.” Artinya: Hati yang terluka, harus berbahagia, harus kuat, harus sabar.
  • “Sakjane, kowe wong liyo, piye kabeh, nanging atiku ora bisa nglamunake.” Artinya: Sebenarnya, kamu orang lain, bagaimana pun juga, tapi hatiku tidak bisa melupakanmu.
  • Tembung Pangrasa-Pangandika
  • “Rasa-rasane, aku wis mlayu, mung kanggo kowe, yo wes tak wilujeng.” Artinya: Rasanya, aku sudah menyerah, hanya untukmu, aku sudah memberikan segalanya.
  • “Sugeng dalu, kula weruh kowe kang ngaturaken rasa kangen ing kalbu kula.” Artinya: Selamat pagi, aku merasakan rindu yang kamu kirimkan ke hatiku.

Kesimpulan

Tembung garba yaiku adalah kumpulan kata-kata dalam bahasa Jawa yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau pikiran seseorang. Terdapat beberapa jenis tembung garba yaiku, seperti tembung pangrasa, tembung pangalasan, tembung pangrasa-pangalasan, dan tembung pangrasa-pangandika. Contoh kalimat tembung garba yaiku juga bisa ditemukan dalam sastra Jawa maupun percakapan sehari-hari.

Artikel Tembung Garba Yaiku: Pengertian, Jenis, dan Contoh Kalimatnya

© Copyright 2023 TEKNOBGT.COM