Cara Menghitung Leverage

Halo Sobat TeknoBgt! Artikel kali ini akan membahas tentang cara menghitung leverage dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami. Sebelum memulai pembahasan, apakah Sobat TeknoBgt sudah mengetahui apa itu leverage?

Pengertian Leverage

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang cara menghitung leverage, alangkah baiknya jika kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari leverage itu sendiri. Leverage merupakan salah satu rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan hutang jangka panjang untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham.

Dalam penggunaan hutang, perusahaan akan membayar bunga kepada pemberi pinjaman. Oleh karena itu, semakin besar penggunaan hutang yang digunakan oleh perusahaan, maka semakin tinggi pula risiko kebangkrutan yang akan dihadapi apabila perusahaan tidak mampu membayar hutangnya.

Dalam menghitung leverage, terdapat dua jenis leverage yang sering digunakan, yaitu financial leverage dan operating leverage. Selanjutnya, kita akan membahas kedua jenis leverage tersebut.

Financial Leverage

Financial leverage atau leverage keuangan adalah suatu rasio yang mengukur seberapa besar penggunaan hutang dan modal saham dalam investasi perusahaan. Rasio ini digunakan untuk menilai risiko dan keuntungan dalam penggunaan utang.

Dalam menghitung financial leverage, terdapat beberapa rumus yang dapat digunakan, antara lain:

NoRumusKeterangan
1Debt to Equity RatioRasio yang mengukur perbandingan total hutang dengan modal saham
2Debt to Asset RatioRasio yang mengukur perbandingan total hutang dengan total aset
3Interest Coverage RatioRasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar bunga hutang dengan laba sebelum bunga dan pajak

Dari ketiga rumus di atas, setiap rumus memiliki kegunaan yang berbeda-beda dalam menghitung financial leverage. Lebih lengkapnya kita akan membahas masing-masing rumus tersebut pada sub bab selanjutnya.

Debt to Equity Ratio

Debt to Equity Ratio adalah rasio yang sering digunakan untuk mengukur seberapa besar penggunaan hutang yang digunakan oleh perusahaan dibandingkan dengan modal saham. Ketika perusahaan menghasilkan profit yang besar, maka modal saham akan bertambah, sehingga rasio hutang terhadap modal saham akan menurun.

Dalam menghitung debt to equity ratio, rumus yang digunakan adalah :

Debt to Equity Ratio = Total Hutang / Total Modal Saham

Contoh:

Perusahaan X memiliki total hutang sebesar Rp 500.000.000 dan total modal saham sebesar Rp 1.000.000.000. Maka, debt to equity ratio perusahaan X adalah:

Debt to Equity Ratio = Rp 500.000.000 / Rp 1.000.000.000 = 0,5

Dari contoh di atas, debt to equity ratio perusahaan X adalah 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan X menggunakan hutang sebesar 50% dibandingkan dengan total modal saham yang dimiliki.

Debt to Asset Ratio

Debt to Asset Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar penggunaan hutang yang digunakan oleh perusahaan dibandingkan dengan total aset yang dimiliki. Semakin besar rasio hutang terhadap total aset, maka semakin tinggi pula risiko kebangkrutan yang akan dihadapi oleh perusahaan.

Dalam menghitung debt to asset ratio, rumus yang digunakan adalah :

Debt to Asset Ratio = Total Hutang / Total Aset

Contoh:

Perusahaan Y memiliki total hutang sebesar Rp 1.000.000.000 dan total aset sebesar Rp 2.500.000.000. Maka, debt to asset ratio perusahaan Y adalah:

Debt to Asset Ratio = Rp 1.000.000.000 / Rp 2.500.000.000 = 0,4

Dari contoh di atas, debt to asset ratio perusahaan Y adalah 0,4. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Y menggunakan hutang sebesar 40% dibandingkan dengan total aset yang dimiliki.

Interest Coverage Ratio

Interest Coverage Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar bunga hutang dengan laba sebelum bunga dan pajak. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam membayar bunga hutang.

Dalam menghitung interest coverage ratio, rumus yang digunakan adalah :

Interest Coverage Ratio = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total Bunga

Contoh:

Perusahaan Z memiliki laba sebelum bunga dan pajak sebesar Rp 10.000.000.000 dan total bunga sebesar Rp 2.000.000.000. Maka, interest coverage ratio perusahaan Z adalah:

Interest Coverage Ratio = Rp 10.000.000.000 / Rp 2.000.000.000 = 5

Dari contoh di atas, interest coverage ratio perusahaan Z adalah 5. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Z memiliki kemampuan membayar bunga hutang yang cukup baik.

Operating Leverage

Operating leverage atau leverage operasional adalah rasio yang mengukur seberapa besar biaya tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Rasio ini digunakan untuk mengukur risiko dan keuntungan dalam penggunaan biaya tetap.

Dalam menghitung operating leverage, terdapat beberapa rumus yang digunakan, antara lain:

NoRumusKeterangan
1Operating Leverage RatioRasio yang mengukur pengaruh perubahan volume penjualan terhadap laba perusahaan
2Degree of Operating LeverageRasio yang mengukur seberapa besar perubahan laba perusahaan apabila terjadi perubahan volume penjualan
3Degree of Combined LeverageRasio yang mengukur seberapa besar perubahan laba perusahaan akibat pengaruh biaya tetap dan hutang

Dari ketiga rumus di atas, setiap rumus memiliki kegunaan yang berbeda-beda dalam menghitung operating leverage. Lebih lengkapnya kita akan membahas masing-masing rumus tersebut pada sub bab selanjutnya.

