Halo Sobat TeknoBgt! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas mengenai cara menghitung DER pada laporan keuangan. Sebelum kita membahas lebih lanjut, mari kita bahas dulu apa itu DER.
Apa itu DER?
DER merupakan singkatan dari Debt to Equity Ratio atau rasio utang terhadap ekuitas yang digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah utang yang dikelola perusahaan dibandingkan dengan ekuitasnya. Dalam kata lain, DER mengukur seberapa besar kewajiban perusahaan dibandingkan dengan aset yang dimiliki.
DER merupakan salah satu rasio keuangan penting yang digunakan oleh investor, kreditur dan analis keuangan untuk menentukan seberapa besar risiko yang melekat pada perusahaan.
Bagaimana Cara Menghitung DER?
Untuk menghitung DER, kita bisa menggunakan formula sebagai berikut:
Perhitungan DER |
---|
Utang / Ekuitas |
Dalam formula tersebut, jumlah utang dan ekuitas yang digunakan adalah jumlah terakhir yang tercatat dalam laporan keuangan perusahaan.
Contoh perhitungan DER:
Utang | Ekuitas | DER |
---|---|---|
100.000 | 200.000 | 0,5 |
Dari contoh di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa DER perusahaan tersebut adalah 0,5 atau 50%. Artinya, perusahaan tersebut memiliki utang sebesar 50% dari total ekuitasnya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi DER
DER merupakan rasio keuangan yang sangat penting karena bisa memberikan gambaran mengenai seberapa besar risiko yang melekat pada perusahaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi DER antara lain:
1. Industri Perusahaan
Setiap industri memiliki karakteristik yang berbeda-beda, termasuk dalam hal penggunaan utang. Ada industri yang lebih condong menggunakan utang lebih banyak daripada menggunakan modal sendiri, sehingga perbandingan antara utang dan ekuitas pada perusahaan tersebut akan lebih tinggi.
2. Sifat Operasi Perusahaan
Sifat operasi perusahaan juga mempengaruhi DER. Perusahaan yang memiliki sifat operasi yang stabil cenderung memiliki DER yang rendah karena kurang membutuhkan pinjaman. Sedangkan perusahaan yang memiliki sifat operasi yang fluktuatif cenderung memiliki DER yang lebih tinggi karena membutuhkan pinjaman untuk menutupi kekurangan kas pada saat-saat tertentu.
3. Sumber Pembiayaan
Sumber pembiayaan yang digunakan perusahaan juga bisa mempengaruhi DER. Jika perusahaan lebih banyak memanfaatkan pinjaman dari bank, maka DER akan lebih tinggi daripada jika perusahaan memanfaatkan modal sendiri.
4. Struktur Modal Perusahaan
Struktur modal perusahaan juga berpengaruh terhadap DER. Jika perusahaan lebih banyak menggunakan ekuitas daripada utang, maka DER akan rendah dan sebaliknya.
5. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga juga bisa mempengaruhi DER. Jika suku bunga naik, maka biaya bunga yang harus dibayar perusahaan akan semakin tinggi sehingga DER juga akan meningkat.
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apa yang dimaksud dengan DER?
DER merupakan singkatan dari Debt to Equity Ratio atau rasio utang terhadap ekuitas yang digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah utang yang dikelola perusahaan dibandingkan dengan ekuitasnya. Dalam kata lain, DER mengukur seberapa besar kewajiban perusahaan dibandingkan dengan aset yang dimiliki.
2. Mengapa DER penting?
DER merupakan salah satu rasio keuangan penting yang digunakan oleh investor, kreditur dan analis keuangan untuk menentukan seberapa besar risiko yang melekat pada perusahaan.
3. Bagaimana cara menghitung DER?
Untuk menghitung DER, kita bisa menggunakan formula sebagai berikut: Utang / Ekuitas.
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi DER?
Faktor-faktor yang mempengaruhi DER antara lain: industri perusahaan, sifat operasi perusahaan, sumber pembiayaan, struktur modal perusahaan, dan tingkat suku bunga.
Kesimpulan
Dalam artikel ini, kita telah membahas mengenai cara menghitung DER pada laporan keuangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dengan mengetahui DER perusahaan, kita bisa menentukan seberapa besar risiko yang melekat pada perusahaan dan memutuskan apakah investasi pada perusahaan tersebut layak dilakukan atau tidak.