Cara Menghitung Cardiac Output untuk Sobat TeknoBgt

Hello Sobat TeknoBgt! Tahukah kamu bahwa cardiac output adalah salah satu faktor penting dalam menilai fungsi jantung seseorang? Jangan khawatir, dalam artikel ini kita akan membahas secara lengkap cara menghitung cardiac output. Yuk, simak penjelasannya!

Pengertian Cardiac Output

Sebelum membahas lebih jauh mengenai cara menghitung cardiac output, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu cardiac output. Cardiac output merupakan jumlah darah yang dipompa oleh jantung dalam satu menit. Jumlah darah yang dipompa ini merupakan hasil perkalian antara stroke volume (jumlah darah yang dipompa oleh jantung dalam satu kali denyut) dengan frekuensi denyut jantung.

Cardiac output sangat penting untuk menilai fungsi jantung seseorang. Apabila cardiac output terlalu rendah, maka organ-organ dalam tubuh tidak akan mendapatkan cukup pasokan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan. Sebaliknya, apabila cardiac output terlalu tinggi, maka jantung akan bekerja terlalu keras dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

Cara Menghitung Cardiac Output

Untuk menghitung cardiac output, kita perlu mengetahui terlebih dahulu stroke volume dan frekuensi denyut jantung. Berikut ini adalah langkah-langkah cara menghitung cardiac output:

Langkah 1: Menghitung Stroke Volume

Stroke volume merupakan jumlah darah yang dipompa oleh jantung dalam satu kali denyut. Terdapat beberapa cara untuk menghitung stroke volume, di antaranya adalah:

  1. Metode Tebal Dinding Cincin
    Metode ini dilakukan dengan mengukur ketebalan dinding ventrikel kiri pada saat diastolik dan saat sistolik menggunakan teknik echocardiography. Selisih ketebalan dinding ventrikel kiri inilah yang menjadi dasar perhitungan stroke volume. Namun, metode ini membutuhkan alat khusus dan ahli yang terlatih dalam melakukan pemeriksaan.
  2. Metode Dilusi
    Metode ini dilakukan dengan memberikan zat yang dapat dicerna oleh tubuh dalam waktu cepat melalui jalur intravena. Kemudian, zat tersebut dideteksi dalam urin atau darah yang diambil setelah beberapa waktu. Selisih konsentrasi zat pada saat masuk dan keluar jantung inilah yang digunakan sebagai dasar perhitungan stroke volume.
  3. Metode Termodilusi
    Metode ini dilakukan dengan memberikan zat yang tahan terhadap perubahan suhu pada jalur intravena. Kemudian, suhu darah diukur pada saat masuk dan keluar jantung. Selisih suhu darah inilah yang digunakan sebagai dasar perhitungan stroke volume.

Setelah mendapatkan nilai stroke volume, kita dapat lanjut ke langkah berikutnya untuk menghitung cardiac output.

Langkah 2: Menghitung Frekuensi Denyut Jantung

Frekuensi denyut jantung merupakan jumlah denyut jantung dalam satu menit. Cara paling mudah untuk menghitung frekuensi denyut jantung adalah dengan menghitung denyut nadi. Caranya adalah dengan menempatkan jari pada lokasi nadi, seperti leher atau pergelangan tangan, kemudian menghitung jumlah denyut dalam waktu 1 menit.

Jika kita sudah mengetahui nilai stroke volume dan frekuensi denyut jantung, maka kita bisa menghitung cardiac output dengan cara sebagai berikut:

Langkah 3: Menghitung Cardiac Output

Caranya adalah dengan mengkalikan stroke volume dengan frekuensi denyut jantung. Rumusnya adalah:

Cardiac Output = Stroke Volume x Frekuensi Denyut Jantung

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apakah cardiac output sama dengan curah jantung?

Istilah cardiac output dan curah jantung memang seringkali digunakan secara bergantian. Namun, sebenarnya terdapat sedikit perbedaan antara keduanya. Cardiac output adalah jumlah darah yang dipompa oleh jantung dalam satu menit, sementara curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh jantung dalam satu kali pompaan.

2. Berapa nilai normal cardiac output?

Nilai normal cardiac output pada dewasa adalah sekitar 4-8 liter per menit. Namun, nilai normal ini dapat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, dan aktivitas fisik seseorang.

3. Apa yang dapat mempengaruhi nilai cardiac output?

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai cardiac output antara lain aktivitas fisik, kondisi kesehatan, tekanan darah, dan kadar hormon dalam tubuh.

4. Apa yang dapat terjadi apabila cardiac output terlalu rendah atau terlalu tinggi?

Jika cardiac output terlalu rendah, maka organ-organ dalam tubuh tidak akan mendapatkan cukup pasokan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti pusing, lelah, sesak napas, hingga kerusakan organ. Sebaliknya, apabila cardiac output terlalu tinggi, maka jantung akan bekerja terlalu keras dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti jantung koroner, stroke, dan gagal jantung.

5. Apakah ada cara untuk meningkatkan cardiac output?

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan cardiac output antara lain dengan melakukan olahraga secara teratur, menjaga pola makan yang sehat, menghindari stres, dan mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi dan vitamin B.

Kesimpulan

Cardiac output adalah jumlah darah yang dipompa oleh jantung dalam satu menit. Untuk menghitung cardiac output, kita perlu mengetahui terlebih dahulu stroke volume dan frekuensi denyut jantung. Stroke volume dapat dihitung menggunakan beberapa metode, seperti metode tebal dinding cincin, metode dilusi, atau metode termodilusi. Sedangkan frekuensi denyut jantung dapat dihitung dengan menghitung denyut nadi.

Setelah memperoleh nilai stroke volume dan frekuensi denyut jantung, kita bisa menghitung cardiac output dengan cara mengkalikan keduanya. Nilai normal cardiac output pada dewasa adalah sekitar 4-8 liter per menit, namun dapat bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan, dan aktivitas fisik seseorang.

Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung Cardiac Output untuk Sobat TeknoBgt