Operating Leverage Ratio

Operating Leverage Ratio adalah rasio yang mengukur pengaruh perubahan volume penjualan terhadap laba perusahaan. Dalam perusahaan, biaya tetap akan terus berjalan meskipun jumlah produksi atau penjualan menurun.

Dalam menghitung operating leverage ratio, rumus yang digunakan adalah :

Operating Leverage Ratio = Kontribusi Margin / Laba Bersih

Contoh:

Perusahaan A memiliki kontribusi margin sebesar Rp 500.000.000 dan laba bersih sebesar Rp 100.000.000. Maka, operating leverage ratio perusahaan A adalah:

Operating Leverage Ratio = Rp 500.000.000 / Rp 100.000.000 = 5

Dari contoh di atas, operating leverage ratio perusahaan A adalah 5. Artinya, setiap kenaikan 1% pada volume penjualan, maka laba perusahaan akan meningkat sebesar 5%.

Degree of Operating Leverage

Degree of Operating Leverage adalah rasio yang mengukur seberapa besar perubahan laba perusahaan apabila terjadi perubahan volume penjualan. Semakin tinggi degree of operating leverage, maka semakin besar pula risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan.

Dalam menghitung degree of operating leverage, rumus yang digunakan adalah :

Degree of Operating Leverage = Kontribusi Margin / Laba Bersih

Contoh:

Perusahaan B memiliki kontribusi margin sebesar Rp 400.000.000 pada saat volume penjualan 1.000 unit dan laba bersih sebesar Rp 100.000.000. Pada saat volume penjualan meningkat menjadi 1.500 unit, kontribusi margin menjadi sebesar Rp 600.000.000 dan laba bersih menjadi sebesar Rp 300.000.000. Maka, degree of operating leverage perusahaan B adalah :

Degree of Operating Leverage = (Kontribusi Margin 1 / Laba Bersih 1) / (Kontribusi Margin 2 / Laba Bersih 2)

Degree of Operating Leverage = (Rp 400.000.000 / Rp 100.000.000) / (Rp 600.000.000 / Rp 300.000.000)

Degree of Operating Leverage = 2

Dari contoh di atas, degree of operating leverage perusahaan B adalah 2. Artinya, setiap kenaikan 1% pada volume penjualan, maka laba perusahaan akan meningkat sebesar 2%.

Degree of Combined Leverage

Degree of Combined Leverage adalah rasio yang mengukur seberapa besar perubahan laba perusahaan akibat pengaruh biaya tetap dan hutang. Dalam perusahaan, biaya tetap dan hutang akan terus berjalan meskipun jumlah produksi atau penjualan menurun.

Dalam menghitung degree of combined leverage, rumus yang digunakan adalah :

Degree of Combined Leverage = Degree of Operating Leverage x Degree of Financial Leverage

Contoh:

Perusahaan C memiliki degree of operating leverage sebesar 3 dan degree of financial leverage sebesar 2. Maka, degree of combined leverage perusahaan C adalah :

Degree of Combined Leverage = 3 x 2

Degree of Combined Leverage = 6

Dari contoh di atas, degree of combined leverage perusahaan C adalah 6. Artinya, setiap kenaikan 1% pada volume penjualan, maka laba perusahaan akan meningkat sebesar 6%.

FAQ

1. Apa itu leverage?

Leverage adalah salah satu rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan hutang jangka panjang untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham.

2. Apa saja jenis-jenis leverage?

Ada dua jenis leverage yang sering digunakan, yaitu financial leverage dan operating leverage.

3. Apa yang dimaksud dengan financial leverage?

Financial leverage atau leverage keuangan adalah suatu rasio yang mengukur seberapa besar penggunaan hutang dan modal saham dalam investasi perusahaan.

4. Apa yang dimaksud dengan operating leverage?

Operating leverage atau leverage operasional adalah rasio yang mengukur seberapa besar biaya tetap yang harus ditanggung oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Apa saja rumus yang digunakan dalam menghitung financial leverage?

Terdapat tiga rumus dalam menghitung financial leverage, yaitu Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio, dan Interest Coverage Ratio.

6. Apa saja rumus yang digunakan dalam menghitung operating leverage?

Terdapat tiga rumus dalam menghitung operating leverage, yaitu Operating Leverage Ratio, Degree of Operating Leverage, dan Degree of Combined Leverage.

7. Apa yang dimaksud dengan Debt to Equity Ratio?

Debt to Equity Ratio adalah rasio yang mengukur perbandingan total hutang dengan modal saham.

8. Apa yang dimaksud dengan Debt to Asset Ratio?

Debt to Asset Ratio adalah rasio yang mengukur perbandingan total hutang dengan total aset.

9. Apa yang dimaksud dengan Interest Coverage Ratio?

Interest Coverage Ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar bunga hutang dengan laba sebelum bunga dan pajak.

10. Apa yang dimaksud dengan Operating Leverage Ratio?

Operating Leverage Ratio adalah rasio yang mengukur pengaruh perubahan volume penjualan terhadap laba perusahaan.

Semoga Bermanfaat dan Sampai Jumpa di Artikel Menarik Lainnya

Cara Menghitung Leverage