Halo Sobat TeknoBgt! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas cara menghitung pretest dan posttest. Pretest dan posttest merupakan dua jenis ujian yang dilakukan dalam riset untuk mengukur perbedaan pada variabel yang diamati. Pretest dilakukan sebelum perlakuan atau intervensi diberikan dan posttest dilakukan setelah perlakuan atau intervensi diberikan. Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Pengertian Pretest dan Posttest
Pretest adalah pengukuran variabel yang dilakukan sebelum perlakuan atau intervensi diberikan. Pretest digunakan untuk mengetahui kondisi awal dari peserta sebelum diberikan perlakuan atau intervensi. Sedangkan, posttest adalah pengukuran variabel yang dilakukan setelah perlakuan atau intervensi diberikan. Posttest digunakan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada peserta setelah diberikan perlakuan atau intervensi.
Contoh sederhana dari pretest dan posttest adalah ketika kita ingin mengetahui efektivitas suatu obat dalam mengurangi rasa sakit. Sebelum obat diberikan, dokter akan melakukan pretest untuk mengetahui tingkat rasa sakit pasien. Setelah obat diberikan, dokter akan melakukan posttest untuk mengetahui apakah obat tersebut efektif dalam mengurangi rasa sakit pada pasien.
Tujuan dari Pretest dan Posttest
Tujuan dari pretest dan posttest adalah untuk melakukan pengukuran perubahan pada variabel yang diamati. Dengan melakukan pretest, kita dapat mengetahui kondisi awal peserta sebelum diberikan perlakuan atau intervensi. Dengan melakukan posttest, kita dapat mengetahui perubahan yang terjadi pada peserta setelah diberikan perlakuan atau intervensi. Dengan demikian, kita dapat menilai efektivitas dari perlakuan atau intervensi yang diberikan.
Langkah-langkah dalam Menghitung Pretest dan Posttest
Berikut adalah langkah-langkah dalam menghitung pretest dan posttest:
- Mulailah dengan mengumpulkan data pretest dan posttest dari setiap peserta.
- Lakukan pengolahan data dengan cara menghitung nilai rata-rata, standar deviasi, dan koefisien korelasi antara pretest dan posttest.
- Gunakan rumus (posttest-pretest)/(standar deviasi pretest) untuk menghitung nilai Cohen’s d.
- Interpretasikan nilai d untuk menentukan efektivitas dari perlakuan atau intervensi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pretest dan Posttest
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil pretest dan posttest:
- Karakteristik peserta: karakteristik peserta seperti usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan latar belakang sosial dapat mempengaruhi hasil pretest dan posttest.
- Waktu: waktu yang diperlukan antara pretest dan posttest dapat mempengaruhi hasil pretest dan posttest.
- Konteks: faktor situasional seperti tempat dan suasana saat pretest dan posttest dilakukan juga dapat mempengaruhi hasil pretest dan posttest.
FAQ: Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Pretest dan Posttest
No. | Pertanyaan | Jawaban |
---|---|---|
1 | Apa bedanya pretest dan posttest? | Pretest dilakukan sebelum perlakuan atau intervensi diberikan, sedangkan posttest dilakukan setelah perlakuan atau intervensi diberikan. |
2 | Apa tujuan dari pretest dan posttest? | Tujuan dari pretest dan posttest adalah untuk melakukan pengukuran perubahan pada variabel yang diamati dan menilai efektivitas dari perlakuan atau intervensi yang diberikan. |
3 | Bagaimana cara menghitung pretest dan posttest? | Langkah-langkah dalam menghitung pretest dan posttest adalah mengumpulkan data pretest dan posttest, melakukan pengolahan data, menghitung nilai Cohen’s d, dan menentukan efektivitas dari perlakuan atau intervensi. |
4 | Apa yang mempengaruhi hasil pretest dan posttest? | Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil pretest dan posttest adalah karakteristik peserta, waktu, dan konteks. |
Kesimpulan
Pretest dan posttest merupakan dua jenis ujian yang dilakukan dalam riset untuk mengukur perbedaan pada variabel yang diamati. Pretest dilakukan sebelum perlakuan atau intervensi diberikan dan posttest dilakukan setelah perlakuan atau intervensi diberikan. Tujuan dari pretest dan posttest adalah untuk melakukan pengukuran perubahan pada variabel yang diamati dan menilai efektivitas dari perlakuan atau intervensi yang diberikan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil pretest dan posttest seperti karakteristik peserta, waktu, dan konteks. Dengan memahami cara menghitung pretest dan posttest, kita dapat mengevaluasi efektivitas dari perlakuan atau intervensi yang diberikan.