TEKNOBGT
Cara Menghitung Usia Kronologis DDS
Cara Menghitung Usia Kronologis DDS

Cara Menghitung Usia Kronologis DDS

Selamat datang Sobat TeknoBgt! Dalam dunia medis, perhitungan usia kronologis pada bayi dan anak menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Pasalnya, dengan mengetahui usia kronologis, dokter dapat memastikan tumbuh kembang si kecil berjalan normal atau tidak.

Nah, salah satu alat yang sering digunakan untuk menghitung usia kronologis pada anak adalah Developmental Screening Test (DDST). Pada artikel kali ini, kita akan membahas cara menghitung usia kronologis DDS. Yuk simak!

Apa itu DDST?

DDST atau Developmental Screening Test adalah tes yang dilakukan untuk mengetahui perkembangan bayi atau anak pada beberapa aspek, seperti motorik, bahasa, kognitif, dan sosial. Tes ini biasanya dilakukan oleh dokter atau tenaga medis lainnya pada bayi atau anak yang berusia di bawah 6 tahun.

DDST terdiri dari beberapa subtes yang diambil dari berbagai aspek. Subtes tersebut antara lain:

AspekSubtes
Motorik1. Kebutuhan tidur
2. Kemampuan mengangkat kepala
3. Kemampuan berjalan berguling
4. Kemampuan berdiri
Kognitif1. Membedakan benda
2. Kemampuan meraba
3. Kemampuan memasukkan benda ke dalam wadah
Bahasa1. Kemampuan mengeluarkan suara
2. Kemampuan memahami perintah
3. Kemampuan mengucapkan kata-kata sederhana
Sosial1. Kemampuan tersenyum
2. Kemampuan bergaul dengan orang lain

Cara menghitung usia kronologis DDS

Untuk menghitung usia kronologis DDS, pertama-tama kita harus menentukan usia kronologis anak terlebih dahulu. Kemudian, kita dapat langsung menghitung hasil dari setiap subtes.

Kebutuhan tidur

Subtes ini dilakukan dengan cara meminta anak untuk tidur. Kemudian, hitung berapa lama si anak tidur.

Jika anak berusia di bawah 1 bulan, maka kebutuhan tidurnya adalah 16-20 jam per hari. Jika anak berusia 1-2 bulan, maka kebutuhannya adalah 14-18 jam per hari. Jika anak berusia 2-3 bulan, maka kebutuhannya adalah 14-17 jam per hari. Jika anak berusia 3-4 bulan, maka kebutuhannya adalah 13-16 jam per hari. Jika anak berusia 4-6 bulan, maka kebutuhannya adalah 12-15 jam per hari.

Kemampuan mengangkat kepala

Subtes ini dilakukan dengan cara meminta anak berbaring tengkurap, kemudian diangkat kepalanya. Hitung berapa lama si anak dapat mengangkat kepalanya.

Jika anak berusia di bawah 1 bulan, maka biasanya tidak dapat mengangkat kepala. Jika anak berusia 1-2 bulan, maka dapat mengangkat kepala selama 1-2 detik. Jika anak berusia 2-3 bulan, maka dapat mengangkat kepala selama 3-4 detik. Jika anak berusia 3-4 bulan, maka dapat mengangkat kepala selama 6-7 detik. Jika anak berusia 4-6 bulan, maka dapat mengangkat kepala selama 8-9 detik.

Kemampuan berjalan berguling

Subtes ini dilakukan dengan cara meminta anak berguling dari posisi tengkurap ke posisi telentang. Hitung berapa lama si anak dapat berguling.

Jika anak berusia di bawah 1 bulan, maka biasanya tidak dapat berguling. Jika anak berusia 1-2 bulan, maka dapat berguling selama 1-2 detik. Jika anak berusia 2-3 bulan, maka dapat berguling selama 3-4 detik. Jika anak berusia 3-4 bulan, maka dapat berguling selama 6-7 detik. Jika anak berusia 4-6 bulan, maka dapat berguling selama 8-9 detik.

Kemampuan berdiri

Subtes ini dilakukan dengan cara meminta anak berdiri dengan dukungan di bawah kedua ketiaknya. Hitung berapa lama si anak dapat berdiri.

Jika anak berusia di bawah 1 bulan, maka tidak dapat berdiri. Jika anak berusia 1-2 bulan, maka tidak dapat berdiri. Jika anak berusia 2-3 bulan, maka dapat berdiri selama beberapa detik. Jika anak berusia 3-4 bulan, maka dapat berdiri selama beberapa detik. Jika anak berusia 4-6 bulan, maka dapat berdiri selama lebih dari 10 detik.

Membedakan benda

Subtes ini dilakukan dengan cara menunjukkan dua benda yang berbeda pada anak. Kemudian, lihat apakah anak dapat membedakan dua benda tersebut.

Jika anak berusia di bawah 1 bulan, maka tidak dapat membedakan benda. Jika anak berusia 1-2 bulan, maka tidak dapat membedakan benda. Jika anak berusia 2-3 bulan, maka dapat membedakan benda. Jika anak berusia 3-4 bulan, maka dapat membedakan benda. Jika anak berusia 4-6 bulan, maka dapat membedakan benda.

Kemampuan meraba

Subtes ini dilakukan dengan cara menunjukkan benda pada anak. Kemudian, lihat apakah anak dapat meraba benda tersebut atau tidak.

Jika anak berusia di bawah 1 bulan, maka tidak dapat meraba benda. Jika anak berusia 1-2 bulan, maka tidak dapat meraba benda. Jika anak berusia 2-3 bulan, maka dapat meraba benda. Jika anak berusia 3-4 bulan, maka dapat meraba benda. Jika anak berusia 4-6 bulan, maka dapat meraba benda.

