Halo Sobat TeknoBgt! Apa kabar? Kali ini kita akan membahas tentang cara menghitung saldo Jaminan Hari Tua (JHT). Sebelumnya, apakah kamu sudah tahu apa itu JHT? JHT adalah sebuah program asuransi sosial yang diberikan oleh pemerintah Indonesia melalui BPJS Ketenagakerjaan kepada pekerja yang terdaftar sebagai peserta program tersebut. Program ini bertujuan untuk memberikan jaminan hari tua kepada pekerja agar mereka dapat mempersiapkan masa pensiunnya dengan lebih baik. Bagi kamu yang ingin tahu lebih lanjut tentang cara menghitung saldo JHT, simak artikel ini sampai selesai ya!
Apa Itu Saldo JHT?
Sebelum membahas tentang cara menghitung saldo JHT, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu saldo JHT. Saldo JHT adalah jumlah uang yang terkumpul dari iuran JHT yang telah dibayarkan oleh pekerja dan juga oleh majikan. Saldo JHT ini akan diberikan kepada peserta program JHT saat mereka mencapai usia pensiun atau saat mereka mengalami keadaan tertentu seperti pensiun dini, cacat total, atau meninggal dunia.
Secara sederhana, saldo JHT bisa dianggap sebagai tabungan yang akan digunakan saat peserta program JHT memasuki masa pensiun atau saat mereka mengalami keadaan tertentu seperti yang telah disebutkan di atas.
Setelah memahami apa itu saldo JHT, kita dapat memulai pembahasan tentang cara menghitungnya. Yuk, simak penjelasan di bawah ini!
Cara Menghitung Saldo JHT
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi cara menghitung saldo JHT. Salah satunya adalah besaran iuran JHT yang dibayarkan oleh pekerja dan majikan. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut ini:
Faktor Pertama: Besaran Iuran JHT
Besaran iuran JHT yang harus dibayarkan oleh pekerja dan majikan ditetapkan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Saat ini, besaran iuran JHT yang harus dibayarkan adalah sebesar 3,7% dari upah yang diterima oleh pekerja. Dari jumlah tersebut, 2% akan dibayarkan oleh majikan dan 1,7% akan dibayarkan oleh pekerja.
Contoh perhitungan: Jika pekerja menerima upah sebesar Rp5.000.000,- maka besaran iuran JHT yang harus dibayarkan adalah sebesar Rp185.000,- per bulan (Rp5.000.000,- x 3,7%). Dari jumlah tersebut, Rp100.000,- (Rp5.000.000,- x 2%) akan dibayarkan oleh majikan dan Rp85.000,- (Rp5.000.000,- x 1,7%) akan dibayarkan oleh pekerja.
Faktor Kedua: Lama Masa Kerja
Lama masa kerja juga mempengaruhi cara menghitung saldo JHT. Semakin lama masa kerja, maka semakin besar juga saldo JHT yang akan terkumpul. Hal ini karena besaran iuran JHT yang dibayarkan juga semakin besar seiring dengan bertambahnya lama masa kerja.
Contoh perhitungan: Jika pekerja telah bekerja selama 10 tahun dan mendapat upah sebesar Rp5.000.000,- per bulan, maka total saldo JHT yang terkumpul saat itu adalah sebesar Rp22.200.000,- (Rp185.000,- x 12 bulan x 10 tahun). Dari jumlah tersebut, Rp12.000.000,- (Rp100.000,- x 12 bulan x 10 tahun) berasal dari iuran yang dibayarkan oleh majikan dan Rp10.200.000,- (Rp85.000,- x 12 bulan x 10 tahun) berasal dari iuran yang dibayarkan oleh pekerja.
Faktor Ketiga: Tingkat Pengembalian Investasi
Saldo JHT yang terkumpul juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pengembalian investasi yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Semakin tinggi tingkat pengembalian investasi, maka semakin besar juga saldo JHT yang akan terkumpul. Namun, tingkat pengembalian investasi yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan tidak dapat dipastikan karena dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kondisi perekonomian dan pasar keuangan Indonesia.
Frequently Asked Questions
No. | Pertanyaan | Jawaban |
---|---|---|
1 | Bagaimana cara melihat saldo JHT? | Kamu dapat melihat saldo JHT melalui situs resmi BPJS Ketenagakerjaan atau melalui aplikasi mobile BPJSTKU yang bisa diunduh di App Store atau Google Play Store. |
2 | Apa yang terjadi jika iuran JHT tidak dibayarkan? | Jika iuran JHT tidak dibayarkan, maka peserta program JHT akan kehilangan jaminan hari tuanya dan tidak akan mendapatkan saldo JHT saat mencapai usia pensiun atau saat mengalami keadaan tertentu seperti yang telah disebutkan di atas. |
3 | Apakah saldo JHT bisa ditarik sebelum mencapai usia pensiun? | Tidak, saldo JHT hanya dapat ditarik saat peserta program JHT mencapai usia pensiun atau saat mereka mengalami keadaan tertentu seperti yang telah disebutkan di atas. |
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa saldo JHT adalah jumlah uang yang terkumpul dari iuran JHT yang telah dibayarkan oleh pekerja dan majikan. Besaran saldo JHT dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti besaran iuran JHT yang dibayarkan, lama masa kerja, dan tingkat pengembalian investasi. Untuk mengetahui saldo JHT kamu, dapat melihatnya melalui situs resmi BPJS Ketenagakerjaan atau melalui aplikasi mobile BPJSTKU yang bisa diunduh di App Store atau Google Play Store. Jangan lupa untuk selalu membayar iuran JHT ya, Sobat TeknoBgt!