TEKNOBGT

Cara Menghitung Penyusutan Garis Lurus

Halo Sobat TeknoBgt, kali ini kita akan membahas tentang cara menghitung penyusutan garis lurus. Penyusutan garis lurus adalah salah satu metode akuntansi yang digunakan untuk menghitung nilai aset tetap yang telah mengalami depresiasi atau kerusakan seiring berjalannya waktu.

Apa itu Penyusutan Garis Lurus?

Penyusutan garis lurus adalah metode akuntansi yang digunakan untuk menghitung nilai aset tetap yang mengalami depresiasi atau kerusakan. Metode ini paling umum digunakan dan secara teknik sederhana. Metode penyusutan garis lurus memungkinkan untuk menghitung penurunan nilai aset tetap secara merata selama masa pakainya.

Dalam penyusutan garis lurus, nilai aset tetap dikurangi dalam jumlah yang sama setiap tahunnya. Misalnya, jika sebuah mesin senilai Rp100.000 memiliki masa pakai 5 tahun, setiap tahunnya akan mengalami penyusutan sebesar Rp20.000.

Keuntungan Metode Penyusutan Garis Lurus

Metode penyusutan garis lurus memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

  1. Sederhana dan mudah dihitung;
  2. Memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi keuangan perusahaan;
  3. Mudah dipelajari dan dipahami oleh para pemilik usaha;
  4. Memudahkan perusahaan dalam menghitung laba atau rugi selama masa pakai aset tetap.

Cara Menghitung Penyusutan Garis Lurus

Sebelum menghitung penyusutan garis lurus, ada beberapa informasi yang dibutuhkan:

  • Nilai aset tetap;
  • Masa pakai aset tetap (dalam tahun);
  • Nilai residu atau nilai sisa aset tetap setelah masa pakai habis.

Setelah informasi di atas diketahui, langkah-langkah untuk menghitung penyusutan garis lurus adalah sebagai berikut:

  1. Hitung nilai penyusutan per tahun dengan mengurangi nilai residu dari nilai aset tetap, lalu dibagi dengan masa pakai aset tetap.
  2. Jumlahkan nilai penyusutan per tahun untuk mendapatkan total penyusutan selama masa pakai aset tetap.

Berikut adalah contoh perhitungan penyusutan garis lurus:

Nilai Aset TetapMasa PakaiNilai ResiduNilai Penyusutan per Tahun
Rp100.0005 tahunRp10.000Rp18.000

Pada contoh di atas, nilai aset tetap senilai Rp100.000 dengan masa pakai selama 5 tahun dan nilai residu senilai Rp10.000. Maka, nilai penyusutan per tahun adalah (Rp100.000 – Rp10.000) / 5 = Rp18.000. Total penyusutan selama 5 tahun adalah Rp18.000 x 5 = Rp90.000.

FAQ

1. Apa beda penyusutan garis lurus dan saldo menurun?

Penyusutan garis lurus adalah metode penyusutan yang menghitung nilai aset tetap secara merata setiap tahunnya, sedangkan saldo menurun adalah metode penyusutan yang menghitung nilai aset tetap berdasarkan persentase nilai buku yang berkurang setiap tahunnya.

2. Apakah nilai residu harus selalu ada dalam perhitungan penyusutan garis lurus?

Tidak selalu. Nilai residu dihitung sebagai nilai aset tetap yang tersisa setelah masa pakainya habis. Jika nilai residu tidak diketahui atau diabaikan, maka nilai penyusutan per tahun dihitung dengan membagi nilai aset tetap dengan masa pakainya.

3. Apakah ada batasan untuk penggunaan metode penyusutan garis lurus?

Tidak ada batasan dalam penggunaan metode penyusutan garis lurus. Namun, metode ini lebih cocok digunakan untuk aset tetap yang memiliki nilai yang sama selama masa pakainya dan tidak terlalu dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal.

Kesimpulan

Penyusutan garis lurus adalah metode akuntansi yang paling umum digunakan untuk menghitung nilai aset tetap yang mengalami depresiasi atau kerusakan. Metode ini sederhana dan mudah dihitung, serta memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi keuangan perusahaan. Untuk menghitung penyusutan garis lurus, diperlukan informasi mengenai nilai aset tetap, masa pakai, dan nilai residu. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Sobat TeknoBgt dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.

Cara Menghitung Penyusutan Garis Lurus