Halo Sobat TeknoBgt! Di artikel kali ini, kita akan membahas tentang cara menghitung BEP PKWU. BEP PKWU atau Break Event Point Penerimaan Kotor Usaha adalah titik impas dalam sebuah usaha di mana penerimaan kotor usaha sama dengan total biaya yang dikeluarkan. Dengan mengetahui BEP PKWU, kita dapat menghitung laba atau rugi yang diperoleh dari usaha yang sedang dijalankan. Yuk, simak cara menghitung BEP PKWU di bawah ini.
Pengertian BEP PKWU
Sebelum kita membahas tentang cara menghitung BEP PKWU, alangkah baiknya jika kita mengenal terlebih dahulu apa itu BEP PKWU. BEP PKWU adalah titik break even atau titik impas dalam usaha di mana penerimaan kotor usaha sama dengan total biaya yang dikeluarkan. Artinya, di titik impas ini, perusahaan tidak merugi atau menghasilkan keuntungan.
Contoh sederhana dari BEP PKWU adalah ketika seorang pengusaha membuka usaha café. Total biaya yang dikeluarkan untuk membuka usaha tersebut meliputi biaya sewa tempat, biaya peralatan, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya lainnya. Sedangkan penerimaan kotor usaha didapat dari penjualan menu-menu café tersebut.
Dalam menghitung BEP PKWU, kita perlu mengetahui beberapa faktor penting, yaitu:
No | Unsur | Keterangan |
---|---|---|
1 | Penerimaan kotor usaha | Jumlah dari penjualan seluruh produk atau jasa yang dihasilkan |
2 | Biaya variabel per unit | Biaya yang menjadi faktor variabel terhadap jumlah produksi/usaha |
3 | Biaya tetap | Biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu |
Cara Menghitung BEP PKWU
Nah, setelah kita mengetahui pengertian dari BEP PKWU, saatnya kita beralih ke cara menghitungnya. Berikut adalah rumus BEP PKWU:
BEP PKWU = Biaya Tetap / (Penerimaan Kotor Usaha per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Di mana:
- Biaya Tetap = Semua biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu yang tidak berubah meskipun jumlah produksi/usaha berubah
- Penerimaan Kotor Usaha per Unit = Hasil bagi antara Penerimaan Kotor Usaha dan Jumlah Unit Produksi/Usaha
- Biaya Variabel per Unit = Semua biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu yang berubah seiring dengan jumlah produksi/usaha
Jika dalam rumus tersebut terdapat istilah yang terbilang asing bagi Anda, jangan khawatir. Berikut adalah penjelasannya:
Biaya Tetap
Biaya tetap adalah semua biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu, meskipun jumlah produksi/usaha berubah. Contoh biaya tetap adalah biaya sewa tempat, biaya listrik, biaya telepon, biaya gaji karyawan, dan biaya-biaya yang tidak berubah di periode tertentu.
Contoh perhitungan biaya tetap:
No | Jenis Biaya Tetap | Jumlah Biaya Tetap |
---|---|---|
1 | Biaya Sewa Tempat | Rp 10.000.000 |
2 | Biaya Listrik | Rp 1.000.000 |
3 | Biaya Telepon | Rp 500.000 |
4 | Biaya Gaji Karyawan | Rp 5.000.000 |
5 | Biaya Lain-lain | Rp 2.500.000 |
Total Biaya Tetap: Rp 19.000.000 |
Penerimaan Kotor Usaha per Unit
Penerimaan kotor usaha per unit adalah hasil bagi antara penerimaan kotor usaha dan jumlah unit produksi/usaha. Contoh penerimaan kotor usaha per unit adalah harga jual menu café yang dijual per satu porsi.
Contoh perhitungan penerimaan kotor usaha per unit:
No | Jenis Menu | Harga Jual | Jumlah Penjualan | Penerimaan Kotor Usaha per Unit |
---|---|---|---|---|
1 | Nasi Goreng | Rp 25.000 | 10 | Rp 2.500 |
2 | Mie Goreng | Rp 20.000 | 15 | Rp 1.333,33 |
3 | Es Teh | Rp 5.000 | 20 | Rp 250 |
Total Penerimaan Kotor Usaha: Rp 57.500 | – |
Biaya Variabel per Unit
Biaya variabel per unit adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam periode tertentu yang berubah seiring dengan jumlah produksi/usaha. Contoh biaya variabel per unit adalah bahan baku atau bahan mentah yang dibutuhkan per satu porsi menu café yang dijual.
Contoh perhitungan biaya variabel per unit:
No | Jenis Menu | Biaya Bahan Baku | Jumlah Penjualan | Biaya Variabel per Unit |
---|---|---|---|---|
1 | Nasi Goreng | Rp 5.000 | 10 | Rp 500 |
2 | Mie Goreng | Rp 3.000 | 15 | Rp 200 |
3 | Es Teh | Rp 1.000 | 20 | Rp 50 |
Total Biaya Variabel: Rp 7.000 | – |
Contoh Perhitungan BEP PKWU
Dari contoh di atas, kita sudah mengetahui rumus BEP PKWU, yaitu:
BEP PKWU = Biaya Tetap / (Penerimaan Kotor Usaha per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Sebagai contoh, kita akan menghitung BEP PKWU dari café yang sudah kita sebutkan di atas dengan menggunakan data yang sudah kita hitung sebelumnya. Biaya tetap café tersebut adalah Rp 19.000.000, penerimaan kotor usaha per unitnya adalah Rp 1.694,44, dan biaya variabel per unitnya adalah Rp 466,67. Maka:
BEP PKWU = 19.000.000 / (1.694,44 – 466,67) = 15.607,85
Jadi, café tersebut harus menjual sebanyak 15.607,85 porsi menu agar mencapai titik impas atau BEP PKWU.
FAQ
Apa itu BEP PKWU?
BEP PKWU atau Break Event Point Penerimaan Kotor Usaha adalah titik impas dalam sebuah usaha di mana penerimaan kotor usaha sama dengan total biaya yang dikeluarkan.
Kenapa kita perlu menghitung BEP PKWU?
Dengan mengetahui BEP PKWU, kita dapat menghitung laba atau rugi yang diperoleh dari usaha yang sedang dijalankan.
Apa saja yang perlu diketahui dalam menghitung BEP PKWU?
Dalam menghitung BEP PKWU, kita perlu mengetahui beberapa faktor penting, yaitu penerimaan kotor usaha, biaya variabel per unit, dan biaya tetap.
Bagaimana cara menghitung BEP PKWU?
Cara menghitung BEP PKWU adalah dengan menggunakan rumus BEP PKWU:
BEP PKWU = Biaya Tetap / (Penerimaan Kotor Usaha per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Apa saja unsur-unsur yang dibutuhkan dalam perhitungan BEP PKWU?
Unsur-unsur yang dibutuhkan dalam perhitungan BEP PKWU adalah penerimaan kotor usaha, biaya tetap, dan biaya variabel per unit.
Kesimpulan
Setelah membaca artikel ini, kini Sobat TeknoBgt sudah mengetahui tentang cara menghitung BEP PKWU. Dengan mengetahui BEP PKWU, kita dapat menghitung laba atau rugi yang diperoleh dari usaha yang sedang dijalankan. Jangan lupa untuk melakukan perhitungan BEP PKWU sebelum memulai usaha, ya! Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sobat TeknoBgt.
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!