Halo Sobat TeknoBgt! Artikel kali ini akan membahas tentang cara menghitung deferred tax. Mungkin bagi sebagian orang, istilah ini masih terdengar asing atau membingungkan. Tapi jangan khawatir, artikel ini akan membantu Sobat TeknoBgt untuk memahami konsep deferred tax secara sederhana dan mudah dipahami. Yuk, simak artikel berikut ini!
Apa itu Deferred Tax?
Deferred tax adalah pajak tangguhan atau pajak yang belum dibayarkan saat ini, namun akan dibayar di masa depan. Pajak ini terjadi karena adanya perbedaan antara nilai buku dengan nilai pajak dari suatu aset atau kewajiban. Perbedaan ini dapat terjadi karena adanya amortisasi, depresiasi, hingga perlakuan pajak yang berbeda di negara yang berbeda.
Contoh sederhana dari deferred tax ini adalah perbedaan antara metode akuntansi pengeluaran dan metode pajak. Sebagai contoh, suatu perusahaan memiliki aset senilai Rp 1 miliar dan melakukan pengeluaran rutin setiap bulan. Dalam akuntansi pengeluaran, aset tersebut akan diakui dengan nilai buku awal Rp 1 miliar, sedangkan dalam metode pajak, pengeluaran tersebut akan diakui sebagai pengurangan pajak, sehingga selisihnya akan dibayarkan di masa depan.
Cara Menghitung Deferred Tax
Untuk menghitung deferred tax, terdapat beberapa langkah yang harus Sobat TeknoBgt lakukan. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
1. Identifikasi aset atau kewajiban yang memiliki nilai pajak yang berbeda dengan nilai buku
Pertama-tama, Sobat TeknoBgt perlu mengidentifikasi aset atau kewajiban yang memiliki nilai pajak yang berbeda dengan nilai bukunya. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat laporan keuangan perusahaan dan mencari informasi mengenai aset atau kewajiban yang memiliki perbedaan nilai tersebut.
2. Hitung jumlah perbedaan nilai buku dengan nilai pajak
Setelah identifikasi dilakukan, Sobat TeknoBgt perlu menghitung jumlah perbedaan nilai buku dengan nilai pajak dari aset atau kewajiban tersebut. Jika nilai buku lebih tinggi dari nilai pajak, maka akan terjadi deferred tax liability, sedangkan jika nilai pajak lebih tinggi dari nilai buku, maka akan terjadi deferred tax asset.
3. Hitung persentase pajak
Selanjutnya, Sobat TeknoBgt perlu mengetahui persentase pajak yang dikenakan pada perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada laporan keuangan perusahaan atau dengan menghubungi pihak pajak terkait.
4. Hitung jumlah deferred tax
Setelah mengetahui persentase pajak, Sobat TeknoBgt perlu mengalikan perbedaan nilai buku dengan persentase pajak. Hasil perkalian ini akan menjadi jumlah deferred tax yang harus dibayar di masa depan.
5. Catat deferred tax dalam laporan keuangan
Terakhir, Sobat TeknoBgt perlu mencatat deferred tax dalam laporan keuangan perusahaan. Deferred tax liability akan dicatat sebagai kewajiban, sedangkan deferred tax asset akan dicatat sebagai aset.
Contoh Perhitungan Deferred Tax
Untuk memahami konsep deferred tax lebih jelas, berikut ini adalah contoh perhitungan deferred tax:
Aset/Kewajiban | Nilai Buku | Nilai Pajak | Perbedaan Nilai |
Aset Tetap | Rp 10 miliar | Rp 8 miliar | Rp 2 miliar |
Utang Jangka Panjang | Rp 5 miliar | Rp 6 miliar | -Rp 1 miliar |
Dari tabel di atas, terdapat perbedaan nilai buku dengan nilai pajak pada aset tetap senilai Rp 2 miliar dan utang jangka panjang senilai -Rp 1 miliar. Jika persentase pajak yang dikenakan adalah 25%, maka perhitungan deferred tax untuk aset tetap adalah sebagai berikut:
Jumlah Deferred Tax Liability = Rp 2 miliar x 25% = Rp 500 juta
Sedangkan perhitungan deferred tax untuk utang jangka panjang adalah sebagai berikut:
Jumlah Deferred Tax Asset = -Rp 1 miliar x 25% = -Rp 250 juta
Dalam laporan keuangan perusahaan, deferred tax liability akan dicatat sebagai kewajiban sebesar Rp 500 juta, sedangkan deferred tax asset akan dicatat sebagai aset sebesar -Rp 250 juta.
FAQ Mengenai Deferred Tax
1. Apa bedanya antara deferred tax liability dan deferred tax asset?
Deferred tax liability terjadi ketika nilai pajak lebih rendah dari nilai buku suatu aset atau kewajiban. Hal ini berarti perusahaan harus membayar pajak lebih banyak di masa depan. Sedangkan deferred tax asset terjadi ketika nilai pajak lebih tinggi dari nilai buku, sehingga perusahaan dapat memperoleh pengurangan pajak di masa depan.
2. Bagaimana cara mengurangi deferred tax liability?
Untuk mengurangi deferred tax liability, perusahaan dapat melakukan beberapa strategi, seperti mempercepat amortisasi, mengubah metode akuntansi, atau memindahkan fungsi perusahaan ke negara dengan pajak yang lebih rendah.
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi perhitungan deferred tax?
Beberapa faktor yang mempengaruhi perhitungan deferred tax antara lain besarnya perbedaan nilai pajak dan nilai buku, persentase pajak yang dikenakan, serta metode akuntansi yang digunakan.
4. Apa dampak dari deferred tax pada laba perusahaan?
Deferred tax dapat mempengaruhi jumlah laba atau rugi perusahaan. Jika perusahaan memiliki deferred tax asset, maka akan memperoleh pengurangan pajak di masa depan, sehingga dapat meningkatkan jumlah laba. Namun, jika perusahaan memiliki deferred tax liability, maka harus membayar pajak lebih banyak di masa depan, sehingga dapat menurunkan jumlah laba.
Kesimpulan
Sekarang Sobat TeknoBgt sudah memahami konsep deferred tax dan cara menghitungnya. Meskipun memang terdengar rumit pada awalnya, namun dengan pemahaman yang tepat dan melalui contoh yang jelas, Sobat TeknoBgt dapat memahami konsep ini dengan baik dan dapat menerapkannya dalam laporan keuangan perusahaan. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sobat TeknoBgt dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!