TEKNOBGT
Cara Menghitung Alpha: Sebuah Panduan Lengkap untuk Sobat TeknoBgt
Cara Menghitung Alpha: Sebuah Panduan Lengkap untuk Sobat TeknoBgt

Cara Menghitung Alpha: Sebuah Panduan Lengkap untuk Sobat TeknoBgt

Hello Sobat TeknoBgt, dalam dunia keuangan, istilah alpha sering digunakan untuk mengukur kinerja suatu portofolio investasi. Alpha merupakan indikator seberapa besar keuntungan yang diperoleh investor secara relatif dibandingkan dengan risiko yang diambil. Namun, menghitung alpha bukanlah hal yang mudah bagi sebagian orang. Oleh karena itu, dalam artikel ini kami akan membahas cara menghitung alpha dengan lengkap dan mudah dipahami. Yuk, simak!

Apa itu Alpha?

Sebelum membahas cara menghitung alpha, ada baiknya Sobat TeknoBgt memahami terlebih dahulu apa itu alpha. Alpha adalah sebuah ukuran yang digunakan untuk mengetahui keuntungan atau kerugian yang diperoleh investor secara relatif. Alpha memperhitungkan risiko yang diambil dan dibandingkan dengan benchmark atau tolok ukur kinerja investasi. Nilai alpha positif menunjukkan kinerja investasi yang lebih baik dibandingkan dengan benchmark, sedangkan alpha negatif menunjukkan performa yang lebih buruk.

Perbedaan Alpha dan Beta

Selain alpha, ada juga istilah beta yang sering digunakan dalam dunia investasi. Beta merupakan ukuran risiko sistematik atau risiko pasar yang dimiliki oleh suatu portofolio investasi. Jika alpha menghitung keuntungan relatif, maka beta mengukur risiko relatif. Beta sering dijadikan alat ukur korelasi antara portofolio investasi dan pasar.

Dalam menyusun portofolio investasi, investor dapat mempertimbangkan nilai alpha dan beta dari suatu sekuritas. Alpha dan beta juga sering digunakan untuk mengevaluasi manajer investasi dan strategi investasi yang digunakan.

Cara Menghitung Alpha

Ada beberapa metode untuk menghitung alpha, namun pada artikel ini kami akan membahas dua metode yaitu metode regresi dan metode treynor-black. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Metode Regresi

Metode regresi merupakan metode yang paling umum digunakan oleh investor untuk menghitung alpha. Metode ini membandingkan kinerja portofolio investasi dengan tolok ukur atau benchmark yang telah ditentukan. Berikut adalah langkah-langkahnya:

Langkah 1: Pilih Benchmark

Langkah pertama dalam menghitung alpha adalah memilih benchmark yang cocok untuk portofolio investasi Sobat TeknoBgt. Benchmark dapat berupa indeks saham seperti IHSG atau S&P500, atau jenis investasi lain seperti obligasi atau reksadana.

Langkah 2: Hitung Return Portofolio

Langkah kedua adalah menghitung return portofolio Sobat TeknoBgt. Return portofolio merupakan hasil dari investasi yang dilakukan dalam periode tertentu. Untuk menghitung return portofolio, Sobat TeknoBgt dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Return Portofolio=(Harga Akhir – Harga Awal + Dividen)/ Harga Awalx 100%

Contoh: Jika Sobat TeknoBgt membeli saham PT XYZ seharga Rp1 juta dan menjualnya setelah 1 bulan seharga Rp1,2 juta, dengan menerima dividen sebesar Rp10 ribu, maka return portofolio dapat dihitung sebagai berikut:

Return Portofolio=(Rp1,2 juta – Rp1 juta + Rp10 ribu)/ Rp1 jutax 100%
=20%

Langkah 3: Hitung Return Benchmark

Setelah mengetahui return portofolio, langkah selanjutnya adalah menghitung return benchmark. Return benchmark merupakan rata-rata return dari indeks atau jenis investasi yang dipilih sebagai benchmark. Sobat TeknoBgt dapat memperoleh informasi mengenai return benchmark pada situs-situs keuangan atau dari manajer investasi.

