TEKNOBGT

Cara Menghitung Validitas Soal dengan SPSS

Halo Sobat TeknoBgt! Kali ini kita akan membahas tentang cara menghitung validitas soal dengan SPSS. Validitas soal adalah kecocokan antara soal yang diberikan dengan materi yang ingin diukur. Dalam proses pembuatan tes, validitas soal sangat penting untuk memastikan tes yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan dapat diandalkan. Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah cara menghitung validitas soal dengan menggunakan SPSS.

Pengertian Validitas Soal

Sebelum kita memulai langkah-langkah menghitung validitas soal dengan SPSS, mari kita pahami terlebih dahulu pengertian dari validitas soal. Validitas soal dapat diartikan sebagai sejauh mana soal yang diberikan dapat mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur. Jadi, validitas soal adalah kecocokan antara soal yang diberikan dengan materi yang ingin diukur. Validitas soal yang tinggi menunjukkan bahwa soal yang diberikan memang dapat mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur.

Dalam proses pembuatan tes, validitas soal sangat penting untuk memastikan tes yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan dapat diandalkan. Jika validitas soal rendah, maka hasil tes tidak akan akurat dan tidak dapat diandalkan. Oleh karena itu, penting untuk melakukan uji validitas soal sebelum menggunakannya untuk tes.

Langkah-Langkah Menghitung Validitas Soal dengan SPSS

1. Persiapkan Data

Langkah pertama dalam menghitung validitas soal dengan SPSS adalah menyiapkan data yang akan digunakan. Data yang disiapkan adalah hasil jawaban dari responden untuk setiap soal dalam tes yang akan diuji validitasnya. Data ini harus disimpan dalam format yang dapat dibaca oleh SPSS, seperti file CSV atau Excel.

2. Buka File Data di SPSS

Setelah data disiapkan, langkah selanjutnya adalah membuka file data di SPSS. Pilih menu File > Open > Data, dan pilih file data yang telah disiapkan sebelumnya.

3. Buat Skala Ukur

Setelah file data dibuka di SPSS, langkah selanjutnya adalah membuat skala ukur untuk setiap soal dalam tes. Skala ukur dapat berupa nominal, ordinal, interval, atau rasio. Jenis skala ukur yang digunakan tergantung pada jenis data yang diukur oleh soal.

4. Uji Korelasi Antara Soal

Langkah selanjutnya adalah melakukan uji korelasi antara setiap pasang soal dalam tes. Uji korelasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kedua soal tersebut berkorelasi satu sama lain. Uji korelasi dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi Pearson atau Spearman.

5. Hitung Validitas Soal

Setelah uji korelasi antara setiap pasang soal selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung validitas soal. Validitas soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus validitas yang sesuai dengan skala ukur soal.

Rumus Validitas Soal

Berikut adalah rumus validitas soal yang digunakan untuk menghitung validitas soal dengan SPSS:

1. Validitas Soal dengan Skala Nominal

Jika skala ukur soal adalah nominal, maka rumus validitas soal yang digunakan adalah phi coefficient. Berikut adalah rumus phi coefficient:

Phi Coefficient
sqrt(X^2 / n)

Keterangan:

  • X adalah jumlah pasangan responden yang memberikan jawaban yang konsisten pada kedua soal.
  • n adalah jumlah total responden.

2. Validitas Soal dengan Skala Ordinal

Jika skala ukur soal adalah ordinal, maka rumus validitas soal yang digunakan adalah spearman correlation coefficient. Berikut adalah rumus spearman correlation coefficient:

Spearman Correlation Coefficient
1 – (6 * ∑D^2 / n(n^2 – 1))

Keterangan:

  • D adalah selisih antara peringkat responden pada kedua soal.
  • n adalah jumlah total responden.

3. Validitas Soal dengan Skala Interval atau Rasio

Jika skala ukur soal adalah interval atau rasio, maka rumus validitas soal yang digunakan adalah pearson product-moment correlation coefficient. Berikut adalah rumus pearson product-moment correlation coefficient:

Pearson Product-Moment Correlation Coefficient
r = (ΣXY – (ΣX * ΣY / n)) / sqrt((ΣX^2 – (ΣX)^2 / n) * (ΣY^2 – (ΣY)^2 / n))

Keterangan:

  • X dan Y adalah skor responden pada kedua soal.
  • n adalah jumlah total responden.

FAQ: Pertanyaan yang Sering Diajukan

1. Apa itu validitas soal?

Validitas soal adalah kecocokan antara soal yang diberikan dengan materi yang ingin diukur. Validitas soal sangat penting dalam proses pembuatan tes karena mengukur sejauh mana tes tersebut dapat mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur.

2. Mengapa validitas soal penting?

Validitas soal sangat penting dalam proses pembuatan tes karena mengukur sejauh mana tes tersebut dapat mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur. Jika validitas soal rendah, maka hasil tes tidak akan akurat dan tidak dapat diandalkan.

3. Apa yang dimaksud dengan skala ukur?

Skala ukur adalah sistem pengukuran yang digunakan untuk mengukur data. Skala ukur dapat berupa nominal, ordinal, interval, atau rasio.

4. Bagaimana cara menghitung validitas soal dengan SPSS?

Langkah-langkah menghitung validitas soal dengan SPSS adalah sebagai berikut:

  1. Persiapkan data
  2. Buka file data di SPSS
  3. Buat skala ukur
  4. Uji korelasi antara soal
  5. Hitung validitas soal

5. Apa rumus validitas soal?

Rumus validitas soal tergantung pada skala ukur soal, yaitu phi coefficient untuk skala nominal, spearman correlation coefficient untuk skala ordinal, dan pearson product-moment correlation coefficient untuk skala interval atau rasio.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang cara menghitung validitas soal dengan SPSS. Validitas soal sangat penting dalam proses pembuatan tes karena mengukur sejauh mana tes tersebut dapat mengukur apa yang sebenarnya ingin diukur. Validitas soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus validitas yang sesuai dengan skala ukur soal. Dengan menggunakan SPSS, proses penghitungan validitas soal dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efisien. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.

Cara Menghitung Validitas Soal dengan SPSS