Sobat TeknoBgt, dalam dunia bisnis, perhitungan persediaan akhir menjadi hal yang sangat penting dilakukan. Salah satu metode perhitungan yang dapat digunakan adalah metode FIFO perpetual. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap cara menghitung persediaan akhir dengan metode FIFO perpetual. Simak hingga tuntas ya!
Apa itu Metode FIFO Perpetual?
Metode FIFO perpetual merupakan salah satu metode penghitungan persediaan akhir yang dilakukan secara terus-menerus dan mengikuti urutan barang masuk terakhir akan keluar terlebih dahulu. Metode ini sangat berguna bagi perusahaan yang menggunakan sistem persediaan barang yang sangat besar dan kompleks.
Sobat TeknoBgt, dengan menggunakan metode FIFO perpetual, perusahaan dapat menentukan harga pokok penjualan dan keuntungan yang dihasilkan dengan lebih akurat. Selain itu, metode ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengetahui jumlah barang yang masih tersedia di gudang dan kapan harus melakukan pembelian kembali.
Langkah-Langkah Menghitung Persediaan Akhir dengan Metode FIFO Perpetual
Untuk menghitung persediaan akhir dengan metode FIFO perpetual, Sobat TeknoBgt perlu mengikuti beberapa langkah berikut:
- Mencatat setiap transaksi barang masuk dan keluar ke dalam buku persediaan barang.
- Menghitung jumlah barang yang tersedia di awal periode.
- Menghitung jumlah barang yang keluar dari gudang.
- Menghitung jumlah barang yang masih tersedia di gudang.
- Menghitung harga pokok persediaan akhir.
1. Mencatat Setiap Transaksi Barang Masuk dan Keluar ke dalam Buku Persediaan Barang
Langkah pertama adalah mencatat setiap transaksi barang masuk dan keluar ke dalam buku persediaan barang. Dalam pencatatan ini, Sobat TeknoBgt perlu mencatat tanggal, jumlah, dan harga setiap barang yang masuk dan keluar dari gudang. Dengan mencatat setiap transaksi barang, perusahaan dapat memantau persediaan barang yang tersedia secara akurat.
2. Menghitung Jumlah Barang yang Tersedia di Awal Periode
Setelah mencatat setiap transaksi barang, langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah barang yang tersedia di awal periode. Jumlah ini dapat dihitung dengan menjumlahkan jumlah barang yang tersedia di akhir periode sebelumnya dengan jumlah barang yang masuk pada periode tersebut.
3. Menghitung Jumlah Barang yang Keluar dari Gudang
Setelah mengetahui jumlah barang yang tersedia di awal periode, langkah selanjutnya adalah menghitung jumlah barang yang keluar dari gudang. Jumlah ini dapat dihitung dengan menjumlahkan jumlah barang yang keluar dari gudang pada periode tersebut.
4. Menghitung Jumlah Barang yang Masih Tersedia di Gudang
Selanjutnya, Sobat TeknoBgt perlu menghitung jumlah barang yang masih tersedia di gudang. Jumlah ini dapat dihitung dengan mengurangi jumlah barang yang tersedia di awal periode dengan jumlah barang yang keluar dari gudang pada periode tersebut.
5. Menghitung Harga Pokok Persediaan Akhir
Setelah mengetahui jumlah barang yang masih tersedia di gudang, langkah terakhir adalah menghitung harga pokok persediaan akhir. Harga pokok persediaan akhir dapat dihitung dengan mengalikan jumlah barang yang masih tersedia di gudang dengan harga per unit barang tersebut.
Contoh Perhitungan Persediaan Akhir dengan Metode FIFO Perpetual
Berikut ini adalah contoh perhitungan persediaan akhir dengan metode FIFO perpetual:
No. | Tanggal | Deskripsi Transaksi | Jumlah | Harga Satuan | Total | Saldo Persediaan |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | 1 Januari | Pembelian Barang | 100 | Rp 10.000 | Rp 1.000.000 | 100 |
2 | 10 Januari | Penjualan Barang | 50 | Rp 12.000 | Rp 600.000 | 50 |
3 | 15 Januari | Pembelian Barang | 150 | Rp 13.000 | Rp 1.950.000 | 200 |
4 | 20 Januari | Penjualan Barang | 100 | Rp 15.000 | Rp 1.500.000 | 100 |
5 | 25 Januari | Pembelian Barang | 200 | Rp 16.000 | Rp 3.200.000 | 300 |
6 | 31 Januari | Penjualan Barang | 150 | Rp 18.000 | Rp 2.700.000 | 150 |
Berdasarkan tabel di atas, persediaan akhir dapat dihitung dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
- Jumlah barang yang tersedia di awal periode adalah 100.
- Jumlah barang yang keluar dari gudang adalah 50 + 100 + 150 = 300.
- Jumlah barang yang masih tersedia di gudang adalah 100 – 300 = -200 (barang habis terjual).
- Harga pokok persediaan akhir adalah 300 * Rp 16.000 = Rp 4.800.000.
FAQ
1. Apa itu metode FIFO perpetual?
Metode FIFO perpetual merupakan salah satu metode penghitungan persediaan akhir yang dilakukan secara terus-menerus dan mengikuti urutan barang masuk terakhir akan keluar terlebih dahulu.
2. Apa keuntungan menggunakan metode FIFO perpetual?
Dengan menggunakan metode FIFO perpetual, perusahaan dapat menentukan harga pokok penjualan dan keuntungan yang dihasilkan dengan lebih akurat. Selain itu, metode ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengetahui jumlah barang yang masih tersedia di gudang dan kapan harus melakukan pembelian kembali.
3. Apa yang harus dilakukan jika jumlah barang yang tersedia di gudang kurang dari nol?
Apabila jumlah barang yang tersedia di gudang kurang dari nol, artinya barang habis terjual lebih banyak dari jumlah barang yang tersedia di awal periode. Dalam hal ini, Sobat TeknoBgt dapat mencatat jumlah barang yang habis terjual dengan harga pokok persediaan akhir pada periode tersebut.
Kesimpulan
Sobat TeknoBgt, itulah cara menghitung persediaan akhir dengan metode FIFO perpetual. Dengan menggunakan metode ini, perusahaan dapat menentukan harga pokok penjualan dan keuntungan yang dihasilkan dengan lebih akurat. Selain itu, perusahaan juga dapat memantau persediaan barang yang tersedia di gudang dengan lebih efektif. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!