Langkah 4: Hitung Alpha

Setelah mengetahui return portofolio dan return benchmark, langkah terakhir adalah menghitung alpha. Alpha dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Alpha=Return Portofolio(Risk Free Rate + Beta x (Return Benchmark – Risk Free Rate))

Contoh: Jika Risk Free Rate saat ini adalah 4% dan beta portofolio adalah 1,2, maka alpha dapat dihitung sebagai berikut:

Alpha=20%(4% + 1,2 x (10% – 4%))
=2,8%

Metode Treynor-Black

Metode Treynor-Black merupakan metode yang memperhitungkan risiko sistematik (beta) dan risiko tidak sistematik (idiosyncratic risk) dari portofolio investasi.

Risiko tidak sistematik atau idiosyncratic risk adalah risiko yang berkaitan dengan perusahaan atau sekuritas tertentu dan tidak berkorelasi dengan pasar secara umum. Sedangkan risiko sistematik atau beta adalah risiko yang berkorelasi dengan pasar secara umum.

Berikut adalah langkah-langkah dalam menghitung alpha dengan metode Treynor-Black:

Langkah 1: Hitung Beta

Langkah pertama adalah menghitung beta portofolio menggunakan rumus berikut:

Beta Portofolio=Covariance (Return Portofolio, Return Pasar)/Variance (Return Pasar)

Dalam rumus di atas, covariance adalah ukuran korelasi antara return portofolio dan return pasar, sedangkan variance adalah ukuran risiko pasar. Return pasar dapat diambil dari tolok ukur atau benchmark yang telah dipilih.

Langkah 2: Hitung Risk Premium

Langkah kedua adalah menghitung risk premium, yaitu selisih antara return pasar dan risk free rate. Risk free rate adalah tingkat pengembalian yang dapat dihasilkan dari investasi tanpa risiko seperti obligasi pemerintah.

Langkah 3: Hitung Alpha

Setelah mengetahui beta portofolio dan risk premium, langkah terakhir adalah menghitung alpha menggunakan rumus berikut:

Alpha=Return Portofolio(Risk Free Rate + Beta x Risk Premium)

Contoh: Jika return portofolio adalah 15%, beta portofolio adalah 1,2, risk free rate adalah 4%, dan return pasar adalah 10%, maka alpha dapat dihitung sebagai berikut:

Alpha=15%(4% + 1,2 x (10% – 4%))
=1,2%

FAQ

Apa keuntungan menghitung alpha?

Menghitung alpha dapat membantu Sobat TeknoBgt dalam mengevaluasi kinerja suatu portofolio investasi. Alpha dapat digunakan sebagai alat ukur untuk membandingkan kinerja portofolio dengan tolok ukur atau benchmark yang telah ditentukan. Jika alpha positif, maka kinerja portofolio dianggap lebih baik dibandingkan dengan benchmark. Sebaliknya, jika alpha negatif, maka kinerja portofolio dianggap lebih buruk.

Bagaimana cara memilih benchmark yang tepat?

Pemilihan benchmark tergantung pada jenis investasi yang dilakukan. Jika Sobat TeknoBgt berinvestasi dalam saham, maka benchmark yang cocok adalah indeks saham yang mewakili sektor atau pasar yang menjadi fokus investasi. Jika Sobat TeknoBgt berinvestasi dalam reksadana saham, maka benchmark yang cocok adalah indeks saham yang mewakili jenis reksadana yang dipilih.

Apakah alpha selalu menunjukkan kinerja portofolio yang lebih baik?

Tidak selalu. Alpha hanya menunjukkan kinerja portofolio secara relatif terhadap benchmark yang telah ditentukan. Jika benchmark yang dipilih tidak tepat atau pasar sedang tidak bergerak dalam arah yang diinginkan, maka alpha tidak dapat digunakan sebagai alat ukur yang akurat. Oleh karena itu, diperlukan analisis yang lebih mendalam untuk mengevaluasi kinerja portofolio secara keseluruhan.

Kesimpulan

Menghitung alpha merupakan langkah penting dalam mengevaluasi kinerja portofolio investasi. Alpha dapat digunakan sebagai alat ukur untuk membandingkan kinerja portofolio dengan tolok ukur atau benchmark yang telah ditentukan. Ada dua metode yang dapat digunakan dalam menghitung alpha, yaitu metode regresi dan metode Treynor-Black. Pemilihan metode tergantung pada risiko dan jenis investasi yang dilakukan. Dengan memahami cara menghitung alpha, Sobat TeknoBgt dapat membantu meningkatkan keterampilan investasi dan mengambil keputusan yang lebih bijak.

Semoga Bermanfaat
dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung Alpha: Sebuah Panduan Lengkap untuk Sobat TeknoBgt