TEKNOBGT
Cara Hitung Biaya KPR – Sobat TeknoBgt
Cara Hitung Biaya KPR – Sobat TeknoBgt

Cara Hitung Biaya KPR – Sobat TeknoBgt

Cara Hitung Biaya KPR – Sobat TeknoBgt

Salam Sobat TeknoBgt! Pernahkah kamu merasa bingung ketika ingin menghitung biaya KPR untuk rumah impianmu? Atau mungkin kamu masih ragu-ragu untuk mengajukan KPR karena belum paham cara menghitungnya? Nah, pada artikel kali ini, kami akan membahas cara hitung biaya KPR secara detail agar Sobat TeknoBgt lebih mudah untuk menghitung dan mengajukan KPR. Yuk, simak penjelasannya!

Apa itu KPR?

Sebelum membahas cara hitung biaya KPR, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu apa itu KPR. KPR atau Kredit Pemilikan Rumah adalah kredit yang diberikan oleh bank atau lembaga keuangan untuk membeli atau membangun sebuah rumah. KPR biasanya memiliki jangka waktu pengembalian yang panjang dan disertai dengan bunga. Dalam pengajuan KPR, kamu perlu menghitung biaya KPR secukupnya agar tidak memberatkan keuanganmu. Berikut cara hitung biaya KPR secara detail.

1. Hitung Penghasilanmu

Sebelum mengajukan KPR, pastikan kamu sudah menghitung penghasilanmu dengan benar. Ada tiga jenis penghasilan yang perlu kamu hitung, yaitu penghasilan tetap, penghasilan tidak tetap, dan penghasilan lainnya. Penghasilan tetap bisa berasal dari gaji pokok, tunjangan jabatan, bonus, dan lainnya. Penghasilan tidak tetap bisa berasal dari lembur, tunjangan kinerja, dan lainnya. Penghasilan lainnya bisa berasal dari usaha sampingan atau properti yang kamu miliki.

Penghasilan Tetap

Untuk menghitung penghasilan tetap, kamu bisa menjumlahkan semua sumber penghasilanmu dalam sebulan. Misalnya, gaji pokokmu sebesar Rp. 5 juta, tunjangan jabatan sebesar Rp. 1 juta, dan bonus sebesar Rp. 500 ribu. Maka total penghasilan tetapmu dalam sebulan adalah Rp. 6,5 juta.

Penghasilan Tidak Tetap

Untuk menghitung penghasilan tidak tetap, kamu bisa mengambil rata-rata penghasilanmu dalam 3 bulan terakhir. Misalnya, dalam 3 bulan terakhir kamu mendapatkan tunjangan kinerja sebesar Rp. 500 ribu per bulan. Maka penghasilan tidak tetapmu adalah sebesar Rp. 500 ribu.

Penghasilan Lainnya

Untuk menghitung penghasilan lainnya, kamu bisa menjumlahkan semua penghasilanmu dari usaha sampingan atau properti dalam sebulan. Misalnya, kamu memiliki usaha sampingan yang menghasilkan Rp. 2 juta per bulan. Maka penghasilan lainnya adalah sebesar Rp. 2 juta.

2. Hitung Biaya Hidupmu

Setelah menghitung penghasilanmu, langkah selanjutnya adalah menghitung biaya hidupmu. Biaya hidupmu meliputi biaya makan, transportasi, komunikasi, tagihan listrik, air, gas, dan lainnya. Kamu perlu menghitung semua biaya hidupmu dalam sebulan dan mencari tahu berapa biaya hidup minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupmu.

Biaya Makan

Untuk menghitung biaya makan, kamu bisa mencatat semua pengeluaranmu untuk makan dalam sebulan. Misalnya, kamu mengeluarkan Rp. 1,5 juta untuk makan dalam sebulan. Maka biaya makanmu adalah sebesar Rp. 1,5 juta.

Biaya Transportasi

Untuk menghitung biaya transportasi, kamu bisa mencatat semua pengeluaranmu untuk transportasi dalam sebulan. Misalnya, kamu mengeluarkan Rp. 500 ribu untuk transportasi dalam sebulan. Maka biaya transportasimu adalah sebesar Rp. 500 ribu.

Biaya Tagihan

Untuk menghitung biaya tagihan, kamu bisa mencatat semua tagihan yang perlu dibayarkan dalam sebulan. Misalnya, kamu memiliki tagihan listrik sebesar Rp. 500 ribu dan tagihan air sebesar Rp. 200 ribu. Maka biaya tagihanmu adalah sebesar Rp. 700 ribu.

3. Hitung Kemampuan Finansialmu

Setelah menghitung penghasilan dan biaya hidupmu, langkah selanjutnya adalah menghitung kemampuan finansialmu. Kemampuan finansialmu adalah selisih antara penghasilanmu dan biaya hidupmu. Kamu perlu mengetahui kemampuan finansialmu untuk bisa menghitung besarnya cicilan KPR yang bisa kamu bayarkan setiap bulannya.

Kemampuan Finansial

Untuk menghitung kemampuan finansialmu, kamu bisa mengurangi total penghasilanmu dengan total biaya hidupmu. Misalnya, total penghasilanmu adalah Rp. 7 juta dan total biaya hidupmu adalah Rp. 3,7 juta. Maka kemampuan finansialmu adalah sebesar Rp. 3,3 juta.

4. Hitung Besarnya Cicilan KPR

Setelah mengetahui kemampuan finansialmu, langkah selanjutnya adalah menghitung besarnya cicilan KPR yang bisa kamu bayarkan setiap bulannya. Kamu perlu memperhatikan jangka waktu KPR, suku bunga, dan jumlah uang yang ingin dipinjam.

Jangka Waktu KPR

Jangka waktu KPR bisa bervariasi, tergantung dari kebijakan bank atau lembaga keuangan. Namun, umumnya jangka waktu KPR berkisar antara 15-20 tahun. Semakin lama jangka waktu KPR, semakin kecil juga besarnya cicilan bulanan yang harus dibayar.

Suku Bunga

Suku bunga adalah bunga yang harus dibayar setiap bulan pada jumlah uang yang ingin dipinjam. Suku bunga KPR bisa bervariasi, tergantung dari kebijakan bank atau lembaga keuangan. Namun, umumnya suku bunga KPR berkisar antara 7-10%. Semakin kecil suku bunga, semakin kecil juga besarnya cicilan bulanan yang harus dibayar.

Jumlah Uang yang Ingin Dipinjam

Jumlah uang yang ingin dipinjam tergantung dari kebutuhanmu untuk membeli atau membangun rumah. Kamu bisa mengajukan pinjaman sebesar uang muka yang kamu miliki atau sebesar nilai rumah yang ingin kamu beli atau bangun. Namun, perlu diingat bahwa semakin besar jumlah uang yang ingin dipinjam, semakin besar juga besarnya cicilan bulanan yang harus dibayar.

5. Hitung Total Biaya KPR

Setelah menghitung besarnya cicilan KPR, langkah terakhir adalah menghitung total biaya KPR. Total biaya KPR terdiri dari cicilan bulanan, bunga, dan biaya administrasi.

Cicilan Bulanan

Cicilan bulanan adalah jumlah uang yang harus dibayar setiap bulan untuk melunasi KPR. Kamu perlu memastikan besarnya cicilan bulanan tidak melebihi kemampuan finansialmu agar tidak memberatkan keuanganmu.

Bunga

Bunga adalah biaya yang harus dibayar setiap bulan pada jumlah uang yang ingin dipinjam. Besarannya tergantung dari suku bunga yang diberlakukan oleh bank atau lembaga keuangan.

Biaya Administrasi

Biaya administrasi adalah biaya yang harus dibayar satu kali pada saat pengajuan KPR. Besarannya tergantung dari kebijakan bank atau lembaga keuangan.

FAQ

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang cara hitung biaya KPR.

1. Bagaimana cara mengajukan KPR?

Untuk mengajukan KPR, kamu perlu mengisi formulir pengajuan KPR yang disediakan oleh bank atau lembaga keuangan. Kamu juga perlu melengkapi dokumen-dokumen yang dibutuhkan, seperti KTP, NPWP, surat nikah (jika sudah menikah), dan slip gaji.

2. Apa saja dokumen yang perlu disiapkan untuk mengajukan KPR?

Dokumen yang perlu disiapkan untuk mengajukan KPR antara lain KTP, NPWP, surat nikah (jika sudah menikah), dan slip gaji atau surat keterangan penghasilan. Selain itu, kamu juga perlu melengkapi dokumen-dokumen properti yang ingin kamu beli atau bangun.

3. Berapa lama jangka waktu KPR?

Jangka waktu KPR biasanya bervariasi, tergantung dari kebijakan bank atau lembaga keuangan. Namun, umumnya jangka waktu KPR berkisar antara 15-20 tahun.

4. Berapa suku bunga KPR?

Suku bunga KPR bisa bervariasi, tergantung dari kebijakan bank atau lembaga keuangan. Namun, umumnya suku bunga KPR berkisar antara 7-10%.

5. Apa saja biaya yang harus dibayar dalam pengajuan KPR?

Biaya-biaya yang harus dibayar dalam pengajuan KPR antara lain biaya administrasi, biaya pengurusan asuransi, biaya pengecekan objek kredit, dan biaya notaris dan PPAT (jika ada).

6. Kesimpulan

Demikianlah cara hitung biaya KPR secara detail agar Sobat TeknoBgt lebih mudah untuk menghitung dan mengajukan KPR. Sebelum mengajukan KPR, pastikan kamu sudah melengkapi semua dokumen yang dibutuhkan dan menghitung biaya KPR secukupnya agar tidak memberatkan keuanganmu. Semoga pembahasan kali ini bermanfaat bagi Sobat TeknoBgt yang sedang mempertimbangkan untuk mengajukan KPR. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Hitung Biaya KPR –
Sobat TeknoBgt