Hallo Sobat TeknoBgt! Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung upah borongan bangunan. Sebelum kita mulai, mari kita ketahui dulu apa itu upah borongan bangunan. Upah borongan bangunan adalah bentuk pembayaran kepada pekerja bangunan yang dihitung berdasarkan pekerjaan yang dilakukan di dalam suatu proyek. Biasanya, upah borongan bangunan dibayarkan secara bulanan atau mingguan.
Persiapan Sebelum Menghitung Upah Borongan Bangunan
Sebelum menghitung upah borongan bangunan, Sobat TeknoBgt perlu menyiapkan beberapa hal di bawah ini:
- Daftar upah pekerja bangunan yang terlibat dalam proyek.
- Rencana pekerjaan dan jadwal pelaksanaan proyek.
- Jumlah bahan bangunan yang diperlukan untuk proyek.
- Harga bahan bangunan yang dibeli.
Setelah semua persiapan sudah dilakukan, Sobat TeknoBgt siap untuk menghitung upah borongan bangunan.
Cara Menghitung Upah Borongan Bangunan
Berikut adalah cara menghitung upah borongan bangunan:
No | Nama Pekerja | Upah per Hari | Jumlah Hari Bekerja | Total Upah |
---|---|---|---|---|
1 | Ahmad | Rp100.000 | 30 | Rp3.000.000 |
2 | Budi | Rp120.000 | 25 | Rp3.000.000 |
3 | Charlie | Rp150.000 | 20 | Rp3.000.000 |
Langkah #1: Tentukan Total Biaya Bahan Bangunan
Langkah pertama dalam menghitung upah borongan bangunan adalah menentukan total biaya bahan bangunan yang diperlukan dalam proyek. Total biaya bahan bangunan dapat dihitung dengan mengalikan jumlah bahan bangunan dengan harga pembelian. Contoh:
Jumlah batako: 10.000
Harga batako: Rp400/pcs
Total biaya batako: (10.000 x Rp400) = Rp4.000.000
Langkah #2: Hitung Sub Kontrak
Sub kontrak adalah bagian dari upah borongan bangunan yang diberikan kepada sub kontraktor yang bekerja di dalam proyek. Sub kontraktor biasanya diberikan tugas-tugas spesifik yang tidak bisa dilakukan oleh pekerja utama. Contoh:
Sub kontrak pengecatan: Rp500.000
Sub kontrak pemasangan kusen: Rp1.000.000
Langkah #3: Hitung Upah Pekerja
Setelah menentukan total biaya bahan bangunan dan sub kontrak, selanjutnya Sobat TeknoBgt perlu menghitung upah pekerja. Upah pekerja dapat dihitung dengan mengalikan upah per hari dengan jumlah hari bekerja. Contoh:
Upah Ahmad: (Rp100.000 x 30) = Rp3.000.000
Upah Budi: (Rp120.000 x 25) = Rp3.000.000
Upah Charlie: (Rp150.000 x 20) = Rp3.000.000
FAQ tentang Menghitung Upah Borongan Bangunan
1. Apa itu upah borongan bangunan?
Upah borongan bangunan adalah bentuk pembayaran kepada pekerja bangunan yang dihitung berdasarkan pekerjaan yang dilakukan di dalam suatu proyek.
2. Apa saja persiapan yang perlu dilakukan sebelum menghitung upah borongan bangunan?
Persiapan yang perlu dilakukan sebelum menghitung upah borongan bangunan antara lain adalah menyiapkan daftar upah pekerja bangunan, rencana pekerjaan dan jadwal pelaksanaan proyek, jumlah bahan bangunan yang diperlukan, dan harga bahan bangunan yang dibeli.
3. Bagaimana cara menghitung upah pekerja dalam upah borongan bangunan?
Upah pekerja dalam upah borongan bangunan dapat dihitung dengan mengalikan upah per hari dengan jumlah hari bekerja.
Kesimpulan
Dalam menghitung upah borongan bangunan, Sobat TeknoBgt perlu menyiapkan beberapa hal seperti daftar upah pekerja bangunan, rencana pekerjaan dan jadwal pelaksanaan proyek, jumlah bahan bangunan yang diperlukan, dan harga bahan bangunan yang dibeli. Setelah semua persiapan dilakukan, Sobat TeknoBgt dapat menghitung upah borongan bangunan dengan cara menentukan total biaya bahan bangunan, menghitung sub kontrak, dan menghitung upah pekerja. Dengan menggunakan metode ini, Sobat TeknoBgt akan dapat menghitung upah borongan bangunan dengan lebih mudah dan akurat.
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.