Penyusutan adalah pengurangan nilai aset yang terjadi akibat penggunaannya atau suatu kejadian tertentu. Untuk menghitung penyusutan, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
1. Metode Garis Lurus
Metode garis lurus merupakan salah satu metode yang paling sederhana dalam menghitung penyusutan. Metode ini didasarkan pada pemakaian aset yang merata dalam jangka waktu yang sama, sehingga nilai aset tersebut berkurang dengan jumlah yang sama tiap tahunnya.
Contoh:
Tahun | Nilai Buku Awal | Penyusutan | Nilai Buku Akhir |
---|---|---|---|
1 | Rp 10.000.000 | Rp 2.000.000 | Rp 8.000.000 |
2 | Rp 8.000.000 | Rp 2.000.000 | Rp 6.000.000 |
3 | Rp 6.000.000 | Rp 2.000.000 | Rp 4.000.000 |
4 | Rp 4.000.000 | Rp 2.000.000 | Rp 2.000.000 |
Kelebihan Metode Garis Lurus
Metode garis lurus sangat sederhana dan mudah dihitung. Selain itu, metode ini juga sangat cocok digunakan untuk aset yang memiliki umur pakai yang relatif sama.
Kekurangan Metode Garis Lurus
Metode garis lurus kurang cocok digunakan untuk aset yang nilai sisanya semakin kecil setiap tahunnya, seperti kendaraan bermotor atau mesin.
2. Metode Saldo Menurun Ganda
Metode saldo menurun ganda didasarkan pada asumsi bahwa penyusutan terjadi pada tingkat yang lebih cepat pada tahun-tahun awal dan menurun secara bertahap pada tahun-tahun berikutnya.
Contoh:
Tahun | Nilai Buku Awal | Penyusutan | Nilai Buku Akhir |
---|---|---|---|
1 | Rp 10.000.000 | Rp 4.000.000 | Rp 6.000.000 |
2 | Rp 6.000.000 | Rp 2.400.000 | Rp 3.600.000 |
3 | Rp 3.600.000 | Rp 1.440.000 | Rp 2.160.000 |
4 | Rp 2.160.000 | Rp 864.000 | Rp 1.296.000 |
Kelebihan Metode Saldo Menurun Ganda
Metode saldo menurun ganda cocok digunakan untuk aset yang nilai sisanya semakin kecil setiap tahunnya, seperti kendaraan bermotor atau mesin.
Kekurangan Metode Saldo Menurun Ganda
Metode saldo menurun ganda lebih rumit dibandingkan metode garis lurus, sehingga membutuhkan perhitungan yang lebih teliti.
3. Metode Jumlah Angka Tahun
Metode jumlah angka tahun merupakan metode yang didasarkan pada jumlah tahun umur aset. Metode ini lebih cocok digunakan untuk aset dengan nilai yang semakin berkurang setiap tahunnya.
Contoh:
Tahun | Jumlah Angka Tahun | Nilai Buku Awal | Penyusutan | Nilai Buku Akhir |
---|---|---|---|---|
1 | 6 | Rp 10.000.000 | Rp 1.666.667 | Rp 8.333.333 |
2 | 5 | Rp 8.333.333 | Rp 1.666.667 | Rp 6.666.667 |
3 | 4 | Rp 6.666.667 | Rp 1.666.667 | Rp 5.000.000 |
4 | 3 | Rp 5.000.000 | Rp 1.666.667 | Rp 3.333.333 |
5 | 2 | Rp 3.333.333 | Rp 1.666.667 | Rp 1.666.667 |
6 | 1 | Rp 1.666.667 | Rp 1.666.667 | Rp 0 |
Kelebihan Metode Jumlah Angka Tahun
Metode jumlah angka tahun memperhitungkan umur aset secara terperinci, sehingga hasilnya lebih akurat.
Kekurangan Metode Jumlah Angka Tahun
Metode jumlah angka tahun lebih rumit dibandingkan dengan metode lainnya.
FAQ
1. Bagaimana cara menghitung penyusutan?
Penyusutan dapat dihitung dengan menggunakan salah satu metode yang telah dijelaskan di atas, yaitu metode garis lurus, saldo menurun ganda, atau jumlah angka tahun.
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penyusutan?
Beberapa faktor yang mempengaruhi penyusutan antara lain umur aset, nilai residu, metode penyusutan yang digunakan, dan kondisi aset.
3. Kapan sebaiknya menggunakan metode garis lurus?
Metode garis lurus sebaiknya digunakan untuk aset yang memiliki umur pakai yang relatif sama.
4. Kapan sebaiknya menggunakan metode saldo menurun ganda?
Metode saldo menurun ganda sebaiknya digunakan untuk aset yang nilai sisanya semakin kecil setiap tahunnya, seperti kendaraan bermotor atau mesin.
5. Kapan sebaiknya menggunakan metode jumlah angka tahun?
Metode jumlah angka tahun sebaiknya digunakan untuk aset dengan nilai yang semakin berkurang setiap tahunnya.
Itulah penjelasan lengkap mengenai cara hitung penyusutan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Sobat TeknoBgt dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!