Halo Sobat TeknoBgt, dalam artikel ini kita akan membahas tentang ‘Cara Hitung Persediaan Akhir’ secara detail. Sebelum kita mulai, mari kita pahami terlebih dahulu bahwa persediaan akhir sangat penting dalam mengelola bisnis karena dapat mempengaruhi profitabilitas dan tingkat keberhasilan bisnis kita.
Pengertian Persediaan Akhir
Persediaan akhir adalah jumlah barang yang tersisa atau tidak terjual pada akhir periode tertentu, seperti pada akhir bulan, kuartal, atau tahun. Dalam menghitung persediaan akhir, kita perlu mengetahui jumlah barang yang masih ada di gudang atau toko, harga pembelian barang tersebut, serta biaya-biaya yang terkait dengan persediaan seperti biaya penyimpanan dan asuransi.
Keakuratan dalam menghitung persediaan akhir sangat penting agar dapat menghindari kelebihan atau kekurangan stok barang, yang dapat mempengaruhi kelancaran bisnis dan profitabilitas perusahaan.
Cara Hitung Persediaan Akhir
Berikut ini adalah beberapa cara untuk menghitung persediaan akhir:
1. Metode FIFO (First In First Out)
Metode FIFO adalah metode yang memprioritaskan barang yang masuk pertama kali untuk dijual terlebih dahulu. Dalam metode ini, jumlah persediaan akhir dihitung dengan cara mengalikan harga pembelian barang terakhir dengan jumlah barang yang masih tersedia di gudang atau toko.
Contoh: Jumlah barang yang masuk pertama kali sebanyak 100 unit dengan harga pembelian Rp 10.000,- per unit. Kemudian pada hari ke-10, terjadi pembelian ulang sebanyak 200 unit dengan harga pembelian Rp 12.000,- per unit. Pada hari terakhir periode, masih tersisa 150 unit barang yang belum terjual di gudang atau toko. Maka, persediaan akhir dihitung dengan cara:
Jumlah Barang | Harga Pembelian | Total Harga |
---|---|---|
100 | Rp 10.000,- | Rp 1.000.000,- |
50 | Rp 12.000,- | Rp 600.000,- |
Total Persediaan Akhir | Rp 1.600.000,- |
Dalam contoh di atas, persediaan akhir sebesar Rp 1.600.000,-
2. Metode LIFO (Last In First Out)
Metode LIFO adalah metode yang memprioritaskan barang yang masuk terakhir untuk dijual terlebih dahulu. Dalam metode ini, jumlah persediaan akhir dihitung dengan cara mengalikan harga pembelian barang pertama dengan jumlah barang yang masih tersedia di gudang atau toko.
Contoh: Jumlah barang yang masuk pertama kali sebanyak 100 unit dengan harga pembelian Rp 10.000,- per unit. Kemudian pada hari ke-10, terjadi pembelian ulang sebanyak 200 unit dengan harga pembelian Rp 12.000,- per unit. Pada hari terakhir periode, masih tersisa 150 unit barang yang belum terjual di gudang atau toko. Maka, persediaan akhir dihitung dengan cara:
Jumlah Barang | Harga Pembelian | Total Harga |
---|---|---|
150 | Rp 10.000,- | Rp 1.500.000,- |
Total Persediaan Akhir | Rp 1.500.000,- |
Dalam contoh di atas, persediaan akhir sebesar Rp 1.500.000,-
3. Metode Weighted Average
Metode Weighted Average adalah metode yang menghitung persediaan akhir dengan cara merata-ratakan harga pembelian barang selama periode tertentu. Dalam metode ini, jumlah persediaan akhir dihitung dengan cara membagi total harga pembelian dengan total jumlah barang yang masih tersedia di gudang atau toko.
Contoh: Jumlah barang yang masuk selama periode adalah 450 unit dengan total biaya pembelian sebesar Rp 5.500.000,-. Pada hari terakhir periode, masih tersisa 150 unit barang yang belum terjual di gudang atau toko. Maka, persediaan akhir dihitung dengan cara:
Jumlah Barang | Harga Pembelian | Total Harga |
---|---|---|
450 | Rp 12.222,- | Rp 5.500.000,- |
Persediaan Akhir per Unit | Rp 36.666,- | |
150 | – | Rp 5.500.000,- |
Total Persediaan Akhir | Rp 5.500.000,- |
Dalam contoh di atas, persediaan akhir sebesar Rp 5.500.000,-
FAQ (Frequently Asked Questions)
Apa yang dimaksud dengan persediaan akhir?
Persediaan akhir adalah jumlah barang yang tersisa atau tidak terjual pada akhir periode tertentu, seperti pada akhir bulan, kuartal, atau tahun.
Apa saja metode yang dapat digunakan untuk menghitung persediaan akhir?
Berikut adalah beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung persediaan akhir:
- Metode FIFO (First In First Out)
- Metode LIFO (Last In First Out)
- Metode Weighted Average
Apakah keakuratan dalam menghitung persediaan akhir penting?
Ya, keakuratan dalam menghitung persediaan akhir sangat penting agar dapat menghindari kelebihan atau kekurangan stok barang, yang dapat mempengaruhi kelancaran bisnis dan profitabilitas perusahaan.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa persediaan akhir adalah jumlah barang yang tersisa pada akhir periode tertentu. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung persediaan akhir, seperti metode FIFO, LIFO, dan Weighted Average. Keakuratan dalam menghitung persediaan akhir sangat penting untuk menghindari kelebihan atau kekurangan stok barang yang dapat mempengaruhi kelancaran bisnis dan profitabilitas perusahaan.
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.