Halo Sobat TeknoBgt! Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah rate card dalam dunia periklanan. Namun, tahukah kamu bagaimana cara menghitung rate card dengan benar? Pada artikel ini, kita akan membahasnya secara lengkap dan mudah dipahami. Simak terus ya!
Apa itu Rate Card?
Sebelum kita membahas cara menghitung rate card, mari kita ketahui terlebih dahulu apa itu rate card. Rate card adalah dokumen yang berisi daftar harga penempatan iklan di media cetak atau media digital. Biasanya rate card digunakan oleh media massa seperti koran, majalah, televisi, radio, dan website untuk memberikan informasi harga kepada klien atau agensi periklanan.
Sebagai klien atau agensi periklanan, kamu bisa menggunakan rate card untuk menentukan budget iklan yang tepat dan mengatur strategi iklan yang efektif. Dalam rate card, biasanya terdapat harga untuk setiap jenis iklan, baik itu iklan banner di website, iklan full page di majalah, atau iklan 30 detik di televisi.
Bagaimana Cara Menghitung Rate Card?
Setiap media memiliki cara yang berbeda dalam menghitung rate card. Namun, pada umumnya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi harga iklan di rate card, seperti:
Faktor | Penjelasan |
---|---|
Jenis iklan | Harga iklan akan berbeda tergantung pada jenis iklan yang dipilih, seperti iklan banner atau iklan teks. |
Ukuran iklan | Ukuran iklan juga mempengaruhi harga iklan. Semakin besar ukuran iklan, semakin tinggi pula harganya. |
Lokasi | Harga iklan akan berbeda tergantung pada lokasi penempatan iklan, seperti halaman depan koran atau website. |
Lama pemuatan iklan | Jika kamu ingin memuat iklan selama beberapa hari atau beberapa minggu, maka harganya akan lebih murah dibandingkan dengan hanya memuat iklan dalam waktu singkat. |
Setelah mengetahui faktor-faktor di atas, kamu bisa mulai menghitung rate card dengan rumus sebagai berikut:
Harga Iklan = (Ukuran Iklan x Faktor U) + Faktor L + Faktor T
Dimana:
- Ukuran Iklan adalah ukuran iklan yang ingin kamu tempatkan, dihitung dalam satuan centimeter persegi (cm2).
- Faktor U adalah nilai rujukan untuk ukuran iklan tertentu. Misalnya, jika ukuran iklanmu adalah 10 x 5 cm, maka faktor U-nya adalah 50.
- Faktor L adalah faktor lokasi penempatan iklan.
- Faktor T adalah faktor lama pemuatan iklan.
Contoh Perhitungan Rate Card
Misalnya kamu ingin memasang iklan di koran dengan ukuran 10 x 5 cm selama 1 minggu dan ditempatkan di halaman depan, maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
- Ukuran Iklan = 10 x 5 = 50 cm2
- Faktor U = 50
- Faktor L = 1,5 (karena ditempatkan di halaman depan)
- Faktor T = 0,8 (karena pemuatan iklan selama 1 minggu)
Harga Iklan = (50 x 50) + (1,5 x 50) + (0,8 x 50) = 2500 + 75 + 40 = Rp 2615
Sehingga, kamu perlu membayar Rp 2615 untuk memasang iklan dengan ukuran 10 x 5 cm selama 1 minggu di halaman depan koran.
FAQ tentang Cara Menghitung Rate Card
1. Apakah rate card bisa dinegosiasikan?
Ya, kamu bisa melakukan negosiasi dengan media massa untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Namun, tergantung pada kebijakan masing-masing media, negosiasi mungkin tidak selalu bisa dilakukan.
2. Apakah ada perbedaan harga antara iklan di media cetak dan media digital?
Ya, harga iklan di media digital biasanya lebih murah daripada di media cetak, terutama untuk iklan yang ditampilkan di website. Namun, tergantung pada kebijakan masing-masing media, ada beberapa media digital yang tetap menetapkan harga yang tinggi.
3. Apakah kamu bisa memasang iklan dengan ukuran yang tidak tercantum di rate card?
Ya, kamu bisa memasang iklan dengan ukuran yang tidak tercantum di rate card. Namun, biasanya kamu perlu melakukan negosiasi harga terlebih dahulu dengan media massa.
Kesimpulan
Sekarang kamu sudah tahu bagaimana cara menghitung rate card dengan benar. Dengan memahami cara menghitung rate card, kamu bisa menentukan budget iklan dengan tepat dan mengatur strategi iklan yang efektif. Jangan lupa untuk selalu membandingkan harga di beberapa media sebelum memutuskan untuk memasang iklan. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!