TEKNOBGT
Cara Menghitung Price Earning Ratio dari Laporan Keuangan
Cara Menghitung Price Earning Ratio dari Laporan Keuangan

Cara Menghitung Price Earning Ratio dari Laporan Keuangan

Selamat datang Sobat TeknoBgt, kali ini kita akan membahas mengenai cara menghitung price earning ratio (PER) dari laporan keuangan. PER merupakan salah satu rasio keuangan yang sangat penting dalam analisis fundamental saham. Dengan memahami PER, kita dapat mengetahui harga saham yang wajar dan apakah saham tersebut sedang undervalued atau overvalued.

Pengertian Price Earning Ratio

Price Earning Ratio atau PER merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur harga saham perusahaan dibandingkan dengan laba per lembar saham (earnings per share atau EPS). PER dapat memberikan gambaran apakah saham tersebut terlalu mahal atau murah. Semakin tinggi PER, semakin mahal pula harga sahamnya.

PER juga dapat digunakan sebagai alat untuk membandingkan harga saham antar perusahaan dalam industri yang sama. Hal ini karena perusahaan dalam industri yang sama memiliki karakteristik yang serupa seperti potensi pertumbuhan dan risiko.

Cara Menghitung Price Earning Ratio

Untuk menghitung PER, kita perlu mengetahui harga saham (price) dan laba per lembar saham (EPS). Berikut rumus PER:

Perhitungan Price Earning Ratio
Price Earning Ratio = Harga Saham / EPS

Contoh: Harga saham perusahaan A saat ini adalah Rp10.000, sementara EPS-nya adalah Rp500. Maka PER perusahaan A adalah:

Harga SahamEPSPER
Rp10.000Rp50020

Dalam contoh di atas, PER perusahaan A adalah 20. Artinya, kita harus membayar 20 kali dari laba per lembar saham untuk membeli saham perusahaan A.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio

Kondisi Pasar

Kondisi pasar dapat mempengaruhi PER. Saat pasar bearish, PER cenderung turun karena harga saham menurun sedangkan EPS tetap atau turun. Sebaliknya, saat pasar bullish, PER cenderung naik karena harga saham meningkat sedangkan EPS tetap atau naik.

Karakteristik Industri

Karakteristik industri juga dapat mempengaruhi PER. Industri yang memiliki potensi pertumbuhan besar cenderung memiliki PER yang tinggi. Sebaliknya, industri yang memiliki risiko tinggi cenderung memiliki PER yang rendah.

Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan juga menjadi faktor yang penting dalam menentukan PER. Jika perusahaan memiliki kinerja yang baik dan laba meningkat, maka PER-nya cenderung naik. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki kinerja yang buruk dan laba menurun, maka PER-nya cenderung turun.

FAQ tentang Price Earning Ratio

1. Apa bedanya PER dengan P/BV?

PER dan P/BV (price to book value) merupakan dua rasio keuangan yang digunakan untuk menilai harga saham. PER mengukur harga saham dibandingkan dengan EPS, sedangkan P/BV mengukur harga saham dibandingkan dengan nilai buku per lembar saham. PER lebih sering digunakan untuk menilai saham perusahaan yang sudah mulai menghasilkan laba, sedangkan P/BV lebih sering digunakan untuk menilai saham perusahaan yang masih dalam tahap pertumbuhan dan belum menghasilkan laba.

2. Apakah semakin tinggi PER berarti saham tersebut selalu overvalued?

Tidak selalu. Saat PER tinggi, artinya harga saham relatif mahal dibandingkan dengan laba per lembar saham. Namun, hal ini tidak selalu berarti saham tersebut overvalued. PER yang tinggi dapat dipertahankan jika perusahaan memiliki potensi pertumbuhan/labanya terus meningkat atau jika sektor industri sedang booming. Namun, jika PER terlalu tinggi tanpa alasan yang jelas, maka saham tersebut kemungkinan overvalued dan perlu diwaspadai.

3. Bagaimana jika PER-nya rendah, apakah saham tersebut selalu undervalued?

Tidak selalu. Saat PER rendah, artinya harga saham relatif murah dibandingkan dengan laba per lembar saham. Namun, hal ini tidak selalu berarti saham tersebut undervalued. PER yang rendah dapat terjadi jika perusahaan mengalami masalah atau kinerjanya buruk atau jika sektor industri sedang lesu. Namun, jika PER rendah tapi perusahaan memiliki potensi pertumbuhan atau sektor industrinya sedang booming, maka saham tersebut kemungkinan undervalued dan layak dibeli.

Kesimpulan

Dalam analisis fundamental saham, PER merupakan salah satu rasio keuangan yang penting untuk dipahami. Dengan memahami PER, kita dapat mengetahui harga saham yang wajar dan apakah saham tersebut sedang undervalued atau overvalued. PER dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kondisi pasar, karakteristik industri, dan kinerja perusahaan. Namun, PER juga memiliki kelemahan yaitu tidak memperhitungkan potensi pertumbuhan perusahaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis yang lebih komprehensif sebelum mengambil keputusan investasi.

Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya

Cara Menghitung Price Earning Ratio dari Laporan Keuangan