Cara Menghitung PPH untuk Sobat TeknoBgt

Hello Sobat TeknoBgt! Pajak Penghasilan (PPH) merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap wajib pajak. PPH sendiri merupakan pungutan yang dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh seorang individu, badan usaha, atau badan hukum. Dalam artikel kali ini, kami akan membahas tentang cara menghitung PPH. Yuk, simak penjelasannya!

Apa itu PPH?

Sebelum membahas tentang cara menghitung PPH, penting untuk mengetahui terlebih dahulu apa itu PPH. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, PPH merupakan pungutan yang dikenakan atas penghasilan. PPH ini dibayar oleh setiap wajib pajak yang memperoleh penghasilan di Indonesia. PPH sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 24, dan PPh Final.

PPh Pasal 21

PPh Pasal 21 merupakan jenis PPH yang dikenakan atas penghasilan yang diterima oleh pegawai tetap. Besarnya tarif PPh Pasal 21 ditetapkan sebesar 5-30% dari penghasilan bruto.

Contoh: Jika penghasilan bruto seorang pegawai tetap adalah Rp10.000.000,- maka PPh Pasal 21 yang harus dibayarkannya adalah Rp 1.500.000,- (dengan tarif PPh sebesar 15%).

PPh Pasal 22

PPh Pasal 22 merupakan jenis PPH yang dikenakan atas penjualan barang impor atau barang yang dikenakan PPN. Besarnya tarif PPh Pasal 22 bervariasi dari 0,5-2,5% tergantung jenis barang yang dijual.

Contoh: Jika Sobat TeknoBgt membeli barang impor senilai Rp 100.000.000,- maka PPh Pasal 22 yang harus dibayarkan sebesar Rp2.000.000,- (dengan tarif PPh sebesar 2%).

PPh Pasal 23

PPh Pasal 23 merupakan jenis PPH yang dikenakan atas penghasilan dari usaha atau kegiatan yang diterima oleh wajib pajak badan. Besarnya tarif PPh Pasal 23 ditetapkan sebesar 2% dari penghasilan bruto.

Contoh: Jika penghasilan bruto suatu perusahaan adalah Rp 5.000.000.000,- maka PPh Pasal 23 yang harus dibayarkan adalah Rp 100.000.000,- (dengan tarif PPh sebesar 2%).

PPh Pasal 24

PPh Pasal 24 merupakan jenis PPH yang dikenakan atas penghasilan dari investasi seperti bunga deposito, obligasi, dan saham. Besarnya tarif PPh Pasal 24 ditetapkan sebesar 15% dari penghasilan bruto.

Contoh: Jika Sobat TeknoBgt memperoleh bunga deposito sebesar Rp 50.000.000,- maka PPh Pasal 24 yang harus dibayarkan adalah Rp 7.500.000,- (dengan tarif PPh sebesar 15%).

PPh Final

PPh Final merupakan jenis PPH yang dikenakan atas penghasilan yang sudah final atau tidak dapat dikreditkan. Besarnya tarif PPh Final bervariasi tergantung jenis penghasilan yang diterima.

Contoh: Jika Sobat TeknoBgt memperoleh penghasilan dari jasa sewa gedung sebesar Rp 10.000.000,- maka PPh Final yang harus dibayarkan sebesar Rp 1.000.000,- (dengan tarif PPh sebesar 10%).

Cara Menghitung PPh

Sekarang, mari kita bahas tentang cara menghitung PPH. Adapun langkah-langkah menghitung PPH adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Tentukan jenis PPh yang akan dihitung

Pertama-tama, tentukan jenis PPh yang akan dihitung. Hal ini penting dilakukan karena tiap jenis PPh memiliki tarif yang berbeda. Sebagai contoh, jika Sobat TeknoBgt ingin menghitung PPh Pasal 21 maka tarif yang digunakan adalah 5-30%, sedangkan jika Sobat TeknoBgt ingin menghitung PPh Pasal 23 maka tarif yang digunakan adalah 2%.

Langkah 2: Tentukan penghasilan bruto

Setelah menentukan jenis PPh, langkah selanjutnya adalah menentukan penghasilan bruto. Penghasilan bruto merupakan penghasilan sebelum dipotong PPH. Contoh penghasilan bruto adalah gaji karyawan sebelum dipotong PPh Pasal 21.

Langkah 3: Hitung penghasilan netto

Setelah menentukan penghasilan bruto, langkah selanjutnya adalah menghitung penghasilan netto. Penghasilan netto merupakan penghasilan setelah dipotong PPH. Contoh penghasilan netto adalah gaji karyawan setelah dipotong PPh Pasal 21.

Langkah 4: Hitung tarif PPh

Setelah menentukan penghasilan netto, langkah selanjutnya adalah menghitung tarif PPh. Tarif PPh ditentukan berdasarkan jenis PPh yang dihitung dan penghasilan bruto atau netto. Contoh tarif PPh Pasal 21 adalah 5-30% tergantung tingkat penghasilan.

Langkah 5: Hitung besarnya PPh

Setelah menentukan tarif PPh, yang terakhir adalah menghitung besarnya PPh yang harus dibayarkan. Besarnya PPh dihitung dengan cara mengalikan penghasilan bruto atau netto dengan tarif PPh yang telah ditentukan. Contoh besarnya PPh Pasal 21 untuk gaji karyawan sebesar Rp10.000.000,- dengan tarif PPh 15% adalah Rp 1.500.000,-.

FAQ Mengenai PPh

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan mengenai PPh:

1. Apa yang dimaksud dengan wajib pajak?

Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang mempunyai kewajiban untuk membayar pajak.

2. Apa yang dimaksud dengan penghasilan bruto?

Penghasilan bruto adalah pendapatan sebelum dipotong pajak.

3. Apa yang dimaksud dengan penghasilan netto?

Penghasilan netto adalah pendapatan setelah dipotong pajak.

4. Apa yang dimaksud dengan tarif PPh?

Tarif PPh adalah persentase yang digunakan untuk menghitung besarnya PPh yang harus dibayarkan.

5. Apa saja jenis-jenis PPh?

Jenis-jenis PPh antara lain PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 24, dan PPh Final.

Penutup

Sekian informasi mengenai cara menghitung PPH untuk Sobat TeknoBgt. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Sobat TeknoBgt dan dapat membantu Sobat TeknoBgt dalam memenuhi kewajiban pajaknya. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung PPH untuk Sobat TeknoBgt