Sobat TeknoBgt, jika kamu ingin memperoleh keuntungan dari investasi saham, kamu perlu memperhitungkan risiko yang ada. Dalam investasi saham, risiko dapat dikelompokkan menjadi risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis adalah risiko yang berasal dari faktor-faktor ekonomi dan politik yang berdampak pada pasar saham. Pada artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang cara menghitung risiko sistematis saham.
Apa itu Risiko Sistematis?
Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi atau pembagian investasi secara merata. Risiko sistematis seringkali disebut juga dengan risiko pasar. Risiko ini berhubungan dengan kondisi ekonomi dan politik di suatu negara atau bahkan di seluruh dunia. Contohnya, situasi pasar global yang tidak stabil ataupun ancaman konflik politik antarnegara. Risiko sistematis ini berdampak pada seluruh saham di pasar.
Bagaimana Cara Menghitung Risiko Sistematis Saham?
Untuk menghitung risiko sistematis saham, kamu dapat menggunakan beta. Beta adalah ukuran tingkat sensitivitas saham terhadap perubahan pada pasar secara keseluruhan. Jika sebuah saham memiliki beta sebesar 1, maka saham tersebut memiliki risiko pasar yang sama dengan pasar secara keseluruhan. Jika sebuah saham memiliki beta di atas 1, maka saham tersebut memiliki tingkat risiko pasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan. Sebaliknya, jika sebuah saham memiliki beta di bawah 1, maka saham tersebut memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan.
Kamu dapat menghitung beta dengan menggunakan rumus berikut:
Harga Saham | Harga Pasar | |
---|---|---|
Rata-rata | x̄ | ȳ |
Varians | σx2 | σy2 |
Kovarians | σxy |
Dengan rumus tersebut, kamu dapat menghitung beta sebuah saham dengan membandingkan perubahan harga saham dengan perubahan harga pasar selama periode waktu tertentu. Semakin tinggi beta sebuah saham, semakin besar risiko sistematisnya.
FAQ tentang Risiko Sistematis Saham
1. Apa bedanya antara risiko sistematis dan risiko tidak sistematis?
Risiko sistematis adalah risiko yang berasal dari faktor-faktor ekonomi dan politik yang berdampak pada pasar saham. Sementara itu, risiko tidak sistematis adalah risiko yang berasal dari faktor-faktor spesifik pada saham tertentu, seperti kebijakan internal perusahaan atau perkembangan industri tertentu.
2. Apa yang harus dilakukan jika ada risiko sistematis yang tinggi?
Jika terdapat risiko sistematis yang tinggi, sebaiknya kamu melakukan diversifikasi investasi. Diversifikasi dilakukan dengan membeli saham-saham dari berbagai sektor dan industri yang berbeda-beda. Dengan cara ini, kamu dapat mengurangi risiko sistematis yang terkait dengan satu saham atau satu sektor tertentu.
3. Apa itu beta?
Beta adalah ukuran tingkat sensitivitas saham terhadap perubahan pada pasar secara keseluruhan. Jika sebuah saham memiliki beta sebesar 1, maka saham tersebut memiliki risiko pasar yang sama dengan pasar secara keseluruhan. Jika sebuah saham memiliki beta di atas 1, maka saham tersebut memiliki tingkat risiko pasar yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan. Sebaliknya, jika sebuah saham memiliki beta di bawah 1, maka saham tersebut memiliki tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan pasar secara keseluruhan.
4. Apakah terdapat saham yang tidak memiliki risiko sistematis?
Tidak ada saham yang benar-benar terbebas dari risiko sistematis. Semua saham akan terkena dampak dari kondisi pasar secara umum.
Kesimpulan
Setiap investor saham perlu memperhitungkan risiko dalam investasinya. Risiko dapat dikelompokkan menjadi risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis berasal dari faktor-faktor ekonomi dan politik yang berdampak pada pasar saham. Untuk menghitung risiko sistematis saham, kamu dapat menggunakan beta. Semakin tinggi beta sebuah saham, semakin besar risiko sistematisnya. Jangan lupa untuk melakukan diversifikasi investasi untuk mengurangi risiko sistematis. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.