Halo Sobat TeknoBgt! Bagi perusahaan yang mendapatkan fasilitas PPh Badan, perlu adanya perhitungan yang teliti dalam menentukan jumlah pajak yang harus dibayarkan. Dalam artikel kali ini, kami akan membahas cara menghitung PPh Badan yang mendapatkan fasilitas secara lengkap dan detail. Simak yuk!
Apa itu PPh Badan?
Sebelum membahas mengenai cara menghitung PPh Badan yang mendapatkan fasilitas, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu PPh Badan. PPh Badan atau Pajak Penghasilan Badan adalah pajak yang dikenakan pada badan usaha atau perusahaan atas penghasilan yang diperolehnya.
PPh Badan dibagi menjadi dua jenis, yaitu PPh Badan yang bersifat final dan PPh Badan yang tidak bersifat final. PPh Badan yang bersifat final adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan yang tidak dapat dikurangkan lagi dengan biaya-biaya atau pengurangan-pengurangan lainnya. Sedangkan PPh Badan yang tidak bersifat final adalah pajak yang dikenakan pada penghasilan yang masih dapat dikurangkan dengan biaya-biaya atau pengurangan-pengurangan lainnya.
Apa itu Fasilitas PPh Badan?
Fasilitas PPh Badan adalah pengurangan besaran PPh Badan yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Fasilitas PPh Badan diberikan oleh pemerintah sebagai bentuk insentif untuk meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi. Beberapa jenis fasilitas PPh Badan antara lain:
- Investasi pada wilayah tertentu
- Investasi pada sektor tertentu
- Penggunaan barang dan jasa dalam negeri
- Penggunaan energi terbarukan
Bagaimana Cara Menghitung PPh Badan yang Mendapatkan Fasilitas?
Jika perusahaan atau badan usaha mendapatkan fasilitas PPh Badan, maka perhitungan jumlah pajak yang harus dibayarkan akan berbeda dengan PPh Badan pada umumnya. Berikut adalah cara menghitung PPh Badan yang mendapatkan fasilitas:
1. Tentukan Nilai Penghasilan Bruto
Nilai penghasilan bruto adalah penghasilan setelah dikurangi biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau jasa. Penentuan nilai penghasilan bruto harus dilakukan secara akurat dan terperinci. Nilai penghasilan bruto juga harus tercatat dalam laporan keuangan perusahaan.
Contoh:
Uraian | Nominal (Rp) |
---|---|
Pendapatan dari Penjualan | 10.000.000 |
Harga Pokok Penjualan | 5.000.000 |
Biaya Penjualan Lainnya | 1.000.000 |
Nilai Penghasilan Bruto | 4.000.000 |
2. Hitung Pengurang yang Dapat Digunakan
Setelah menentukan nilai penghasilan bruto, langkah selanjutnya adalah menghitung pengurang yang dapat digunakan. Pengurang yang dapat digunakan adalah biaya-biaya yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa. Beberapa jenis pengurang yang dapat digunakan antara lain:
- Biaya bahan baku
- Biaya tenaga kerja
- Biaya overhead pabrik
- Biaya administrasi dan umum
- Biaya penjualan dan distribusi
Contoh:
Uraian | Nominal (Rp) |
---|---|
Biaya Bahan Baku | 2.000.000 |
Biaya Tenaga Kerja | 1.000.000 |
Biaya Overhead Pabrik | 500.000 |
Biaya Administrasi dan Umum | 500.000 |
Biaya Penjualan dan Distribusi | 250.000 |
Total Pengurang | 4.250.000 |
3. Hitung Penghasilan Neto
Penghasilan neto adalah penghasilan bruto dikurangi pengurang yang dapat digunakan. Penghasilan neto akan menjadi dasar perhitungan PPh Badan yang harus dibayarkan. Contoh:
Uraian | Nominal (Rp) |
---|---|
Nilai Penghasilan Bruto | 10.000.000 |
Total Pengurang | 4.250.000 |
Penghasilan Neto | 5.750.000 |
4. Hitung Fasilitas yang Dapat Digunakan
Setelah menentukan penghasilan neto, langkah selanjutnya adalah menghitung fasilitas yang dapat digunakan. Fasilitas yang dapat digunakan berbeda-beda tergantung pada jenis fasilitas yang diberikan.
Contoh:
Jenis Fasilitas | Besaran Fasilitas |
---|---|
Investasi pada Wilayah Tertentu | 30% |
Investasi pada Sektor Tertentu | 25% |
Penggunaan Barang dan Jasa dalam Negeri | 20% |
Penggunaan Energi Terbarukan | 10% |
Dalam contoh di atas, perusahaan mendapatkan fasilitas karena melakukan investasi pada wilayah tertentu. Besaran fasilitas yang diberikan sebesar 30%. Jika penghasilan neto adalah sebesar Rp 5.750.000, maka fasilitas yang dapat digunakan adalah:
Uraian | Nominal (Rp) |
---|---|
Penghasilan Neto | 5.750.000 |
Besaran Fasilitas (30%) | 1.725.000 |
Penghasilan Kena Pajak Setelah Fasilitas | 4.025.000 |
5. Hitung Jumlah PPh Badan yang Harus Dibayarkan
Setelah menentukan penghasilan kena pajak setelah fasilitas, langkah terakhir adalah menghitung jumlah PPh Badan yang harus dibayarkan. Tarif PPh Badan adalah 25% dari penghasilan kena pajak.
Contoh:
Uraian | Nominal (Rp) |
---|---|
Penghasilan Kena Pajak Setelah Fasilitas | 4.025.000 |
Tarif PPh Badan | 25% |
Jumlah PPh Badan yang Harus Dibayarkan | 1.006.250 |
FAQ
1. Apa saja jenis fasilitas PPh Badan?
Jenis fasilitas PPh Badan antara lain investasi pada wilayah tertentu, investasi pada sektor tertentu, penggunaan barang dan jasa dalam negeri, dan penggunaan energi terbarukan.
2. Bagaimana cara menghitung nilai penghasilan bruto?
Nilai penghasilan bruto adalah penghasilan setelah dikurangi biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau jasa. Penentuan nilai penghasilan bruto harus dilakukan secara akurat dan terperinci.
3. Apa yang dimaksud dengan penghasilan neto?
Penghasilan neto adalah penghasilan bruto dikurangi pengurang yang dapat digunakan. Penghasilan neto akan menjadi dasar perhitungan PPh Badan yang harus dibayarkan.