TEKNOBGT
Cara Menghitung Analisis Rasio Laporan Keuangan
Cara Menghitung Analisis Rasio Laporan Keuangan

Cara Menghitung Analisis Rasio Laporan Keuangan

Hello Sobat TeknoBgt! Apakah kamu pernah mendengar tentang analisis rasio laporan keuangan? Jika belum, maka artikel ini akan membahas tentang cara menghitung analisis rasio laporan keuangan dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami.

Pengertian Rasio Laporan Keuangan

Sebelum membahas tentang cara menghitung rasio laporan keuangan, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu rasio laporan keuangan. Rasio laporan keuangan adalah suatu metode yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan berdasarkan informasi yang terdapat pada laporan keuangan. Dengan melakukan analisis rasio laporan keuangan, kita dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara detil dan akurat.

Jenis-Jenis Rasio Laporan Keuangan

Ada berbagai macam jenis rasio laporan keuangan yang biasa digunakan oleh perusahaan. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

Jenis Rasio Laporan KeuanganDeskripsi
Rasio LikuiditasRasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Rasio ProfitabilitasRasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
Rasio SolvabilitasRasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang
Rasio AktivitasRasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetnya

Cara Menghitung Analisis Rasio Laporan Keuangan

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Ada dua jenis rasio likuiditas yang sering digunakan, yaitu rasio current ratio dan rasio quick ratio.

a. Current Ratio

Current ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dalam satu tahun dengan aset lancar yang dimilikinya.

Rumus dari current ratio adalah:

Current Ratio = Total Aset Lancar / Total Kewajiban Lancar

Contoh:

Perusahaan ABC memiliki total aset lancar sebesar Rp 10.000.000 dan total kewajiban lancar sebesar Rp 5.000.000. Maka, current ratio dari perusahaan ABC adalah:

Current Ratio = Rp 10.000.000 / Rp 5.000.000 = 2

Artinya, perusahaan ABC memiliki aset lancar yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

b. Quick Ratio

Quick ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dalam satu tahun dengan aset lancar yang dapat diuangkan dengan cepat.

Rumus dari quick ratio adalah:

Quick Ratio = (Aset Lancar – Persediaan) / Total Kewajiban Lancar

Contoh:

Perusahaan ABC memiliki total aset lancar sebesar Rp 10.000.000, persediaan sebesar Rp 2.000.000, dan total kewajiban lancar sebesar Rp 5.000.000. Maka, quick ratio dari perusahaan ABC adalah:

Quick Ratio = (Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000) / Rp 5.000.000 = 1,6

Artinya, perusahaan ABC masih memiliki aset lancar yang dapat diuangkan dengan cepat untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

2. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Ada beberapa jenis rasio profitabilitas yang sering digunakan, yaitu rasio gross profit margin, rasio net profit margin, dan rasio return on equity.

a. Gross Profit Margin

Gross profit margin adalah rasio yang mengukur persentase laba kotor perusahaan dari penjualan.

Rumus dari gross profit margin adalah:

Gross Profit Margin = (Pendapatan – Harga Pokok Penjualan) / Pendapatan x 100%

Contoh:

Perusahaan ABC memiliki pendapatan sebesar Rp 50.000.000 dan harga pokok penjualan sebesar Rp 20.000.000. Maka, gross profit margin dari perusahaan ABC adalah:

Gross Profit Margin = (Rp 50.000.000 – Rp 20.000.000) / Rp 50.000.000 x 100% = 60%

Artinya, perusahaan ABC memiliki laba kotor sebesar 60% dari penjualan.

b. Net Profit Margin

Net profit margin adalah rasio yang mengukur persentase laba bersih perusahaan dari penjualan.

Rumus dari net profit margin adalah:

Net Profit Margin = Laba Bersih / Pendapatan x 100%

Contoh:

Perusahaan ABC memiliki laba bersih sebesar Rp 15.000.000 dan pendapatan sebesar Rp 50.000.000. Maka, net profit margin dari perusahaan ABC adalah:

Net Profit Margin = Rp 15.000.000 / Rp 50.000.000 x 100% = 30%

Artinya, perusahaan ABC memiliki laba bersih sebesar 30% dari penjualan.

c. Return on Equity

Return on equity adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang diinvestasikan.

Rumus dari return on equity adalah:

Return on Equity = Laba Bersih / Modal Sendiri x 100%

Contoh:

Perusahaan ABC memiliki laba bersih sebesar Rp 15.000.000 dan modal sendiri sebesar Rp 50.000.000. Maka, return on equity dari perusahaan ABC adalah:

Return on Equity = Rp 15.000.000 / Rp 50.000.000 x 100% = 30%

Artinya, perusahaan ABC mampu menghasilkan laba bersih sebesar 30% dari modal sendiri yang diinvestasikan.

3. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Salah satu jenis rasio solvabilitas yang sering digunakan adalah rasio debt to equity.

a. Debt to Equity

Debt to equity adalah rasio yang mengukur perbandingan antara pinjaman jangka panjang dengan modal sendiri yang diinvestasikan.

Rumus dari debt to equity adalah:

Debt to Equity = Total Hutang Jangka Panjang / Modal Sendiri

Contoh:

Perusahaan ABC memiliki total hutang jangka panjang sebesar Rp 25.000.000 dan modal sendiri sebesar Rp 50.000.000. Maka, debt to equity dari perusahaan ABC adalah:

Debt to Equity = Rp 25.000.000 / Rp 50.000.000 = 0,5

Artinya, perusahaan ABC memiliki modal yang lebih besar dibandingkan dengan hutang jangka panjangnya.

4. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetnya. Ada beberapa jenis rasio aktivitas yang sering digunakan, yaitu rasio inventory turnover, rasio receivable turnover, dan rasio total asset turnover.

a. Inventory Turnover

Inventory turnover adalah rasio yang mengukur berapa kali persediaan perusahaan berputar dalam satu tahun.

Rumus dari inventory turnover adalah:

Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan / Persediaan

Contoh:

Perusahaan ABC memiliki harga pokok penjualan sebesar Rp 20.000.000 dan persediaan sebesar Rp 5.000.000. Maka, inventory turnover dari perusahaan ABC adalah:

Inventory Turnover = Rp 20.000.000 / Rp 5.000.000 = 4

Artinya, persediaan perusahaan ABC berputar sebanyak 4 kali dalam satu tahun.

b. Receivable Turnover

Receivable turnover adalah rasio yang mengukur berapa kali piutang perusahaan dapat dikumpulkan dalam satu tahun.

Rumus dari receivable turnover adalah:

Receivable Turnover = Pendapatan / Piutang

Contoh:

Perusahaan ABC memiliki pendapatan sebesar Rp 50.000.000 dan piutang sebesar Rp 10.000.000. Maka, receivable turnover dari perusahaan ABC adalah:

Receivable Turnover = Rp 50.000.000 / Rp 10.000.000 = 5

Artinya, piutang perusahaan ABC dapat dikumpulkan sebanyak 5 kali dalam satu tahun.

c. Total Asset Turnover

Total asset turnover adalah rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan total asetnya untuk menghasilkan pendapatan.

Rumus dari total asset turnover adalah:

Total Asset Turnover = Pendapatan / Total Aset

Contoh:

Perusahaan ABC memiliki pendapatan sebesar Rp 50.000.000 dan total aset sebesar Rp 100.000.000. Maka, total asset turnover dari perusahaan ABC adalah:

Total Asset Turnover = Rp 50.000.000 / Rp 100.000.000 = 0,5

Artinya, perusahaan ABC menggunakan total asetnya dengan efisien untuk menghasilkan pendapatan sebesar 0,5 kali dalam satu tahun.

FAQ

1. Mengapa analisis rasio laporan keuangan sangat penting untuk perusahaan?

Analisis r
asio laporan keuangan sangat penting untuk perusahaan karena dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan secara detil dan akurat. Dengan mengetahui rasio-rasio yang ada, perusahaan dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam kinerjanya sehingga dapat diambil langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.

2. Apa saja jenis-jenis rasio laporan keuangan yang sering digunakan?

Beberapa jenis rasio laporan keuangan yang sering digunakan adalah rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas.

3. Apa fungsi dari rasio likuiditas?

Rasio likuiditas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.

4. Apa fungsi dari rasio profitabilitas?

Rasio profitabilitas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

5. Apa fungsi dari rasio solvabilitas?

Rasio solvabilitas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang.

6. Apa fungsi dari rasio aktivitas?

Rasio aktivitas berfungsi untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetnya.

Kesimpulan

Demikianlah artikel tentang cara menghitung analisis rasio laporan keuangan. Dengan memahami cara menghitung rasio laporan keuangan, diharapkan kita dapat mengetahui performa keuangan perusahaan secara detil dan akurat. Namun, perlu diingat bahwa analisis rasio laporan keuangan bukanlah satu-satunya cara untuk mengevaluasi kinerja perusahaan. Oleh karena itu, pengambilan keputusan harus dilakukan dengan hati-hati dan didukung oleh informasi yang lengkap dan akurat.

Semoga Bermanfaat dan Sampai Jumpa di Artikel Menarik Lainnya

Cara Menghitung Analisis Rasio Laporan Keuangan