Halo Sobat TeknoBgt! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang cara menghitung thermal overload relay. Untuk memahami lebih lanjut tentang hal ini, mari kita simak penjelasan berikut.
Pengertian Thermal Overload Relay
Thermal overload relay adalah suatu komponen pada sistem listrik yang berfungsi untuk memutuskan atau memutuskan arus listrik ketika terjadi kenaikan suhu yang berlebihan pada mesin atau peralatan listrik. Kenaikan suhu yang berlebihan ini bisa terjadi karena beban listrik yang terlalu berat atau karena kerusakan pada peralatan listrik.
Thermal overload relay bekerja dengan cara mendeteksi kenaikan suhu pada mesin atau peralatan listrik dan memutuskan atau memutuskan arus listrik ketika suhu mencapai batas maksimal yang telah ditentukan. Dengan demikian, thermal overload relay berfungsi untuk melindungi mesin atau peralatan listrik dari kerusakan yang lebih parah akibat kenaikan suhu yang berlebihan.
Cara Menghitung Thermal Overload Relay
Untuk menghitung thermal overload relay, kita perlu mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan suhu pada mesin atau peralatan listrik. Faktor-faktor tersebut antara lain:
- Daya motor
- Tegangan listrik
- Arus nominal
- Faktor kerja
- Suhu ambient
- Suhu kelas isolasi
1. Daya Motor
Daya motor adalah faktor yang paling penting dalam menghitung thermal overload relay. Daya motor biasanya dinyatakan dalam satuan kilowatt (kW). Untuk menghitung thermal overload relay, kita perlu mengetahui daya motor yang digunakan pada peralatan listrik.
Contoh: Jika daya motor yang digunakan pada peralatan listrik adalah 5 kW, maka kita perlu menggunakan thermal overload relay dengan kapasitas yang sesuai dengan daya motor tersebut.
2. Tegangan Listrik
Tegangan listrik adalah faktor yang juga mempengaruhi kenaikan suhu pada mesin atau peralatan listrik. Tegangan listrik biasanya dinyatakan dalam satuan volt (V). Untuk menghitung thermal overload relay, kita perlu mengetahui tegangan listrik yang digunakan pada peralatan listrik.
Contoh: Jika tegangan listrik yang digunakan pada peralatan listrik adalah 380 V, maka kita perlu menggunakan thermal overload relay dengan kapasitas yang sesuai dengan tegangan listrik tersebut.
3. Arus Nominal
Arus nominal adalah arus listrik yang digunakan pada peralatan listrik pada saat kondisi normal. Arus nominal biasanya dinyatakan dalam satuan ampere (A). Untuk menghitung thermal overload relay, kita perlu mengetahui arus nominal yang digunakan pada peralatan listrik.
Contoh: Jika arus nominal yang digunakan pada peralatan listrik adalah 10 A, maka kita perlu menggunakan thermal overload relay dengan kapasitas yang sesuai dengan arus nominal tersebut.
4. Faktor Kerja
Faktor kerja adalah faktor yang menunjukkan seberapa sering peralatan listrik digunakan dalam waktu tertentu. Faktor kerja biasanya dinyatakan dalam persen (%). Untuk menghitung thermal overload relay, kita perlu mengetahui faktor kerja yang digunakan pada peralatan listrik.
Contoh: Jika faktor kerja yang digunakan pada peralatan listrik adalah 50%, maka kita perlu menggunakan thermal overload relay dengan kapasitas yang sesuai dengan faktor kerja tersebut.
5. Suhu Ambient
Suhu ambient adalah suhu lingkungan di sekitar peralatan listrik. Suhu ambient biasanya dinyatakan dalam derajat Celsius (°C). Untuk menghitung thermal overload relay, kita perlu mengetahui suhu ambient yang ada di sekitar peralatan listrik.
Contoh: Jika suhu ambient di sekitar peralatan listrik adalah 30°C, maka kita perlu menggunakan thermal overload relay dengan kapasitas yang sesuai dengan suhu ambient tersebut.
6. Suhu Kelas Isolasi
Suhu kelas isolasi adalah suhu maksimal yang dapat ditahan oleh bahan isolasi pada peralatan listrik. Suhu kelas isolasi biasanya dinyatakan dalam derajat Celsius (°C). Untuk menghitung thermal overload relay, kita perlu mengetahui suhu kelas isolasi yang digunakan pada peralatan listrik.
