TEKNOBGT

Cara Menghitung Borongan Tenaga Bangunan untuk Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas

Halo Sobat TeknoBgt, jika kamu merupakan seorang yang bekerja di bidang konstruksi atau memiliki proyek pembangunan, pasti kamu sudah tidak asing dengan istilah borongan. Borongan merupakan sistem perhitungan upah pekerjaan yang umum digunakan dalam dunia konstruksi. Pada artikel kali ini, kita akan membahas cara menghitung borongan tenaga bangunan yang tepat dan efisien.

Apa yang Dimaksud dengan Borongan?

Sebelum masuk ke pembahasan cara menghitung borongan tenaga bangunan, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan borongan. Borongan adalah sistem penggajian yang dilakukan dengan memasang harga untuk satu pekerjaan tertentu. Dalam pekerjaan konstruksi, borongan umumnya digunakan untuk pekerjaan berat dan membutuhkan waktu yang lama, seperti pemasangan keramik, pengecatan, atau pemasangan genteng.

Keuntungan Menggunakan Sistem Borongan

Penggunaan sistem borongan dalam proyek konstruksi memiliki beberapa keuntungan dibandingkan sistem upah harian atau bulanan. Berikut adalah beberapa keuntungan sistem borongan:

NoKeuntungan
1Lebih efisien dalam penghematan waktu dan biaya
2Memungkinkan pemilik proyek untuk mengontrol anggaran dengan lebih mudah
3Memotivasi pekerja untuk bekerja dengan lebih cepat dan efisien

Dengan menggunakan sistem borongan, pemilik proyek hanya perlu membayar pekerja berdasarkan pekerjaan yang telah selesai. Hal ini membuat penggunaan uang lebih efisien dan menghindari terjadinya pemborosan anggaran. Selain itu, sistem borongan juga dapat memotivasi pekerja untuk bekerja dengan lebih cepat dan efisien, karena mereka akan mendapatkan imbalan yang lebih tinggi jika selesai lebih cepat dari jadwal yang ditentukan. Dalam jangka panjang, sistem borongan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam proyek bangunan.

Cara Menghitung Borongan Tenaga Bangunan

Setelah memahami apa itu borongan dan keuntungan penggunaannya, selanjutnya kita akan membahas cara menghitung borongan tenaga bangunan. Perlu diingat, perhitungan borongan harus dilakukan dengan cermat dan teliti agar tidak terjadi kerugian dari pihak pekerja atau pemilik proyek.

1. Tentukan Jenis Pekerjaan yang Akan Dilakukan

Langkah pertama dalam menghitung borongan tenaga bangunan adalah menentukan jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Sebagai contoh, kita akan menghitung borongan untuk pemasangan keramik pada ruang tamu dengan ukuran 4×6 meter.

2. Ukur Luas Pekerjaan

Setelah menentukan jenis pekerjaan, langkah selanjutnya adalah mengukur luas pekerjaan. Dalam contoh ini, ruang tamu memiliki ukuran 4×6 meter atau 24 meter persegi.

3. Tentukan Harga Satuan

Setelah menentukan luas pekerjaan, selanjutnya tentukan harga satuan per meter persegi. Harga satuan bisa ditentukan berdasarkan harga pasar atau kesepakatan antara pekerja dan pemilik proyek. Misalnya, harga satuan untuk pemasangan keramik adalah Rp 200.000 per meter persegi.

4. Hitung Total Harga Pekerjaan

Selanjutnya, hitung total harga pekerjaan dengan cara mengalikan harga satuan dengan luas pekerjaan. Dalam contoh ini, total harga pekerjaan pemasangan keramik pada ruang tamu adalah:

Total harga pekerjaan = harga satuan x luas pekerjaan

Total harga pekerjaan = Rp 200.000/m2 x 24 m2

Total harga pekerjaan = Rp 4.800.000

5. Hitung Upah Borongan

Setelah menentukan total harga pekerjaan, selanjutnya hitung upah borongan untuk pekerja. Upah borongan biasanya ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari total harga pekerjaan. Persentase upah borongan dapat dimodifikasi sesuai kesepakatan antara pekerja dan pemilik proyek. Misalnya, persentase upah borongan sebesar 80%.

Upah borongan = total harga pekerjaan x persentase upah borongan

Upah borongan = Rp 4.800.000 x 80%

Upah borongan = Rp 3.840.000

6. Hitung Bahan dan Peralatan

Setelah menghitung upah borongan, selanjutnya hitung biaya bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk pekerjaan. Biaya bahan dan peralatan dapat variatif tergantung jenis pekerjaan yang dilakukan. Misalnya, untuk pemasangan keramik pada ruang tamu, biaya bahan dan peralatan yang dibutuhkan adalah:

  • Keramik ukuran 50×50 cm = Rp 300.000
  • Lem keramik = Rp 100.000
  • Spidol untuk pensil = Rp 10.000

Total biaya bahan dan peralatan = Rp 400.000

7. Hitung Total Biaya

Setelah menghitung upah borongan dan biaya bahan dan peralatan, selanjutnya hitung total biaya untuk pekerjaan. Total biaya dapat dihitung dengan cara menjumlahkan upah borongan dan biaya bahan dan peralatan.

Total biaya = upah borongan + biaya bahan dan peralatan

Total biaya = Rp 3.840.000 + Rp 400.000

Total biaya = Rp 4.240.000

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa perbedaan antara sistem borongan dan sistem upah harian?

Sistem borongan adalah sistem penggajian berdasarkan harga satuan pekerjaan yang telah disepakati sebelumnya. Pekerja hanya akan menerima upah jika pekerjaan telah selesai sesuai dengan target yang ditetapkan. Sedangkan sistem upah harian adalah sistem penggajian yang berdasarkan jumlah waktu kerja, yakni upah akan diberikan sesuai dengan jumlah hari kerja.

2. Bagaimana cara menghitung upah borongan dengan persentase yang ditentukan sendiri?

Untuk menghitung upah borongan, pertama-tama tentukan persentase upah borongan yang diinginkan. Selanjutnya, kalikan total harga pekerjaan dengan persentase tersebut untuk mendapatkan upah borongan.

Kesimpulan

Dalam dunia konstruksi, penggunaan sistem borongan dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam proyek pembangunan. Penting bagi pekerja dan pemilik proyek untuk menghitung borongan tenaga bangunan dengan cermat dan teliti untuk menghindari terjadinya kerugian. Dalam menghitung borongan, perlu dilakukan tahap-tahap yang terstruktur, seperti menentukan jenis pekerjaan, mengukur luas pekerjaan, dan menghitung upah borongan. Dengan cara ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan keberhasilan proyek konstruksi.

Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.

Cara Menghitung Borongan Tenaga Bangunan untuk Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas