Halo Sobat TeknoBgt! Sudah tahukah kamu apa itu Working Capital to Total Assets Ratio? Ratio ini berguna untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam mengelola aset lancar untuk membiayai kegiatan operasional. Ratio ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis untuk mengetahui seberapa sehat atau terkendalinya pengelolaan aset lancar suatu perusahaan. Mari kita pelajari lebih detail bagaimana cara menghitungnya di bawah ini.
Definisi Working Capital to Total Assets Ratio
Working Capital to Total Assets Ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam mengelola aset lancar dalam membiayai kegiatan operasionalnya. Ratio ini menunjukkan seberapa besar presentase aset lancar yang tersedia untuk mendanai kegiatan operasional perusahaan. Semakin tinggi presentase ini, semakin sehat pengelolaan aset lancar suatu perusahaan.
Working Capital to Total Assets Ratio juga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa efektif suatu perusahaan dalam mengelola asetnya demi mencapai tujuan finansial perusahaan.
Cara Menghitung Working Capital to Total Assets Ratio
Untuk menghitung Working Capital to Total Assets Ratio, kamu hanya perlu mengikuti rumus berikut:
Working Capital to Total Assets Ratio | = | Working Capital | / | Total Assets |
---|
Working Capital merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban lancar. Total Assets merupakan jumlah dari seluruh aset yang dimiliki perusahaan, baik aset lancar maupun tetap.
Contoh Penghitungan Working Capital to Total Assets Ratio
Untuk lebih memahami cara menghitung Working Capital to Total Assets Ratio, berikut adalah contoh perhitungan sederhana:
Aset Lancar | Rp50.000.000 |
---|---|
Kewajiban Lancar | Rp20.000.000 |
Total Aset | Rp100.000.000 |
Maka, Working Capital to Total Assets Ratio dapat dihitung sebagai berikut:
Working Capital to Total Assets Ratio | = | Rp30.000.000 | / | Rp100.000.000 | = | 0,3 atau 30% |
---|
Dari contoh di atas, diketahui bahwa perusahaan memiliki Working Capital to Total Assets Ratio sebesar 30%, yang menunjukkan bahwa perusahaan memiliki pengelolaan aset lancar yang sehat dan terkendali.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Working Capital to Total Assets Ratio
Working Capital to Total Assets Ratio dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Pengelolaan persediaan barang
- Perputaran piutang
- Perputaran hutang
- Kebijakan pembayaran kreditur
- Kebijakan persediaan kas
Pengelolaan Persediaan Barang
Jika perusahaan memiliki persediaan barang yang cukup, Working Capital to Total Assets Ratio-nya akan rendah.
Sebaliknya, jika perusahaan memiliki persediaan barang yang sedikit, Working Capital to Total Assets Ratio-nya akan tinggi.
Perputaran Piutang
Jika perusahaan memiliki piutang yang cepat, Working Capital to Total Assets Ratio-nya akan rendah.
Sebaliknya, jika perusahaan memiliki piutang yang lambat, Working Capital to Total Assets Ratio-nya akan tinggi.
Perputaran Hutang
Jika perusahaan memiliki hutang yang cepat, Working Capital to Total Assets Ratio-nya akan tinggi.
Sebaliknya, jika perusahaan memiliki hutang yang lambat, Working Capital to Total Assets Ratio-nya akan rendah.
Kebijakan Pembayaran Kreditur
Jika perusahaan menerapkan kebijakan pembayaran kreditur yang ketat, Working Capital to Total Assets Ratio-nya akan rendah.
Sebaliknya, jika perusahaan menerapkan kebijakan pembayaran kreditur yang longgar, Working Capital to Total Assets Ratio-nya akan tinggi.
Kebijakan Persediaan Kas
Jika perusahaan terlalu sering memegang kas, Working Capital to Total Assets Ratio-nya akan tinggi.
Sebaliknya, jika perusahaan terlalu sering mengeluarkan kas, Working Capital to Total Assets Ratio-nya akan rendah.
FAQ: Pertanyaan yang Sering Diajukan
1. Apa bedanya antara Working Capital Ratio dengan Working Capital to Total Assets Ratio?
Working Capital Ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar dengan aset lancar yang dimilikinya. Sedangkan, Working Capital to Total Assets Ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam mengelola aset lancar dalam membiayai kegiatan operasionalnya.
2. Kapan waktu yang tepat untuk menghitung Working Capital to Total Assets Ratio?
Idealnya, Working Capital to Total Assets Ratio dihitung pada akhir tahun fiskal perusahaan. Dengan begitu, dapat diketahui seberapa sehat atau terkendalinya pengelolaan aset lancar suatu perusahaan dalam jangka waktu satu tahun.
3. Apa yang dapat dilakukan jika Working Capital to Total Assets Ratio suatu perusahaan rendah?
Jika Working Capital to Total Assets Ratio suatu perusahaan rendah, perusahaan dapat melakukan beberapa tindakan, di antaranya:
- Meningkatkan perputaran piutang
- Meningkatkan persediaan kas
- Mengurangi persediaan barang yang terlalu banyak
Kesimpulan
Working Capital to Total Assets Ratio merupakan rasio yang berguna untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam mengelola aset lancar untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pengelolaan persediaan barang, perputaran piutang, perputaran hutang, kebijakan pembayaran kreditur, dan kebijakan persediaan kas. Dengan mengetahui cara menghitung dan faktor-faktor yang memengaruhi rasio ini, diharapkan dapat membantu kamu dalam memahami seberapa sehat atau terkendalinya pengelolaan aset lancar suatu perusahaan. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!