TEKNOBGT

Cara Menghitung Metode FIFO, LIFO, dan Average

Halo Sobat TeknoBgt! Apakah kalian pernah mendengar tentang metode FIFO, LIFO, atau Average dalam akuntansi? Ketiga metode ini sering digunakan dalam perhitungan nilai persediaan barang dagang pada perusahaan. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung ketiga metode tersebut secara lengkap dan mudah dipahami. Yuk, simak artikel ini sampai selesai!

Apa itu FIFO?

Metode FIFO (First In, First Out) adalah salah satu metode perhitungan persediaan barang dagang yang mengacu pada urutan waktu masuknya barang ke dalam gudang. Artinya, barang yang pertama masuk ke dalam gudang akan dijual terlebih dahulu sebelum barang yang masuk setelahnya.

Contohnya, perusahaan A membeli 100 unit produk A pada tanggal 1 Januari dengan harga Rp 10.000 per unit, kemudian membeli 50 unit produk A pada tanggal 15 Januari dengan harga Rp 12.000 per unit, dan membeli 75 unit produk A pada tanggal 25 Januari dengan harga Rp 11.000 per unit. Pada tanggal 30 Januari, perusahaan A menjual 150 unit produk A. Bagaimana cara menghitung nilai persediaan dan harga pokok penjualan (HPP) dengan metode FIFO?

TanggalDeskripsiJumlahHargaTotal
1 JanuariMasuk100Rp 10.000Rp 1.000.000
15 JanuariMasuk50Rp 12.000Rp 600.000
25 JanuariMasuk75Rp 11.000Rp 825.000

Untuk menghitung nilai persediaan dengan metode FIFO, kita harus mengeluarkan barang yang masuk lebih dulu. Dalam contoh ini, perusahaan A menjual 100 unit produk A pada tanggal 1 Januari, 50 unit produk A pada tanggal 15 Januari, dan 25 unit produk A pada tanggal 25 Januari.

Jadi, nilai persediaan pada akhir bulan Januari adalah:

75 unit x Rp 11.000 = Rp 825.000

Sedangkan HPP untuk 150 unit produk yang terjual adalah:

(100 unit x Rp 10.000) + (50 unit x Rp 12.000) = Rp 1.500.000

Kelebihan dan Kekurangan FIFO

Kelebihan metode FIFO adalah dapat memberikan informasi yang akurat mengenai nilai persediaan dan HPP, terutama jika harga barang cenderung naik dari waktu ke waktu. Selain itu, metode ini juga cocok digunakan pada perusahaan yang menghasilkan produk yang memiliki tanggal kadaluarsa, sehingga barang yang masuk lebih dulu dijual terlebih dahulu.

Namun, kekurangan dari metode FIFO adalah pada saat harga barang turun, nilai persediaan akan tercatat lebih tinggi dari harga pasar. Selain itu, metode ini juga dapat memakan waktu dan biaya yang lebih besar dalam pengelolaannya, terutama jika perusahaan memiliki banyak jenis persediaan dan jumlahnya yang besar.

Apa itu LIFO?

Metode LIFO (Last In, First Out) adalah kebalikan dari metode FIFO. Pada metode ini, barang yang terakhir masuk ke dalam gudang akan dijual terlebih dahulu sebelum barang yang masuk sebelumnya. Hal ini mengakibatkan barang yang tersisa di gudang menjadi barang yang masuk lebih dulu.

Contohnya, perusahaan B membeli 100 unit produk B pada tanggal 1 Januari dengan harga Rp 10.000 per unit, kemudian membeli 50 unit produk B pada tanggal 15 Januari dengan harga Rp 12.000 per unit, dan membeli 75 unit produk B pada tanggal 25 Januari dengan harga Rp 11.000 per unit. Pada tanggal 30 Januari, perusahaan B menjual 150 unit produk B. Bagaimana cara menghitung nilai persediaan dan HPP dengan metode LIFO?

TanggalDeskripsiJumlahHargaTotal
1 JanuariMasuk100Rp 10.000Rp 1.000.000
15 JanuariMasuk50Rp 12.000Rp 600.000
25 JanuariMasuk75Rp 11.000Rp 825.000

Untuk menghitung nilai persediaan dengan metode LIFO, kita harus mengeluarkan barang yang masuk paling akhir terlebih dahulu. Dalam contoh ini, perusahaan B menjual 75 unit produk B pada tanggal 30 Januari dengan harga Rp 11.000 per unit, dan 75 unit produk B pada tanggal 25 Januari dengan harga Rp 11.000 per unit. Jadi, nilai persediaan pada akhir bulan Januari adalah:

100 unit x Rp 10.000 = Rp 1.000.000

Sedangkan HPP untuk 150 unit produk yang terjual adalah:

(75 unit x Rp 11.000) + (75 unit x Rp 12.000) = Rp 1.725.000

Kelebihan dan Kekurangan LIFO

Kelebihan metode LIFO adalah dapat memberikan informasi yang akurat mengenai nilai persediaan dan HPP, terutama jika harga barang cenderung turun dari waktu ke waktu. Selain itu, metode ini juga cocok digunakan pada perusahaan yang menghasilkan produk yang memerlukan proses penanganan khusus, sehingga barang yang masuk terakhir dijual terlebih dahulu.

