Cara Menghitung Return yang Diharapkan
Cara Menghitung Return yang Diharapkan

Cara Menghitung Return yang Diharapkan

Halo Sobat TeknoBgt! Apakah kalian sering berinvestasi? Atau baru ingin mencoba? Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam berinvestasi adalah menghitung return yang diharapkan. Return yang diharapkan merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan apakah investasi tersebut menguntungkan atau tidak. Banyak orang yang merasa kesulitan dalam menghitung return yang diharapkan. Nah, pada artikel kali ini, kami akan membahas cara menghitung return yang diharapkan dengan mudah dan praktis. Yuk, simak!

Apa itu Return yang Diharapkan?

Sebelum membahas cara menghitung return yang diharapkan, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu return yang diharapkan. Return yang diharapkan merupakan nilai perkiraan mengenai keuntungan atau kerugian yang akan didapatkan dari suatu investasi dalam jangka waktu tertentu. Dalam investasi, tidak ada yang namanya keuntungan pasti. Oleh karena itu, return yang diharapkan ini sangat penting untuk diperhitungkan sebelum melakukan investasi.

Bagaimana Cara Menghitung Return yang Diharapkan?

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghitung return yang diharapkan, antara lain:

No.Cara Menghitung Return yang Diharapkan
1.Menggunakan Rumus Sederhana
2.Menggunakan Rumus Tingkat Imbal Hasil (TIR)
3.Menggunakan Rumus Internal Rate of Return (IRR)

Menggunakan Rumus Sederhana

Cara pertama yang dapat dilakukan untuk menghitung return yang diharapkan adalah dengan menggunakan rumus sederhana. Berikut rumus yang dapat digunakan:

Return yang Diharapkan = (Total Keuntungan Investasi / Total Biaya Investasi) x 100%

Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat contoh kasus berikut ini:

Anda ingin berinvestasi pada saham A sebesar Rp 5.000.000,-. Setelah 1 tahun, nilai saham tersebut naik menjadi Rp 6.500.000,-. Berapa return yang diharapkan dari investasi tersebut?

Jawaban:

Total Keuntungan Investasi = Rp 6.500.000,- – Rp 5.000.000,- = Rp 1.500.000,-

Total Biaya Investasi = Rp 5.000.000,-

Maka,

Return yang Diharapkan = (Rp 1.500.000,- / Rp 5.000.000,-) x 100% = 30%

FAQ

Q: Apakah return yang diharapkan selalu pasti terjadi?

A: Tidak. Return yang diharapkan hanya bersifat perkiraan saja, dan tidak menjamin keuntungan pasti dari investasi tersebut.

Q: Apakah semakin besar return yang diharapkan maka semakin menguntungkan investasi tersebut?

A: Tidak selalu. Return yang diharapkan harus dipertimbangkan bersama dengan risiko investasi yang akan diambil.

Q: Apakah rumus sederhana dapat digunakan untuk semua jenis investasi?

A: Ya, rumus sederhana dapat digunakan untuk menghitung return yang diharapkan dari semua jenis investasi.

Menggunakan Rumus Tingkat Imbal Hasil (TIR)

Cara kedua yang dapat dilakukan untuk menghitung return yang diharapkan adalah dengan menggunakan rumus Tingkat Imbal Hasil (TIR). Berikut rumus yang dapat digunakan:

TIR = C0 + C1 / (1 + r) + C2 / (1 + r)2 + … + Cn / (1 + r)n

Keterangan:

  • C0 = Nilai investasi awal
  • C1, C2, … , Cn = Arus Kas
  • n = Jumlah periode
  • r = Tingkat Imbal Hasil

Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat contoh kasus berikut ini:

Anda ingin berinvestasi pada obligasi sebesar Rp 10.000.000,- dengan bunga tetap sebesar 10% per tahun selama 5 tahun. Berapa return yang diharapkan dari investasi tersebut?

Jawaban:

TIR = C0 + C1 / (1 + r) + C2 / (1 + r)2 + … + Cn / (1 + r)n

TIR = -10.000.000 + 1.000.000 / (1 + r) + 1.000.000 / (1 + r)2 + … + 1.000.000 / (1 + r)5

Gunakan metode trial and error dengan melakukan perhitungan pada spreadsheet. Diperoleh nilai r sebesar 9,02%.

Maka,

Return yang Diharapkan = 9,02%

FAQ

Q: Apakah rumus TIR dapat digunakan untuk semua jenis investasi?

A: Ya, rumus TIR dapat digunakan untuk menghitung return yang diharapkan dari semua jenis investasi.

Q: Apakah penggunaan rumus TIR lebih akurat dibandingkan dengan rumus sederhana?

A: Ya, penggunaan rumus TIR lebih akurat karena dapat menghitung berdasarkan arus kas pada setiap periode.

Menggunakan Rumus Internal Rate of Return (IRR)

Cara ketiga yang dapat dilakukan untuk menghitung return yang diharapkan adalah dengan menggunakan rumus Internal Rate of Return (IRR). Berikut rumus yang dapat digunakan:

NPV = C0 + C1 / (1 + IRR) + C2 / (1 + IRR)2 + … + Cn / (1 + IRR)n = 0

Keterangan:

  • C0 = Nilai investasi awal
  • C1, C2, … , Cn = Arus Kas
  • n = Jumlah periode
  • IRR = Tingkat Internal Return

Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat contoh kasus berikut ini:

Anda ingin berinvestasi pada proyek pembangunan properti sebesar Rp 50.000.000,-. Proyek tersebut memiliki arus kas sebagai berikut:

Tahun KeArus Kas
0-50.000.000
118.000.000
225.000.000
320.000.000
410.000.000

Berapa return yang diharapkan dari investasi tersebut?

Jawaban:

Gunakan metode trial and error dengan melakukan perhitungan pada spreadsheet. Diperoleh nilai IRR sebesar 15,28%.

Maka,

Return yang Diharapkan = 15,28%

FAQ

Q: Apakah rumus IRR hanya dapat digunakan untuk investasi proyek?

A: Tidak. Rumus IRR dapat digunakan untuk menghitung return yang diharapkan dari berbagai jenis investasi.

Q: Apakah penggunaan rumus IRR lebih akurat dibandingkan dengan rumus TIR?

A: Tidak selalu. Kedua rumus tersebut sama-sama akurat, namun metode perhitungan yang digunakan berbeda.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa return yang diharapkan merupakan perkiraan mengenai keuntungan atau kerugian yang akan didapatkan dari suatu investasi dalam jangka waktu tertentu. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghitung return yang diharapkan, seperti dengan menggunakan rumus sederhana, rumus Tingkat Imbal Hasil (TIR), maupun rumus Internal Rate of Return (IRR). Penting untuk menghitung return yang diharapkan sebelum melakukan investasi agar dapat menentukan apakah investasi tersebut menguntungkan atau tidak.

Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.

Cara Menghitung Return yang Diharapkan

https://youtube.com/watch?v=uHMOjjNjcaQ