Contoh: Jika suhu kelas isolasi yang digunakan pada peralatan listrik adalah 155°C, maka kita perlu menggunakan thermal overload relay dengan kapasitas yang sesuai dengan suhu kelas isolasi tersebut.
Contoh Perhitungan Thermal Overload Relay
No. | Parameter | Nilai |
---|---|---|
1 | Daya motor | 5 kW |
2 | Tegangan listrik | 380 V |
3 | Arus nominal | 10 A |
4 | Faktor kerja | 50% |
5 | Suhu ambient | 30°C |
6 | Suhu kelas isolasi | 155°C |
Berdasarkan data di atas, kita dapat menghitung thermal overload relay sebagai berikut:
1. Menghitung arus nominal yang sebenarnya
Arus nominal yang sebenarnya dapat dihitung dengan rumus:
In = I x (1 + (0.004 x t))
Dimana:
- In = arus nominal yang sebenarnya
- I = arus nominal yang tertera pada nameplate
- t = kenaikan suhu yang diizinkan pada bahan isolasi (dalam derajat Celsius)
Contoh: Jika arus nominal yang tertera pada nameplate adalah 10 A dan kenaikan suhu yang diizinkan pada bahan isolasi adalah 40°C, maka:
In = 10 A x (1 + (0.004 x 40))
In = 10 A x 1.16
In = 11.6 A
2. Menghitung beban termal
Beban termal dapat dihitung dengan rumus:
Pth = (Pm x Fk) / In
Dimana:
- Pth = beban termal
- Pm = daya motor (dalam kilowatt)
- Fk = faktor kerja (dalam persen)
- In = arus nominal yang sebenarnya
Contoh: Jika daya motor yang digunakan adalah 5 kW dan faktor kerja yang digunakan adalah 50%, maka:
Pth = (5 kW x 50%) / 11.6 A
Pth = 0.217 kW
3. Memilih thermal overload relay
Thermal overload relay dapat dipilih dengan menggunakan data beban termal yang telah dihitung. Pada umumnya, thermal overload relay memiliki kapasitas yang berbeda-beda tergantung pada produsen dan jenisnya. Oleh karena itu, kita perlu memilih thermal overload relay dengan kapasitas yang sesuai dengan beban termal yang telah dihitung.
Contoh: Jika beban termal yang dihitung adalah 0.217 kW, maka kita perlu memilih thermal overload relay dengan kapasitas yang sesuai dengan beban termal tersebut.
FAQ
1. Apa itu thermal overload relay?
Thermal overload relay adalah suatu komponen pada sistem listrik yang berfungsi untuk memutuskan atau memutuskan arus listrik ketika terjadi kenaikan suhu yang berlebihan pada mesin atau peralatan listrik.
2. Bagaimana cara kerja thermal overload relay?
Thermal overload relay bekerja dengan cara mendeteksi kenaikan suhu pada mesin atau peralatan listrik dan memutuskan atau memutuskan arus listrik ketika suhu mencapai batas maksimal yang telah ditentukan.
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi kenaikan suhu pada mesin atau peralatan listrik?
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan suhu pada mesin atau peralatan listrik antara lain daya motor, tegangan listrik, arus nominal, faktor kerja, suhu ambient, dan suhu kelas isolasi.
4. Bagaimana cara menghitung thermal overload relay?
Untuk menghitung thermal overload relay, kita perlu mengetahui daya motor, tegangan listrik, arus nominal, faktor kerja, suhu ambient, dan suhu kelas isolasi yang digunakan pada peralatan listrik. Selanjutnya, kita dapat menghitung thermal overload relay dengan menggunakan rumus-rumus yang telah disebutkan sebelumnya.
5. Bagaimana cara memilih thermal overload relay?
Thermal overload relay dapat dipilih dengan menggunakan data beban termal yang telah dihitung. Pada umumnya, thermal overload relay memiliki kapasitas yang berbeda-beda tergantung pada produsen dan jenisnya. Oleh karena itu, kita perlu memilih thermal overload relay dengan kapasitas yang sesuai dengan beban termal yang telah dihitung.
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!