Hai Sobat TeknoBgt, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang Cara Menghitung Rasio Perusahaan. Sebelum kita membahas mengenai rasio perusahaan, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu rasio perusahaan. Rasio perusahaan adalah alat ukur keuangan yang berguna untuk mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan. Rasio perusahaan dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
1. Pengertian Rasio Perusahaan
Rasio perusahaan adalah perbandingan antara dua atau lebih pos keuangan yang dapat memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan. Rasio perusahaan dapat berupa rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas.
Contoh perhitungan rasio perusahaan adalah sebagai berikut:
Rasio | Rumus |
---|---|
Rasio Likuiditas | Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities |
Rasio Solvabilitas | Debt to Equity Ratio = Total Debt / Total Equity |
Rasio Profitabilitas | Return on Investment = Net Income / Total Assets |
Rasio Aktivitas | Inventory Turnover Ratio = Cost of Goods Sold / Average Inventory |
2. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Rasio likuiditas terdiri dari dua rasio, yaitu current ratio dan quick ratio.
2.1 Current Ratio
Current ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek dengan menggunakan aset lancar. Current ratio dihitung dengan membagi total aset lancar dengan total kewajiban lancar.
Contoh perhitungan current ratio:
Current Assets | Rp 100.000.000,- |
---|---|
Current Liabilities | Rp 50.000.000,- |
Current Ratio | = Current Assets / Current Liabilities |
= Rp 100.000.000,- / Rp 50.000.000,- | |
= 2 |
Berdasarkan perhitungan di atas, current ratio perusahaan tersebut adalah 2. Hal ini artinya perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek sebanyak dua kali lipat dari total kewajiban finansial jangka pendek yang dimilikinya.
2.2 Quick Ratio
Quick ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang paling likuid seperti kas, piutang usaha, dan persediaan yang mudah terjual. Quick ratio dihitung dengan membagi total aset lancar yang paling likuid dengan total kewajiban lancar.
Contoh perhitungan quick ratio:
Current Assets | Rp 100.000.000,- |
---|---|
Inventory | Rp 30.000.000,- |
Prepaid Expenses | Rp 10.000.000,- |
Current Liabilities | Rp 50.000.000,- |
Quick Ratio | = (Current Assets – Inventory – Prepaid Expenses) / Current Liabilities |
= (Rp 100.000.000,- – Rp 30.000.000,- – Rp 10.000.000,-) / Rp 50.000.000,- | |
= 1,2 |
Berdasarkan perhitungan di atas, quick ratio perusahaan tersebut adalah 1,2. Hal ini artinya perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang paling likuid sebanyak 1,2 kali lipat dari total kewajiban finansial jangka pendek yang dimilikinya.
3. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka panjang. Rasio solvabilitas terdiri dari dua rasio, yaitu debt to equity ratio dan total debt to total asset ratio.
3.1 Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh utang terhadap modal sendiri perusahaan. Debt to equity ratio dihitung dengan membagi total utang dengan total modal sendiri perusahaan.
Contoh perhitungan debt to equity ratio:
Total Debt | Rp 200.000.000,- |
---|---|
Total Equity | Rp 300.000.000,- |
Debt to Equity Ratio | = Total Debt / Total Equity |
= Rp 200.000.000,- / Rp 300.000.000,- | |
= 0,67 |
Berdasarkan perhitungan di atas, debt to equity ratio perusahaan tersebut adalah 0,67. Hal ini artinya perusahaan tersebut memiliki pengaruh utang terhadap modal sendiri sebesar 0,67 atau sekitar 67%.
3.2 Total Debt to Total Asset Ratio
Total debt to total asset ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh utang terhadap total aset perusahaan. Total debt to total asset ratio dihitung dengan membagi total utang dengan total aset perusahaan.
Contoh perhitungan total debt to total asset ratio:
Total Debt | Rp 200.000.000,- |
---|---|
Total Assets | Rp 500.000.000,- |
Total Debt to Total Asset Ratio | = Total Debt / Total Assets |
= Rp 200.000.000,- / Rp 500.000.000,- | |
= 0,4 |
Berdasarkan perhitungan di atas, total debt to total asset ratio perusahaan tersebut adalah 0,4. Hal ini artinya pengaruh utang terhadap total aset perusahaan adalah sebesar 0,4 atau sekitar 40%.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar keuntungan yang dihasilkan perusahaan dalam periode tertentu. Rasio profitabilitas terdiri dari beberapa rasio, yaitu gross profit margin, operating profit margin, dan net profit margin.
