Hello Sobat TeknoBgt! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang cara menghitung penyusutan menggunakan metode garis lurus. Metode ini adalah salah satu metode yang paling umum digunakan dalam perhitungan penyusutan aset tetap. Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah cara menghitung penyusutan menggunakan metode garis lurus beserta contoh perhitungannya. Yuk simak!
Pengertian Metode Garis Lurus
Sebelum kita membahas langkah-langkah cara menghitung penyusutan menggunakan metode garis lurus, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu metode garis lurus. Metode garis lurus adalah metode perhitungan penyusutan aset tetap yang dilakukan dengan cara membagi nilai aset tetap dengan masa manfaatnya. Dalam metode ini, penyusutan yang dihitung setiap tahunnya adalah sama.
Contohnya, jika sebuah aset tetap memiliki nilai sebesar Rp 100.000 dan masa manfaat selama 5 tahun, maka penyusutan yang dihitung setiap tahunnya adalah sebesar Rp 20.000. Nilai ini didapatkan dengan cara membagi nilai aset tetap dengan masa manfaatnya, yaitu Rp 100.000 ÷ 5 = Rp 20.000. Setiap tahunnya, nilai aset tetap akan berkurang sebesar Rp 20.000.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusutan
Dalam perhitungan penyusutan menggunakan metode garis lurus, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai penyusutan, yaitu:
- Nilai aset tetap
- Masa manfaat aset tetap
- Nilai residu aset tetap
Nilai residu aset tetap merupakan nilai aset tetap setelah masa manfaatnya berakhir. Nilai residu ini juga dapat mempengaruhi besarnya penyusutan pada setiap tahunnya.
Langkah-langkah Menghitung Penyusutan Menggunakan Metode Garis Lurus
Berikut adalah langkah-langkah cara menghitung penyusutan menggunakan metode garis lurus:
- Tentukan nilai aset tetap
- Tentukan masa manfaat aset tetap
- Tentukan nilai residu aset tetap (jika ada)
- Hitung nilai penyusutan per tahun
- Hitung nilai penyusutan total
Contoh Perhitungan Penyusutan Menggunakan Metode Garis Lurus
Misalnya terdapat aset tetap berupa mesin seharga Rp 200.000 dengan masa manfaat selama 5 tahun dan nilai residu sebesar Rp 20.000. Berikut adalah contoh perhitungan penyusutan menggunakan metode garis lurus:
Tahun | Nilai Aset Tetap | Penyusutan Tahunan | Penyusutan Total |
---|---|---|---|
1 | Rp 200.000 | Rp 36.000 | Rp 36.000 |
2 | Rp 200.000 | Rp 36.000 | Rp 72.000 |
3 | Rp 200.000 | Rp 36.000 | Rp 108.000 |
4 | Rp 200.000 | Rp 36.000 | Rp 144.000 |
5 | Rp 200.000 | Rp 36.000 | Rp 180.000 |
Pada tahun ke-1, nilai penyusutan adalah sebesar Rp 36.000, yaitu (Rp 200.000 – Rp 20.000) ÷ 5 = Rp 36.000. Setiap tahunnya, nilai penyusutan akan tetap sebesar Rp 36.000. Pada tahun ke-5, nilai aset tetap adalah sebesar Rp 20.000, yaitu (Rp 200.000 – (Rp 36.000 x 4)) – Rp 20.000 = Rp 20.000.
FAQ
1. Apa itu metode garis lurus?
Metode garis lurus adalah metode perhitungan penyusutan aset tetap yang dilakukan dengan cara membagi nilai aset tetap dengan masa manfaatnya. Dalam metode ini, penyusutan yang dihitung setiap tahunnya adalah sama.
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi nilai penyusutan?
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai penyusutan adalah nilai aset tetap, masa manfaat aset tetap, dan nilai residu aset tetap.
3. Bagaimana cara menghitung penyusutan menggunakan metode garis lurus?
Langkah-langkah cara menghitung penyusutan menggunakan metode garis lurus adalah menentukan nilai aset tetap, menentukan masa manfaat aset tetap, menentukan nilai residu aset tetap (jika ada), menghitung nilai penyusutan per tahun, dan menghitung nilai penyusutan total.
Penutup
Demikianlah artikel tentang cara menghitung penyusutan menggunakan metode garis lurus. Dengan mengikuti langkah-langkah perhitungan tersebut, diharapkan dapat membantu Sobat TeknoBgt dalam menghitung penyusutan aset tetap dengan metode garis lurus. Jangan lupa untuk praktekkan dan coba dengan studi kasus yang berbeda. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!