Halo Sobat TeknoBgt! Bagi para pengusaha maupun pelaku bisnis, menghitung aktiva dan pasiva adalah hal yang sangat penting. Aktiva dan pasiva adalah bagian penting dalam laporan keuangan dan akan membantu kita dalam mengambil keputusan bisnis yang tepat. Oleh karena itu, dalam artikel ini kita akan membahas secara lengkap tentang cara menghitung aktiva dan pasiva. Yuk, simak pembahasan berikut!
Pengertian Aktiva dan Pasiva
Sebelum membahas tentang cara menghitung aktiva dan pasiva, penting bagi kita untuk memahami terlebih dahulu pengertian dari kedua istilah tersebut. Aktiva adalah hal-hal yang dimiliki oleh perusahaan yang memiliki nilai ekonomi dan dapat diukur secara finansial. Sedangkan pasiva adalah tanggungan perusahaan yang perlu dibayar baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Contoh dari aktiva adalah uang kas, investasi, inventaris, properti, dan lain sebagainya. Sedangkan contoh dari pasiva adalah hutang bank, hutang usaha, pinjaman jangka panjang, dan sebagainya.
Cara Menghitung Aktiva
Setelah memahami pengertian aktiva, simak langkah-langkah berikut ini dalam menghitung aktiva:
1. Hitung nilai kas dan setara kas
Kas dan setara kas adalah aktiva yang paling mudah dihitung. Jumlahkan semua uang yang ada di rekening bank dan uang kas yang ada di perusahaan.
Jenis | Nominal |
---|---|
Kas | Rp 10.000.000 |
Setara kas | Rp 5.000.000 |
2. Hitung nilai piutang
Piutang adalah uang yang masih harus diterima oleh perusahaan dari pelanggan atau pihak lain. Hitung jumlah piutang dengan menjumlahkan nominal piutang yang ada.
3. Hitung nilai investasi
Investasi adalah aktiva berupa saham atau surat berharga yang dimiliki oleh perusahaan. Hitung jumlah investasi dengan menjumlahkan nilai saham atau surat berharga yang dimiliki.
4. Hitung nilai inventaris dan properti
Inventaris dan properti adalah harta tetap seperti tanah, bangunan, mesin, dan perlengkapan kantor yang dimiliki perusahaan. Hitunglah nilai inventaris dan properti dengan menjumlahkan nilai dari harta tersebut.
Setelah itu, jumlahkan semua aktiva yang sudah dihitung sebelumnya. Dalam contoh ini, total aktiva adalah Rp 50.000.000.
Cara Menghitung Pasiva
Setelah memahami pengertian pasiva, simak langkah-langkah berikut ini dalam menghitung pasiva:
1. Hitung nilai hutang usaha
Hutang usaha adalah hutang yang dimiliki oleh perusahaan kepada pihak lain seperti supplier, kontraktor, dan sebagainya. Hitunglah jumlah hutang usaha dengan menambahkan nominal seluruh hutang tersebut.
2. Hitung nilai hutang bank
Hutang bank adalah hutang yang dimiliki oleh perusahaan kepada bank. Hitunglah jumlah hutang bank dengan menambahkan nominal seluruh hutang tersebut.
3. Hitung nilai hutang obligasi
Hutang obligasi adalah hutang jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan. Hitunglah jumlah hutang obligasi dengan menambahkan nominal seluruh hutang tersebut.
4. Hitung nilai modal saham dan laba ditahan
Modal saham adalah jumlah uang yang telah disetor oleh pemilik perusahaan. Sedangkan laba ditahan adalah laba yang belum dibagikan oleh perusahaan kepada pemilik atau pemegang saham. Hitunglah jumlah modal saham dan laba ditahan dengan menjumlahkan nominal dari kedua hal tersebut.
Setelah itu, jumlahkan semua pasiva yang sudah dihitung sebelumnya. Dalam contoh ini, total pasiva adalah Rp 70.000.000.
FAQ: Pertanyaan dan Jawaban Seputar Aktiva dan Pasiva
Apa bedanya antara aktiva dan pasiva?
Aktiva adalah hal-hal yang dimiliki oleh perusahaan yang memiliki nilai ekonomi dan dapat diukur secara finansial. Sedangkan pasiva adalah tanggungan perusahaan yang perlu dibayar baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Apa saja contoh dari aktiva?
Contoh dari aktiva adalah uang kas, investasi, inventaris, properti, dan lain sebagainya.
Apa saja contoh dari pasiva?
Contoh dari pasiva adalah hutang bank, hutang usaha, pinjaman jangka panjang, dan sebagainya.
Bagaimana cara menghitung aktiva?
Hitunglah nilai kas dan setara kas, nilai piutang, nilai investasi, dan nilai inventaris dan properti. Jumlahkan semua aktiva yang sudah dihitung sebelumnya.
Bagaimana cara menghitung pasiva?
Hitunglah nilai hutang usaha, nilai hutang bank, nilai hutang obligasi, dan nilai modal saham dan laba ditahan. Jumlahkan semua pasiva yang sudah dihitung sebelumnya.
Mengapa penting bagi perusahaan untuk menghitung aktiva dan pasiva?
Menghitung aktiva dan pasiva sangat penting bagi perusahaan karena akan membantu dalam mengambil keputusan bisnis yang tepat. Selain itu, aktiva dan pasiva juga merupakan bagian penting dalam laporan keuangan yang harus dilaporkan oleh perusahaan.
Apa yang harus dilakukan jika nilai aktiva lebih kecil dari nilai pasiva?
Jika nilai aktiva lebih kecil dari nilai pasiva, maka perusahaan berada dalam kondisi yang disebut sebagai kebangkrutan. Perusahaan harus segera mencari solusi untuk mengembalikan keseimbangan antara aktiva dan pasiva.
Kesimpulan
Dalam artikel ini, kita telah membahas secara lengkap tentang cara menghitung aktiva dan pasiva. Aktiva dan pasiva adalah bagian penting dalam laporan keuangan dan akan membantu kita dalam mengambil keputusan bisnis yang tepat. Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah dijelaskan, kita dapat dengan mudah menghitung nilai aktiva dan pasiva perusahaan. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!