Hello Sobat TeknoBgt! Apakah kalian sedang mencari informasi tentang cara menghitung rasio profitabilitas laporan keuangan? Nah, kalian berada di artikel yang tepat. Di sini, kami akan membahas mengenai pengertian rasio profitabilitas, jenis-jenis rasio profitabilitas, serta cara menghitungnya.
Pengertian Rasio Profitabilitas
Sebelum masuk lebih dalam, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu rasio profitabilitas. Secara umum, rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari penjualan atau kegiatan operasionalnya.
Rasio profitabilitas ini sangat penting bagi para investor atau calon investor karena dapat memberikan gambaran tentang kinerja keuangan suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio profitabilitas, maka semakin baik pula kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Berikut adalah jenis-jenis rasio profitabilitas yang sering digunakan:
Jenis Rasio | Rumus | Keterangan |
---|---|---|
Rasio Laba Kotor | Laba Kotor / Penjualan * 100% | Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari penjualan sebelum dikurangi dengan biaya-biaya variabel lainnya. |
Rasio Laba Bersih | Laba Bersih / Penjualan * 100% | Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan setelah dikurangi dengan biaya-biaya variabel dan tetap. |
Rasio Margin Laba Kotor | Laba Kotor / Penjualan * 100% | Menunjukkan persentase dari setiap penjualan yang dihasilkan sebagai laba kotor. |
Rasio Margin Laba Bersih | Laba Bersih / Penjualan * 100% | Menunjukkan persentase dari setiap penjualan yang dihasilkan sebagai laba bersih. |
Rasio Return on Investment (ROI) | Laba Bersih / Total Asset * 100% | Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari total investasi yang dilakukan. |
Cara Menghitung Rasio Profitabilitas
1. Rasio Laba Kotor
Rasio laba kotor dapat dihitung dengan rumus:
Laba Kotor / Penjualan * 100%
Contohnya, suatu perusahaan memiliki laba kotor sebesar Rp 2.000.000 dan penjualan sebesar Rp 10.000.000. Maka, rasio laba kotor perusahaan tersebut adalah:
2.000.000 / 10.000.000 * 100% = 20%
Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba sebesar 20% dari penjualan sebelum dikurangi dengan biaya-biaya variabel lainnya.
2. Rasio Laba Bersih
Rasio laba bersih dapat dihitung dengan rumus:
Laba Bersih / Penjualan * 100%
Contohnya, suatu perusahaan memiliki laba bersih sebesar Rp 1.500.000 dan penjualan sebesar Rp 10.000.000. Maka, rasio laba bersih perusahaan tersebut adalah:
1.500.000 / 10.000.000 * 100% = 15%
Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba bersih sebesar 15% dari penjualan setelah dikurangi dengan biaya-biaya variabel dan tetap.
3. Rasio Margin Laba Kotor
Rasio margin laba kotor dapat dihitung dengan rumus yang sama dengan rasio laba kotor:
Laba Kotor / Penjualan * 100%
Contohnya, suatu perusahaan memiliki laba kotor sebesar Rp 3.000.000 dan penjualan sebesar Rp 10.000.000. Maka, rasio margin laba kotor perusahaan tersebut adalah:
3.000.000 / 10.000.000 * 100% = 30%
Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba kotor sebesar 30% dari setiap penjualan yang dilakukan.
4. Rasio Margin Laba Bersih
Rasio margin laba bersih dapat dihitung dengan rumus yang sama dengan rasio laba bersih:
Laba Bersih / Penjualan * 100%
Contohnya, suatu perusahaan memiliki laba bersih sebesar Rp 2.000.000 dan penjualan sebesar Rp 10.000.000. Maka, rasio margin laba bersih perusahaan tersebut adalah:
2.000.000 / 10.000.000 * 100% = 20%
Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan laba bersih sebesar 20% dari setiap penjualan yang dilakukan.
5. Rasio Return on Investment (ROI)
Rasio ROI dapat dihitung dengan rumus:
Laba Bersih / Total Asset * 100%
Contohnya, suatu perusahaan memiliki laba bersih sebesar Rp 1.500.000 dan total asset sebesar Rp 10.000.000. Maka, rasio ROI perusahaan tersebut adalah:
1.500.000 / 10.000.000 * 100% = 15%
Dari hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu menghasilkan keuntungan sebesar 15% dari total investasi yang dilakukan.
FAQ
1. Apakah rasio profitabilitas penting bagi investor?
Ya, rasio profitabilitas sangat penting bagi investor atau calon investor karena dapat memberikan gambaran tentang kinerja keuangan suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio profitabilitas, maka semakin baik pula kinerja keuangan perusahaan tersebut.
2. Apa yang dimaksud dengan rasio ROI?
Rasio ROI adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari total investasi yang dilakukan.
3. Bagaimana cara menghitung rasio laba kotor?
Rasio laba kotor dapat dihitung dengan rumus:
Laba Kotor / Penjualan * 100%
Penutup
Nah, Sobat TeknoBgt, itu tadi pembahasan mengenai cara menghitung rasio profitabilitas laporan keuangan. Dengan mengetahui rasio profitabilitas, kita dapat melihat kinerja keuangan suatu perusahaan dengan lebih baik. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.