Halo Sobat TeknoBgt!
Selamat datang kembali di artikel menarik kami. Kali ini, kami akan membahas tentang cara menghitung laba bersih dan laba kotor. Mungkin bagi sebagian orang, istilah-istilah ini masih terdengar asing dan membingungkan. Namun, jangan khawatir karena dalam artikel ini, kami akan membahas dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami.
Apa Itu Laba Kotor?
Sebelum membahas tentang cara menghitung laba kotor, pertama-tama kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu laba kotor. Laba kotor adalah selisih antara pendapatan dengan harga pokok penjualan (HPP).
Pendapatan | HPP | Laba Kotor |
---|---|---|
Rp10.000.000,- | Rp8.000.000,- | Rp2.000.000,- |
Dalam tabel di atas, pendapatan sebesar Rp10.000.000,- dan HPP sebesar Rp8.000.000,-. Maka, laba kotor yang diperoleh adalah Rp2.000.000,-.
Cara Menghitung Laba Kotor
Untuk menghitung laba kotor, ada beberapa langkah yang perlu kamu lakukan, yaitu:
- Hitung total pendapatan yang diperoleh
- Hitung total HPP
- Kurangkan total HPP dari total pendapatan
Berikut adalah contoh perhitungan laba kotor:
Pendapatan | HPP |
---|---|
Rp10.000.000,- | Rp8.000.000,- |
Rp8.000.000,- | Rp6.000.000,- |
Rp12.000.000,- | Rp9.000.000,- |
Total pendapatan yang diperoleh adalah Rp30.000.000,-, sedangkan total HPP adalah Rp23.000.000,-. Maka, laba kotor yang diperoleh adalah:
Rp30.000.000,- – Rp23.000.000,- = Rp7.000.000,-
Apa Itu Laba Bersih?
Laba bersih adalah laba yang diperoleh setelah dikurangi dengan beban-beban usaha, pajak, dan keuntungan yang belum direalisasi. Dalam kata lain, laba bersih adalah laba yang benar-benar bisa dinikmati oleh perusahaan atau pemilik usaha.
Cara Menghitung Laba Bersih
Untuk menghitung laba bersih, ada beberapa langkah yang perlu kamu lakukan, yaitu:
- Hitung laba kotor terlebih dahulu
- Kurangkan laba kotor dengan beban-beban usaha, pajak, dan keuntungan yang belum direalisasi
Berikut adalah contoh perhitungan laba bersih:
Pendapatan | HPP | Beban-beban usaha | Pajak | Keuntungan yang belum direalisasi |
---|---|---|---|---|
Rp10.000.000,- | Rp8.000.000,- | Rp1.000.000,- | Rp500.000,- | – |
Total pendapatan yang diperoleh adalah Rp10.000.000,-, sedangkan HPP adalah Rp8.000.000,-. Maka, laba kotor yang diperoleh adalah:
Rp10.000.000,- – Rp8.000.000,- = Rp2.000.000,-
Selanjutnya, kurangkan laba kotor dengan beban-beban usaha, pajak, dan keuntungan yang belum direalisasi:
Rp2.000.000,- – Rp1.000.000,- – Rp500.000,- = Rp500.000,-
Jadi, laba bersih yang diperoleh adalah sebesar Rp500.000,-.
FAQ
1. Apa bedanya laba kotor dan laba bersih?
Laba kotor adalah selisih antara pendapatan dengan HPP, sedangkan laba bersih adalah laba yang diperoleh setelah dikurangi dengan beban-beban usaha, pajak, dan keuntungan yang belum direalisasi.
2. Mengapa kita perlu menghitung laba kotor dan laba bersih?
Menghitung laba kotor dan laba bersih penting dilakukan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan atau usaha. Dengan mengetahui laba kotor dan laba bersih, kita bisa mengetahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh serta bagaimana cara mengelola keuangan yang lebih baik.
3. Apa saja yang termasuk dalam beban-beban usaha?
Beban-beban usaha meliputi biaya-biaya yang diperlukan untuk menjalankan usaha, seperti biaya gaji karyawan, biaya sewa tempat usaha, biaya iklan, dan lain sebagainya.
4. Berapa persentase laba kotor yang dianggap baik?
Tidak ada persentase laba kotor yang dianggap baik, karena setiap usaha memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda. Namun, semakin besar laba kotor, biasanya semakin baik karena artinya usaha tersebut mampu menghasilkan keuntungan dari penjualan produk atau jasa yang ditawarkan.
5. Apa yang harus dilakukan jika laba bersih negatif?
Jika laba bersih negatif, biasanya ada dua hal yang dapat dilakukan, yaitu memperbaiki manajemen keuangan usaha atau menaikkan penjualan. Jika tetap tidak berhasil, mungkin perlu dipertimbangkan untuk menghentikan usaha tersebut.
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.