Namun, kekurangan dari metode LIFO adalah pada saat harga barang naik, nilai persediaan akan tercatat lebih rendah dari harga pasar. Selain itu, metode ini juga dapat mempersulit pengelolaan persediaan, terutama jika perusahaan memiliki banyak jenis persediaan dan jumlahnya yang besar.

Apa itu Average?

Metode Average (Rata-rata) adalah metode perhitungan persediaan barang dagang yang menggunakan nilai rata-rata dari harga barang. Nilai persediaan dihitung dengan cara membagi total nilai barang yang ada dalam persediaan dengan jumlah barang yang tersedia.

Contohnya, perusahaan C membeli 100 unit produk C pada tanggal 1 Januari dengan harga Rp 10.000 per unit, membeli 50 unit produk C pada tanggal 15 Januari dengan harga Rp 12.000 per unit, dan membeli 75 unit produk C pada tanggal 25 Januari dengan harga Rp 11.000 per unit. Pada tanggal 30 Januari, perusahaan C menjual 150 unit produk C. Bagaimana cara menghitung nilai persediaan dan HPP dengan metode Average?

TanggalDeskripsiJumlahHargaTotal
1 JanuariMasuk100Rp 10.000Rp 1.000.000
15 JanuariMasuk50Rp 12.000Rp 600.000
25 JanuariMasuk75Rp 11.000Rp 825.000

Untuk menghitung nilai persediaan dengan metode Average, kita harus menghitung nilai rata-rata dari harga barang terlebih dahulu. Dalam contoh ini, total nilai barang yang tersedia adalah Rp 2.425.000 dan jumlah barang yang tersedia adalah 225 unit. Jadi, nilai rata-rata harga barang adalah:

Rp 2.425.000 / 225 unit = Rp 10.778

Nilai persediaan pada akhir bulan Januari adalah:

Untuk menghitung HPP dengan metode Average, kita dapat langsung mengalikan jumlah barang yang terjual dengan nilai rata-rata harga barang. Dalam contoh ini, HPP untuk 150 unit produk yang terjual adalah:

150 unit x Rp 10.778 = Rp 1.616.700

Kelebihan dan Kekurangan Average

Kelebihan metode Average adalah penghitungan yang mudah dan cepat, terutama jika perusahaan memiliki banyak jenis persediaan di dalam gudang. Selain itu, metode ini juga cocok digunakan pada perusahaan yang menghasilkan produk yang memiliki harga yang stabil dari waktu ke waktu.

Namun, kekurangan dari metode Average adalah tidak memberikan informasi yang akurat mengenai nilai persediaan dan HPP, terutama jika harga barang cenderung fluktuatif. Selain itu, metode ini juga tidak cocok digunakan pada perusahaan yang menghasilkan produk yang memiliki tanggal kadaluarsa atau memerlukan penanganan khusus.

FAQ Cara Menghitung Metode FIFO, LIFO, dan Average

1. Metode FIFO cocok digunakan pada perusahaan yang menghasilkan produk dengan tanggal kadaluarsa atau tanpa tanggal kadaluarsa?

Jawaban: Metode FIFO cocok digunakan pada perusahaan yang menghasilkan produk dengan tanggal kadaluarsa, karena barang yang masuk lebih dulu dijual terlebih dahulu.

2. Metode LIFO cocok digunakan pada perusahaan yang menghasilkan produk dengan harga yang stabil atau fluktuatif?

Jawaban: Metode LIFO cocok digunakan pada perusahaan yang menghasilkan produk dengan harga yang fluktuatif, karena barang yang masuk terakhir dijual terlebih dahulu.

3. Metode Average cocok digunakan pada perusahaan yang menghasilkan produk dengan harga yang stabil atau fluktuatif?

Jawaban: Metode Average cocok digunakan pada perusahaan yang menghasilkan produk dengan harga yang stabil dan tidak fluktuatif dari waktu ke waktu.

4. Apa kelebihan metode FIFO?

Jawaban: Kelebihan metode FIFO adalah memberikan informasi yang akurat mengenai nilai persediaan dan HPP, terutama jika harga barang cenderung naik dari waktu ke waktu.

5. Apa kekurangan metode Average?

Jawaban: Kekurangan metode Average adalah tidak memberikan informasi yang akurat mengenai nilai persediaan dan HPP, terutama jika harga barang cenderung fluktuatif.

Penutup

Demikianlah artikel tentang cara menghitung metode FIFO, LIFO, dan Average. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga perusahaan harus memilih metode yang sesuai dengan jenis persediaan yang dimilikinya. Kita juga telah membahas contoh perhitungan untuk setiap metode dengan rinci. Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sobat TeknoBgt dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung Metode FIFO, LIFO, dan Average