4.1 Gross Profit Margin
Gross profit margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar keuntungan kotor yang dihasilkan perusahaan dari penjualan. Gross profit margin dihitung dengan membagi gross profit dengan total penjualan.
Contoh perhitungan gross profit margin:
Gross Profit | Rp 50.000.000,- |
---|---|
Total Sales | Rp 200.000.000,- |
Gross Profit Margin | = Gross Profit / Total Sales |
= Rp 50.000.000,- / Rp 200.000.000,- | |
= 0,25 |
Berdasarkan perhitungan di atas, gross profit margin perusahaan tersebut adalah 0,25 atau sekitar 25%.
4.2 Operating Profit Margin
Operating profit margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar keuntungan operasional yang dihasilkan perusahaan dari penjualan. Operating profit margin dihitung dengan membagi operating profit dengan total penjualan.
Contoh perhitungan operating profit margin:
Operating Profit | Rp 20.000.000,- |
---|---|
Total Sales | Rp 200.000.000,- |
Operating Profit Margin | = Operating Profit / Total Sales |
= Rp 20.000.000,- / Rp 200.000.000,- | |
= 0,1 |
Berdasarkan perhitungan di atas, operating profit margin perusahaan tersebut adalah 0,1 atau sekitar 10%.
4.3 Net Profit Margin
Net profit margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar keuntungan bersih yang dihasilkan perusahaan dari penjualan. Net profit margin dihitung dengan membagi net profit dengan total penjualan.
Contoh perhitungan net profit margin:
Net Profit | Rp 10.000.000,- |
---|---|
Total Sales | Rp 200.000.000,- |
Net Profit Margin | = Net Profit / Total Sales |
= Rp 10.000.000,- / Rp 200.000.000,- | |
= 0,05 |
Berdasarkan perhitungan di atas, net profit margin perusahaan tersebut adalah 0,05 atau sekitar 5%.
5. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengelola aset perusahaan. Rasio aktivitas terdiri dari beberapa rasio, ya
itu inventory turnover ratio, receivables turnover ratio, dan total asset turnover ratio.
5.1 Inventory Turnover Ratio
Inventory turnover ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengelola persediaan barang yang dimiliki. Inventory turnover ratio dihitung dengan membagi cost of goods sold dengan rata-rata persediaan barang yang dimiliki.
Contoh perhitungan inventory turnover ratio:
Cost of Goods Sold | Rp 100.000.000,- |
---|---|
Average Inventory | Rp 20.000.000,- |
Inventory Turnover Ratio | = Cost of Goods Sold / Average Inventory |
= Rp 100.000.000,- / Rp 20.000.000,- | |
= 5 |
Berdasarkan perhitungan di atas, inventory turnover ratio perusahaan tersebut adalah 5 kali dalam satu tahun.
5.2 Receivables Turnover Ratio
Receivables turnover ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengelola piutang yang dimilikinya. Receivables turnover ratio dihitung dengan membagi total penjualan dengan rata-rata piutang usaha yang dimiliki.
Contoh perhitungan receivables turnover ratio:
Total Sales | Rp 200.000.000,- |
---|---|
Average Accounts Receivable | Rp 40.000.000,- |
Receivables Turnover Ratio | = Total Sales / Average Accounts Receivable |
= Rp 200.000.000,- / Rp 40.000.000,- | |
= 5 |
Berdasarkan perhitungan di atas, receivables turnover ratio perusahaan tersebut adalah 5 kali dalam satu tahun.
5.3 Total Asset Turnover Ratio
Total asset turnover ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan penjualan dari aset yang dimilikinya. Total asset turnover ratio dihitung dengan membagi total penjualan dengan total aset perusahaan.
Contoh perhitungan total asset turnover ratio:
Total Sales | Rp 200.000.000,- |
---|---|
Total Assets | Rp 500.000.000,- |
Total Asset Turnover Ratio |