Kemampuan memasukkan benda ke dalam wadah

Subtes ini dilakukan dengan cara memberikan benda kecil pada anak dan memberikan wadah kecil. Kemudian, lihat apakah anak dapat memasukkan benda tersebut ke dalam wadah atau tidak.

Jika anak berusia di bawah 1 bulan, maka tidak dapat memasukkan benda ke dalam wadah. Jika anak berusia 1-2 bulan, maka tidak dapat memasukkan benda ke dalam wadah. Jika anak berusia 2-3 bulan, maka tidak dapat memasukkan benda ke dalam wadah. Jika anak berusia 3-4 bulan, maka dapat memasukkan benda ke dalam wadah. Jika anak berusia 4-6 bulan, maka dapat memasukkan benda ke dalam wadah.

Kemampuan mengeluarkan suara

Subtes ini dilakukan dengan cara meminta anak untuk mengeluarkan suara. Kemudian, dengarkan suara yang dihasilkan anak.

Jika anak berusia di bawah 1 bulan, maka biasanya hanya dapat menangis. Jika anak berusia 1-2 bulan, maka dapat mengeluarkan suara seperti “uh” atau “ah”. Jika anak berusia 2-3 bulan, maka dapat mengeluarkan suara seperti “eek” atau “ooh”. Jika anak berusia 3-4 bulan, maka dapat mengeluarkan suara seperti “bababa” atau “mamama”. Jika anak berusia 4-6 bulan, maka dapat mengeluarkan suara seperti “dada” atau “nana”.

Kemampuan memahami perintah

Subtes ini dilakukan dengan cara memberikan perintah sederhana pada anak. Kemudian, lihat apakah anak dapat memahami perintah tersebut atau tidak.

Jika anak berusia di bawah 1 bulan, maka tidak dapat memahami perintah. Jika anak berusia 1-2 bulan, maka tidak dapat memahami perintah. Jika anak berusia 2-3 bulan, maka tidak dapat memahami perintah. Jika anak berusia 3-4 bulan, maka dapat memahami perintah sederhana. Jika anak berusia 4-6 bulan, maka dapat memahami perintah sederhana.

Kemampuan mengucapkan kata-kata sederhana

Subtes ini dilakukan dengan cara meminta anak untuk mengucapkan kata-kata sederhana, seperti “mama” atau “papa”. Kemudian, lihat apakah anak dapat mengucapkan kata-kata tersebut atau tidak.

Jika anak berusia di bawah 1 bulan, maka tidak dapat mengucapkan kata-kata sederhana. Jika anak berusia 1-2 bulan, maka tidak dapat mengucapkan kata-kata sederhana. Jika anak berusia 2-3 bulan, maka tidak dapat mengucapkan kata-kata sederhana. Jika anak berusia 3-4 bulan, maka biasanya tidak dapat mengucapkan kata-kata sederhana. Jika anak berusia 4-6 bulan, maka dapat mengucapkan kata-kata sederhana, seperti “dada” atau “nana”.

Kemampuan tersenyum

Subtes ini dilakukan dengan cara memperlihatkan wajah kepada anak. Kemudian, lihat apakah anak dapat tersenyum atau tidak.

Jika anak berusia di bawah 1 bulan, maka biasanya hanya menangis. Jika anak berusia 1-2 bulan, maka dapat tersenyum jika melihat wajah. Jika anak berusia 2-3 bulan, maka dapat tersenyum saat melihat wajah dan mengenal suara. Jika anak berusia 3-4 bulan, maka dapat tersenyum saat melihat wajah dan mengenal suara. Jika anak berusia 4-6 bulan, maka dapat tersenyum saat melihat wajah dan mengenal suara.

Kemampuan bergaul dengan orang lain

Subtes ini dilakukan dengan cara memperlihatkan orang lain kepada anak. Kemudian, lihat apakah anak dapat bergaul dengan orang lain atau tidak.

Jika anak berusia di bawah 1 bulan, maka biasanya hanya menangis. Jika anak berusia 1-2 bulan, maka biasanya hanya menangis saat ada orang yang tidak dikenal. Jika anak berusia 2-3 bulan, maka dapat merespons ketika ada orang yang tidak dikenal. Jika anak berusia 3-4 bulan, maka dapat merespons ketika ada orang yang tidak dikenal. Jika anak berusia 4-6 bulan, maka dapat berinteraksi dengan orang lain.

FAQ

Apakah DDST dapat mengetahui kondisi kesehatan anak?

Tidak. DDST hanya dapat mengetahui perkembangan bayi atau anak pada beberapa aspek. Namun, jika terdapat perkembangan yang tidak normal, dokter atau tenaga medis dapat merujuk ke spesialis untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Kapan sebaiknya DDST dilakukan?

DDST sebaiknya dilakukan saat bayi berusia di bawah 6 bulan dan anak berusia di bawah 6 tahun. Tes ini dilakukan untuk memastikan tumbuh kembang si kecil berjalan normal atau tidak.

Apakah DDST dapat dilakukan sendiri di rumah?

Tidak sebaiknya. DDST harus dilakukan oleh dokter atau tenaga medis yang sudah terlatih dan mengerti cara melakukan tes tersebut. Jangan mencoba melakukannya sendiri di rumah karena dapat berisiko bagi anak.

Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya

Demikianlah cara menghitung usia kronologis DDS. Dengan mengetahui usia kronologis, dokter dapat memastikan tumbuh kembang si kecil berjalan normal atau tidak. Jangan lupa untuk selalu melakukan tes DDST pada bayi atau anak pada rentang usia yang sudah ditentukan. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sobat TeknoBgt. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung Usia Kronologis DDS