Selamat datang, Sobat TeknoBgt! Apakah kamu orang tua atau tenaga medis yang ingin memahami cara menghitung stunting yang benar untuk anak-anak? Jika iya, maka kamu berada di artikel yang tepat!
Apa itu Stunting?
Stunting berasal dari kata “stunt” yang berarti terhambat dalam pertumbuhan, sedangkan stunting sendiri mengacu pada kondisi di mana anak memiliki tinggi badan yang lebih rendah dari standar usianya. Stunting umumnya disebabkan oleh kekurangan gizi pada masa pertumbuhan, baik dalam kandungan maupun di luar kandungan.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting pada anak Indonesia di bawah usia lima tahun masih cukup tinggi, yaitu sekitar 27%. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak anak di Indonesia yang mengalami kekurangan gizi dan pertumbuhan yang tidak optimal.
Bagaimana Cara Menghitung Stunting?
Untuk menghitung stunting pada anak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Mengukur Tinggi Badan Anak
Langkah pertama dalam menghitung stunting adalah dengan mengukur tinggi badan anak. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan stadiometer atau alat pengukur tinggi badan lainnya.
Penting untuk diingat bahwa pengukuran tinggi badan harus dilakukan dengan benar dan akurat. Anak harus berdiri tegak, tanpa alas kaki, dan kepala harus dipegang agar tidak bergerak saat diukur.
2. Menentukan Standar Tinggi Badan untuk Usia Anak
Setelah mengukur tinggi badan anak, langkah selanjutnya adalah menentukan standar tinggi badan untuk usia anak tersebut. Standar ini dapat dilihat pada tabel WHO yang memuat kurva pertumbuhan anak.
Kurva pertumbuhan ini membandingkan tinggi badan anak dengan rata-rata tinggi badan anak sehat pada usia yang sama. Jika tinggi badan anak berada di bawah kurva tersebut, maka anak dapat dianggap mengalami stunting.
3. Menghitung Z-Score Tinggi Badan
Untuk lebih akurat dalam menghitung stunting, digunakanlah z-score tinggi badan. Z-score adalah ukuran standar deviasi dari nilai suatu parameter dari nilai rata-rata.
Dalam kasus ini, z-score dari tinggi badan anak dihitung dengan membandingkan tinggi badan anak dengan rata-rata tinggi badan anak pada usia yang sama. Jika z-score kurang dari -2, maka anak dianggap mengalami stunting.
FAQ
Apakah Stunting Berbahaya bagi Anak?
Ya, stunting dapat berbahaya bagi anak karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti daya tahan tubuh yang lemah, risiko infeksi yang lebih tinggi, dan masalah perkembangan otak dan psikologis.
Apakah Stunting Dapat Dicegah?
Stunting dapat dicegah dengan memberikan asupan gizi yang cukup kepada anak sejak lahir hingga masa pertumbuhan. Selain itu, pemenuhan gizi pada masa kehamilan juga sangat penting untuk mencegah stunting pada bayi yang masih dalam kandungan.
Bagaimana Cara Mengatasi Anak yang Mengalami Stunting?
Untuk mengatasi anak yang mengalami stunting, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan asupan gizi serta memberikan stimulasi yang tepat bagi perkembangan anak. Hal ini dapat dilakukan melalui pemberian makanan bergizi, vitamin dan mineral, serta stimulasi bermain, belajar, dan komunikasi yang tepat.
Tabel Tinggi Badan Anak untuk Usia Tertentu
Usia | Standar Tinggi Badan (cm) |
---|---|
0-11 bulan | 45-80 |
1-2 tahun | 74-96 |
3-4 tahun | 89-112 |
5-6 tahun | 103-126 |
Penutup
Demikianlah cara menghitung stunting untuk anak yang dapat Sobat TeknoBgt pahami. Penting untuk diingat bahwa stunting dapat dicegah dan diatasi dengan memberikan asupan gizi yang cukup serta stimulasi yang tepat bagi perkembangan anak.
Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!