Bulan Jawa: Segalanya Tentang Kalender Tradisional Jawa

admin 10 April 2023pendidikan37 Views

Bagi masyarakat Jawa, kalender atau penanggalan memiliki peran penting dalam keseharian. Salah satu kalender yang masih dipakai hingga saat ini adalah kalender Jawa atau sering disebut sebagai bulan Jawa. Bulan Jawa yang memiliki sistem penanggalan tersendiri ini telah digunakan sejak zaman kerajaan Mataram.

Daftar Isi tampilkan

Sejarah Bulan Jawa

Bulan Jawa pertama kali diperkenalkan pada abad ke-8 Masehi oleh para pendeta Hindu dari India. Kalender ini kemudian diadopsi oleh kerajaan Mataram hingga kerajaan Majapahit. Bulan Jawa memiliki sistem penanggalan yang berbeda dengan kalender Masehi. Kalender Masehi menggunakan sistem penanggalan matahari sementara bulan Jawa menggunakan sistem penanggalan bulan.

Sistem Penanggalan Bulan Jawa

Bulan Jawa terdiri dari 12 bulan dengan masing-masing memiliki nama dan lambang tersendiri. Setiap bulan Jawa dimulai pada hari ke-1 dan berakhir pada hari ke-29 atau ke-30. Bulan Jawa juga mengenal istilah ruwah atau waktu kosong yang terjadi pada akhir bulan. Pada ruwah, masyarakat Jawa meyakini bahwa alam semesta sedang beristirahat dan tidak cocok untuk melakukan kegiatan besa-besaran.

Manfaat Bulan Jawa

Bulan Jawa memiliki banyak manfaat bagi masyarakat Jawa. Selain digunakan untuk menentukan hari baik dan tidak baik untuk kegiatan, bulan Jawa juga digunakan untuk menentukan hari raya dan upacara adat. Masyarakat Jawa percaya bahwa melakukan kegiatan pada hari yang dianggap baik menjamin keberhasilan dan kesuksesan dalam kegiatan tersebut.

Nama dan Lambang Bulan Jawa

Berikut adalah nama dan lambang dari masing-masing bulan Jawa:

1. Sura – lambang air

2. Sapar – lambang bumi

3. Mulud – lambang api

4. Bakdamulud – lambang api

5. Jumadilawal – lambang kipas

6. Jumadilakhir – lambang kipas

7. Rejeb – lambang keris

8. Ruwah – lambang kosong

9. Puasa – lambang bunga

10. Sawal – lambang padi

11. Sela – lambang pohon cemara

12. Besar – lambang kaca

Perbedaan Bulan Jawa dan Kalender Masehi

Perbedaan utama antara bulan Jawa dan kalender Masehi terletak pada sistem penanggalannya. Kalender Masehi menggunakan sistem penanggalan matahari sementara bulan Jawa menggunakan sistem penanggalan bulan. Selain itu, bulan Jawa juga memiliki siklus 35 hari yang berguna untuk menentukan hari baik dan tidak baik untuk melakukan kegiatan.

Bulan Jawa dalam Kehidupan Sehari-hari

Bulan Jawa masih menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa masih menggunakan bulan Jawa untuk menentukan hari raya, upacara adat, dan bahkan untuk menentukan hari baik dan tidak baik untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

Kritik terhadap Bulan Jawa

Meskipun masih digunakan hingga saat ini, bulan Jawa juga mendapatkan kritik dari beberapa kalangan. Beberapa orang mengkritik bulan Jawa karena dianggap kurang akurat dalam menentukan hari baik dan tidak baik untuk kegiatan. Selain itu, bulan Jawa juga dinilai kurang praktis karena tidak selalu sesuai dengan kalender Masehi yang digunakan secara luas.

Upacara Adat Jawa Berdasarkan Bulan Jawa

Bulan Jawa juga memainkan peran penting dalam upacara adat Jawa. Berikut adalah beberapa upacara adat Jawa yang dilakukan berdasarkan bulan Jawa:

1. Slametan – dilakukan pada bulan Sura dan Sapar

2. Naloni Mitoni – dilakukan pada bulan Mulud dan Bakdamulud

3. Grebeg Mulud – dilakukan pada bulan Mulud

4. Grebeg Syawal – dilakukan pada bulan Sawal

5. Sekaten – dilakukan pada bulan Mulud

Kesimpulan

Bulan Jawa merupakan kalender tradisional yang masih digunakan oleh masyarakat Jawa hingga saat ini. Bulan Jawa memiliki sistem penanggalan bulan yang berbeda dengan kalender Masehi yang menggunakan sistem penanggalan matahari. Bulan Jawa masih memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa, terutama dalam menentukan hari baik dan tidak baik untuk kegiatan serta dalam upacara adat.