TEKNOBGT

Cara Menghitung Penanggalan Jawa untuk Sobat TeknoBgt

Halo Sobat TeknoBgt, dalam dunia kebudayaan Indonesia, penanggalan Jawa masih menjadi salah satu hal yang menarik untuk dipelajari. Meskipun saat ini kita sudah menggunakan kalender Gregorian sebagai penanggalan resmi, penanggalan Jawa masih digunakan dalam berbagai ritual dan upacara adat.

Apa itu Penanggalan Jawa?

Penanggalan Jawa adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat Jawa. Penanggalan ini berbeda dengan kalender Gregorian yang digunakan secara umum di Indonesia. Penanggalan Jawa menggabungkan unsur-unsur agama Hindu, Buddha, dan Islam.

Sejarah Penanggalan Jawa

Awalnya, sistem penanggalan Jawa berdasarkan pada bulan lunar atau bulan hijriyah. Namun, pada tahun 1633, Ki Ageng Pemanahan membuat perubahan pada sistem penanggalan Jawa. Ki Ageng Pemanahan memutuskan untuk menggunakan sistem penanggalan bulan matahari atau bulan syamsiah.

Perubahan ini dilakukan karena bulan lunar memiliki perbedaan durasi yang cukup besar antara bulan satu dengan bulan lainnya. Hal ini membuat penentuan waktu untuk kegiatan yang berkaitan dengan pertanian seperti panen menjadi sulit. Sementara bulan matahari memiliki durasi yang sama tiap bulannya sehingga lebih mudah untuk menentukan waktu.

Unsur-unsur Penanggalan Jawa

Penanggalan Jawa terdiri dari beberapa unsur yang menggabungkan unsur agama Hindu, Buddha, dan Islam. Berikut adalah unsur-unsur tersebut:

UnsurMakna
WukuSiklus 30 hari dalam penanggalan Jawa
PasaranSiklus 35 hari dalam penanggalan Jawa
Tahun SakaTahun dalam penanggalan Jawa
BulanSiklus bulan matahari dalam penanggalan Jawa
HariSiklus 7 hari dalam penanggalan Jawa

Cara Menghitung Penanggalan Jawa

Pertama: Menentukan Tahun Saka

Langkah pertama dalam menghitung penanggalan Jawa adalah menentukan tahun Saka. Tahun Saka dimulai pada tahun 78 Masehi. Misalnya, pada tahun 2022 Masehi, tahun Saka adalah 1944.

Kedua: Menentukan Bulan Jawa

Setelah menentukan tahun Saka, langkah selanjutnya adalah menentukan bulan Jawa. Bulan Jawa terdiri dari 12 bulan dengan nama-nama sebagai berikut:

Nama BulanJumlah Hari
1. Sura30
2. Sapar29 atau 30
3. Mulud30
4. Bakdamulud29 atau 30
5. Jumadilawal30
6. Jumadilakhir29 atau 30
7. Rejeb30
8. Ruwah29 atau 30
9. Pasa30
10. Sawal29 atau 30
11. Dulkangidah30
12. Besar29 atau 30

Untuk menentukan bulan Jawa, kita bisa menggunakan rumus berikut:

Bulan Jawa = Bulan Masehi x 2 – 1

Contohnya, bulan Maret 2022 adalah bulan ke-3 dalam penanggalan Masehi. Maka, bulan Jawa yang bersesuaian adalah:

Bulan Jawa = 3 x 2 – 1 = 5 (Jumadilakhir)

Ketiga: Menentukan Hari dan Tanggal Jawa

Setelah menentukan tahun Saka dan bulan Jawa, langkah terakhir adalah menentukan hari dan tanggal Jawa. Untuk menentukan hari Jawa, kita bisa menggunakan rumus berikut:

Hari Jawa = (Hari Masehi + Jumlah Hari Bulan Jawa sebelumnya) modulo 7

Contohnya, untuk tanggal 23 Maret 2022 adalah hari Rabu. Maka, untuk menentukan hari Jawa, kita perlu menghitung jumlah hari bulan-bulan sebelumnya terlebih dahulu:

Jumadilakhir = 29 hari

Jumadilawal = 30 hari

Bakdamulud = 29 hari

Mulud = 30 hari

Sapar = 29 hari

Sura = 30 hari

Jumlah Hari Bulan Jawa sebelum Maret = 29 + 30 + 29 + 30 + 29 + 30 = 177 hari

Hari Jawa = (3 + 177) modulo 7 = 2 (Selasa Pon)

Setelah menentukan hari Jawa, kita bisa menentukan tanggal Jawa dengan cara menghitung jarak antara hari Jawa pada tanggal 1 dan hari Jawa pada tanggal yang ingin ditentukan.

Contoh Perhitungan Penanggalan Jawa

Berikut adalah contoh perhitungan penanggalan Jawa untuk tanggal 23 Maret 2022:

Tahun Saka = 1944

Bulan Jawa = Jumadilakhir

Hari Jawa = Selasa Pon

Tanggal Jawa = 17 Jumadilakhir 1944

FAQ tentang Penanggalan Jawa

Apa Bedanya Penanggalan Jawa dengan Penanggalan Gregorian?

Penanggalan Jawa dan penanggalan Gregorian memiliki perbedaan dalam penentuan jumlah hari dalam satu bulan. Bulan dalam penanggalan Jawa memiliki jumlah hari yang bervariasi sedangkan bulan dalam penanggalan Gregorian memiliki jumlah hari yang tetap.

Apakah Penanggalan Jawa Masih Digunakan Secara Luas?

Meskipun penanggalan Gregorian sudah menjadi penanggalan resmi di Indonesia, penanggalan Jawa masih digunakan dalam berbagai ritual dan upacara adat. Penanggalan Jawa juga masih dipelajari dan diaplikasikan dalam beberapa bidang seperti pertanian dan astronomi.

Apakah Perhitungan Penanggalan Jawa Sulit Dilakukan?

Perhitungan penanggalan Jawa memang membutuhkan pemahaman dan pengetahuan yang cukup. Namun, dengan adanya rumus dan tabel yang tersedia, perhitungan penanggalan Jawa bisa dilakukan dengan mudah.

Dapatkah Penanggalan Jawa Digunakan untuk Memprediksi Cuaca?

Penanggalan Jawa memiliki hubungan erat dengan alam dan fenomena alam seperti cuaca. Oleh karena itu, penanggalan Jawa bisa digunakan untuk memprediksi cuaca dalam jangka pendek.

Bagaimana Cara Menggunakan Penanggalan Jawa dalam Kehidupan Sehari-hari?

Penanggalan Jawa bisa digunakan dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan dan adat Jawa seperti upacara perkawinan, upacara sedekah bumi, dan upacara ritual keagamaan. Penanggalan Jawa juga bisa digunakan sebagai referensi dalam perhitungan waktu dalam kegiatan pertanian dan kegiatan lainnya yang berkaitan dengan alam.

Semoga Bermanfaat dan Sampai Jumpa di Artikel Menarik Lainnya

Cara Menghitung Penanggalan Jawa untuk Sobat TeknoBgt