Halo Sobat TeknoBgt! Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang cara menghitung tarif penyusutan metode saldo menurun. Bagi kalian yang belum mengetahui, metode ini merupakan salah satu metode yang paling umum digunakan dalam menghitung penyusutan aset tetap. Metode ini banyak digunakan karena dianggap lebih akurat dalam menghitung penyusutan aset tetap, terutama jika nilai aset turun dengan cepat dalam beberapa tahun pertama.
Apa itu Tarif Penyusutan Metode Saldo Menurun?
Sebelum mulai membahas tentang cara menghitung tarif penyusutan metode saldo menurun, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu tarif penyusutan metode saldo menurun. Tarif penyusutan metode saldo menurun merujuk pada tingkat penyusutan yang diterapkan pada aset tetap menggunakan metode ini. Metode ini mengasumsikan bahwa nilai aset tetap menurun secara proporsional dengan menggunakan nilai yang tersisa dalam setiap tahunnya.
Dalam metode ini, tarif penyusutan yang digunakan akan semakin kecil setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena nilai aset yang disusutkan semakin kecil setiap tahunnya. Misalnya, jika kita memiliki aset tetap senilai Rp 10.000.000 dengan usia 5 tahun dan nilai residu sebesar Rp 1.000.000, maka tarif penyusutan pada tahun pertama adalah 40%, pada tahun kedua adalah 24%, pada tahun ketiga adalah 14,4%, dan seterusnya.
Bagaimana Cara Menghitung Tarif Penyusutan Metode Saldo Menurun?
Untuk menghitung tarif penyusutan metode saldo menurun, kita perlu mengetahui beberapa informasi terkait aset tetap yang akan disusutkan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan:
Langkah 1: Tentukan Nilai Aset dan Nilai Residu
Pertama-tama, kita perlu mengetahui nilai aset tetap dan nilai residu. Nilai aset tetap merujuk pada harga perolehan aset, sementara nilai residu merujuk pada nilai yang diharapkan dari aset tetap ketika masa manfaatnya habis. Contohnya, jika kita membeli mesin produksi senilai Rp 50.000.000, maka nilai aset tetapnya adalah Rp 50.000.000. Jika kita mengharapkan mesin tersebut masih memiliki nilai sebesar Rp 10.000.000 setelah habis masa manfaatnya, maka nilai residunya adalah Rp 10.000.000.
Langkah 2: Tentukan Masa Manfaat Aset Tetap
Kedua, kita perlu mengetahui masa manfaat dari aset tetap yang akan disusutkan. Masa manfaat merujuk pada periode waktu ketika aset tetap dipakai dalam kegiatan usaha. Masa manfaat yang digunakan dalam metode saldo menurun adalah masa manfaat yang dapat dijadikan dasar untuk menghitung tarif penyusutan. Contohnya, jika kita membeli mesin produksi senilai Rp 50.000.000 dan masa manfaatnya adalah 5 tahun, maka masa manfaat yang digunakan dalam metode saldo menurun adalah 5 tahun.
Langkah 3: Tentukan Tarif Penyusutan Tahunan
Setelah mengetahui nilai aset tetap dan masa manfaatnya, kita dapat menghitung tarif penyusutan tahunan dengan menggunakan rumus berikut:
Rumus | : | Tarif Penyusutan Tahunan (%) |
---|---|---|
(2 x 100%) / Masa Manfaat | : | (2 x 100%) / 5 tahun |
: | 40% |
Dalam contoh di atas, tarif penyusutan tahun pertama adalah sebesar 40%.
Langkah 4: Hitung Sisa Nilai Buku Aset Setiap Tahunnya
Setelah mengetahui tarif penyusutan tahunan, kita dapat menghitung sisa nilai buku dari aset tetap setiap tahun dengan menggunakan rumus berikut:
Rumus | : | Sisa Nilai Buku |
---|---|---|
Nilai Aset – Total Penyusutan | : | Rp 50.000.000 – (Rp 50.000.000 x 40%) |
: | Rp 30.000.000 |
Dalam contoh di atas, sisa nilai buku aset setelah tahun pertama adalah Rp 30.000.000.
Langkah 5: Hitung Tarif Penyusutan Tahun Selanjutnya
Setelah mengetahui sisa nilai buku setiap tahunnya, kita dapat menghitung tarif penyusutan tahun selanjutnya dengan menggunakan rumus berikut:
Rumus | : | Tarif Penyusutan Tahunan (%) |
---|---|---|
(2 x 100%) / Masa Manfaat | : | (2 x 100%) / 5 tahun |
Sisa Nilai Buku / Nilai Aset | : | Rp 30.000.000 / Rp 50.000.000 |
: | 60% |
Dalam contoh di atas, tarif penyusutan tahun kedua adalah sebesar 60%.
Langkah 6: Hitung Sisa Nilai Buku Aset Setiap Tahunnya
Setelah mengetahui tarif penyusutan tahun selanjutnya, kita dapat menghitung sisa nilai buku dari aset tetap setiap tahun dengan menggunakan rumus berikut:
Rumus | : | Sisa Nilai Buku |
---|---|---|
Sisa Nilai Buku Tahun Sebelumnya – Total Penyusutan Tahun Ini | : | Rp 30.000.000 – (Rp 50.000.000 x 60%) |
: | Rp 10.000.000 |
Dalam contoh di atas, sisa nilai buku aset setelah tahun kedua adalah Rp 10.000.000.
Langkah 7: Ulangi Langkah 5 dan 6 Hingga Masa Manfaat Selesai
Langkah-langkah 5 dan 6 di atas dapat diulangi hingga masa manfaat aset tetap selesai. Perhatikan bahwa tarif penyusutan setiap tahunnya akan semakin kecil, sementara sisa nilai buku setiap tahunnya akan semakin kecil pula.
FAQ
Apa Keuntungan Menggunakan Metode Saldo Menurun?
Metode saldo menurun memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
- Lebih akurat dalam menghitung penyusutan aset tetap yang nilainya turun dengan cepat.
- Memperhitungkan nilai residu aset tetap dalam menghitung penyusutan, sehingga lebih akurat.
- Lebih mudah digunakan karena hanya memerlukan informasi dasar seperti nilai aset dan masa manfaat.
Apa Kerugian Menggunakan Metode Saldo Menurun?
Metode saldo menurun memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
- Tidak tepat jika aset tetap nilainya turun secara konstan dari tahun ke tahun.
- Menghasilkan nilai residu yang seringkali terlalu tinggi jika aset tetap masih memiliki nilai ekonomis setelah masa manfaatnya habis.
- Sulit digunakan jika terdapat perubahan signifikan pada masa manfaat aset tetap.
Semoga Bermanfaat dan Sampai Jumpa di Artikel Menarik Lainnya
Demikianlah artikel tentang cara menghitung tarif penyusutan metode saldo menurun. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi Sobat TeknoBgt yang sedang mempelajari atau membutuhkan informasi tentang metode ini. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!