Cara Menghitung Discounted Payback Period

Halo Sobat TeknoBgt! Dalam dunia bisnis, kita sering kali dihadapkan dengan pilihan investasi yang memiliki resiko dan imbal hasil yang berbeda-beda. Nah, salah satu cara untuk memilih investasi yang paling menguntungkan adalah dengan menghitung discounted payback period atau DPP. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap cara menghitung DPP dengan mudah dan cepat.

Apa itu Discounted Payback Period?

Sebelum membahas cara menghitung DPP, kita harus tahu terlebih dahulu apa itu DPP. Secara sederhana, DPP adalah metode pengukuran investasi yang menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi serta keuntungan yang dihasilkan setelah dipotong dengan tingkat suku bunga.

Keuntungan Menggunakan Discounted Payback Period

Sebagai investor, kamu harus mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi dan keuntungan yang dihasilkan. Oleh karena itu, DPP menjadi salah satu alat analisis yang penting dalam membuat keputusan investasi.

Manfaat dari DPP adalah sebagai berikut:

#Keuntungan
1Menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi
2Memudahkan dalam memilih investasi yang paling menguntungkan
3Mengurangi risiko kegagalan dalam pengambilan keputusan investasi

Cara Menghitung Discounted Payback Period

Selanjutnya, kita akan membahas cara menghitung DPP dengan mudah dan cepat. Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu:

Tahapan 1: Menghitung Nilai Present Value (PV)

Nilai present value (PV) adalah total nilai uang yang akan diterima di masa depan yang telah dikurangi dengan tingkat suku bunga.

Rumus untuk menghitung nilai PV:

PV = FV / (1 + r)ⁿ

Keterangan:

  • PV = present value
  • FV = future value (nilai uang di masa depan)
  • r = tingkat suku bunga
  • ⁿ = jumlah periode waktu

Contoh:

Seorang investor ingin membeli obligasi dengan nilai nominal Rp 100.000.000 dan tingkat bunga 10% selama 5 tahun. Berapa nilai PV dari obligasi tersebut?

PV = 100.000.000 / (1 + 10%)⁵

PV = 100.000.000 / 1,611

PV = 62.047.095

Nilai PV dari obligasi tersebut adalah Rp 62.047.095.

Tahapan 2: Menghitung Cash Inflow (CI)

Cash inflow (CI) adalah arus kas yang akan diterima oleh investor di masa depan.

Contoh:

Seorang investor membeli saham senilai Rp 50.000.000 dan akan mendapatkan cash inflow sebesar Rp 10.000.000 setiap tahun selama 7 tahun. Berapa total cash inflow dari saham tersebut?

Total cash inflow = CI₁ + CI₂ + … + CI₇

Total cash inflow = 10.000.000 + 10.000.000 + 10.000.000 + 10.000.000 + 10.000.000 + 10.000.000 + 10.000.000

Total cash inflow = 70.000.000

Total cash inflow dari saham tersebut adalah Rp 70.000.000.

Tahapan 3: Menghitung Nilai Present Value dari Cash Inflow (PVCI)

Nilai present value dari cash inflow (PVCI) adalah total arus kas yang akan diterima oleh investor di masa depan yang telah dikurangi dengan tingkat suku bunga.

Rumus untuk menghitung nilai PVCI:

PVCI = CIₙ / (1 + r)ⁿ

Keterangan:

  • PVCI = present value dari cash inflow
  • CIₙ= cash inflow pada periode ke-n
  • r = tingkat suku bunga
  • ⁿ = jumlah periode waktu

Contoh:

Seorang investor akan mendapatkan arus kas sebesar Rp 30.000.000 setiap tahun selama 10 tahun dengan tingkat suku bunga 7%. Berapa nilai PVCI dari arus kas tersebut?

PVCI = 30.000.000 / (1 + 7%)ⁿ

PVCI = 30.000.000 / 1,967

PVCI = 15.247.583

Nilai PVCI dari arus kas tersebut adalah Rp 15.247.583.

Tahapan 4: Menghitung Cumulative Present Value (CPV)

Cumulative present value (CPV) adalah total nilai present value dari cash inflow pada setiap periode waktu.

Contoh:

Seorang investor akan mendapatkan arus kas sebesar Rp 20.000.000 setiap tahun selama 7 tahun dengan tingkat suku bunga 6%. Berapa total CPV dari arus kas tersebut?

PeriodeCash Inflow (CI)Nilai Present Value (PVCI)
120.000.00018.867.925
220.000.00017.807.356
320.000.00016.794.686
420.000.00015.826.542
520.000.00014.899.721
620.000.00014.011.275
720.000.00013.158.470
Total140.000.000111.265.984

Total CPV dari arus kas tersebut adalah Rp 111.265.984.

Tahapan 5: Menghitung Discounted Payback Period (DPP)

Discounted payback period (DPP) adalah periode waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi dan keuntungan yang dihasilkan setelah dipotong dengan tingkat suku bunga.

Rumus untuk menghitung DPP:

DPP = a + (b / c)

Keterangan:

  • a = periode waktu sebelum CPV positif
  • b = nilai PV dari cash inflow pada periode CPV positif
  • c = nilai PV dari cash inflow pada periode setelah CPV positif

Contoh:

Seorang investor akan mendapatkan arus kas sebesar Rp 50.000.000 setiap tahun selama 5 tahun dengan tingkat suku bunga 8%. Berapa DPP dari arus kas tersebut?

PeriodeCash Inflow (CI)Nilai Present Value (PVCI)Cumulative Present Value (CPV)
150.000.00046.296.296-46.296.296
250.000.00042.870.370-3.425.926
350.000.00039.583.33310.057.407
450.000.00036.419.75322.477.160
550.000.00033.365.84433.365.844

Dari tabel di atas, CPV menjadi positif pada periode 3. Oleh karena itu, kita dapat menghitung DPP dengan menggunakan rumus berikut:

DPP = a + (b / c)

DPP = 3 + (10.057.407 / 36.419.753)

DPP = 3,28 tahun

DPP dari arus kas tersebut adalah 3,28 tahun.

FAQ (Frequently Asked Questions)

Apa yang dimaksud dengan discounted payback period?

Discounted payback period (DPP) adalah metode pengukuran investasi yang menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi serta keuntungan yang dihasilkan setelah dipotong dengan tingkat suku bunga.

Kenapa kita harus menghitung discounted payback period?

Sebagai investor, kamu harus mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi dan keuntungan yang dihasilkan. Oleh karena itu, DPP menjadi salah satu alat analisis yang penting dalam membuat keputusan investasi.

Bagaimana cara menghitung discounted payback period?

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu: menghitung nilai present value (PV), menghitung cash inflow (CI), menghitung nilai present value dari cash inflow (PVCI), menghitung cumulative present value (CPV), dan menghitung discounted payback period (DPP).

Apa manfaat dari discounted payback period?

Manfaat dari DPP adalah sebagai berikut: menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal investasi, memudahkan dalam memilih investasi yang paling menguntungkan, dan mengurangi risiko kegagalan dalam pengambilan keputusan investasi.

Semoga Bermanfaat dan Sampai Jumpa di Artikel Menarik Lainnya

Sekian artikel tentang cara menghitung discounted payback period. Dengan memahami konsep dan cara menghitung DPP dengan baik, kamu dapat membuat keputusan investasi yang lebih tepat dan menguntungkan. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan faktor risiko dan imbal hasil saat memilih investasi. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.

Cara Menghitung Discounted Payback Period