Hello Sobat TeknoBgt, kali ini kita akan membahas tentang cara menghitung laba ditahan. Laba ditahan adalah bagian dari laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham, melainkan dicatat sebagai cadangan untuk keperluan perusahaan di masa depan. Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung laba ditahan dengan mudah dan sederhana. Yuk, simak selengkapnya!
Pengertian Laba Ditahan
Sebelum kita membahas tentang cara menghitung laba ditahan, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa itu laba ditahan. Laba ditahan adalah bagian dari laba yang tidak dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham. Laba ini dicatat sebagai cadangan untuk keperluan bisnis di masa depan, seperti untuk ekspansi usaha, investasi, atau kebutuhan modal kerja.
Penggunaan laba ditahan yang tepat akan membantu perusahaan untuk bertumbuh dan berkembang. Namun, jika laba ditahan yang terlalu banyak dan tidak digunakan dengan bijak, dapat menunjukkan kinerja keuangan yang buruk.
Cara Menghitung Laba Ditahan
Untuk menghitung laba ditahan, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
No | Uraian | Jumlah (Rp) |
---|---|---|
1 | Saldo laba awal | 100.000.000 |
2 | Laba bersih tahun berjalan | 50.000.000 |
3 | Dividen yang dibagikan | 20.000.000 |
4 | Pajak penghasilan atas dividen yang dibagikan | 2.000.000 |
5 | Cadangan wajib | 10.000.000 |
6 | Cadangan pilihan | 5.000.000 |
7 | Laba ditahan | 113.000.000 |
Dari tabel di atas, didapatkan laba ditahan sebesar Rp 113.000.000,-. Adapun perhitungannya sebagai berikut:
Saldo laba awal + laba bersih tahun berjalan – dividen yang dibagikan – pajak penghasilan atas dividen yang dibagikan – cadangan wajib – cadangan pilihan = laba ditahan
1. Saldo Laba Awal
Saldo laba awal adalah sisa laba yang belum dibagikan pada akhir tahun sebelumnya. Jumlah ini akan menjadi awal perhitungan laba ditahan pada tahun berjalan.
Berdasarkan contoh tabel di atas, saldo laba awal adalah Rp 100.000.000,-.
2. Laba Bersih Tahun Berjalan
Laba bersih tahun berjalan adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan pada tahun berjalan setelah dikurangi biaya-biaya operasional dan pajak. Laba bersih inilah yang dapat dibagikan sebagai dividen atau dicatat sebagai laba ditahan.
Berdasarkan contoh tabel di atas, laba bersih tahun berjalan adalah Rp 50.000.000,-.
3. Dividen yang Dibagikan
Dividen yang dibagikan adalah bagian dari laba yang dibayarkan kepada pemegang saham sebagai imbal hasil atas saham yang dimiliki. Bagian yang tidak dibayarkan sebagai dividen akan dicatat sebagai laba ditahan.
Berdasarkan contoh tabel di atas, dividen yang dibagikan adalah Rp 20.000.000,-.
4. Pajak Penghasilan atas Dividen yang Dibagikan
Pajak penghasilan atas dividen yang dibagikan adalah pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan atas dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah ini akan dikurangi dari dividen yang dibagikan dan dicatat sebagai beban pajak perusahaan.
Berdasarkan contoh tabel di atas, pajak penghasilan atas dividen yang dibagikan adalah Rp 2.000.000,-.
5. Cadangan Wajib
Cadangan wajib adalah cadangan yang harus dibuat oleh perusahaan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan atau oleh otoritas yang berwenang. Jumlah ini akan dicatat sebagai cadangan dan tidak dapat dibagikan kepada pemegang saham.
Berdasarkan contoh tabel di atas, cadangan wajib adalah Rp 10.000.000,-.
6. Cadangan Pilihan
Cadangan pilihan adalah cadangan yang dibuat oleh perusahaan atas kebijakan internal perusahaan sebagai bagian dari strategi bisnis. Jumlah ini akan dicatat sebagai cadangan dan tidak dapat dibagikan kepada pemegang saham.
Berdasarkan contoh tabel di atas, cadangan pilihan adalah Rp 5.000.000,-.
7. Laba Ditahan
Laba ditahan adalah seluruh laba yang tidak dibagikan sebagai dividen dan dicatat sebagai cadangan untuk keperluan perusahaan di masa depan.
Berdasarkan contoh tabel di atas, laba ditahan adalah Rp 113.000.000,-.
FAQ (Frequently Asked Questions)
1. Apa itu laba ditahan?
Laba ditahan adalah bagian dari laba yang tidak dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham, melainkan dicatat sebagai cadangan untuk keperluan perusahaan di masa depan, seperti untuk ekspansi usaha, investasi, atau kebutuhan modal kerja.
2. Apa pengaruh laba ditahan terhadap kinerja keuangan perusahaan?
Penggunaan laba ditahan yang tepat akan membantu perusahaan untuk bertumbuh dan berkembang. Namun, jika laba ditahan yang terlalu banyak dan tidak digunakan dengan bijak, dapat menunjukkan kinerja keuangan yang buruk.
3. Bagaimana cara menghitung laba ditahan?
Untuk menghitung laba ditahan, dapat dilakukan dengan cara mengurangkan saldo laba awal dengan laba bersih yang dihasilkan, kemudian mengurangkan dividen yang dibagikan, pajak penghasilan atas dividen yang dibagikan, cadangan wajib, dan cadangan pilihan.
4. Apa itu cadangan wajib?
Cadangan wajib adalah cadangan yang harus dibuat oleh perusahaan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan atau oleh otoritas yang berwenang. Jumlah ini akan dicatat sebagai cadangan dan tidak dapat dibagikan kepada pemegang saham.
5. Apa itu cadangan pilihan?
Cadangan pilihan adalah cadangan yang dibuat oleh perusahaan atas kebijakan internal perusahaan sebagai bagian dari strategi bisnis. Jumlah ini akan dicatat sebagai cadangan dan tidak dapat dibagikan kepada pemegang saham.
Kesimpulan
Demikianlah cara menghitung laba ditahan yang dapat Sobat TeknoBgt pelajari. Pemahaman atas laba ditahan penting bagi perusahaan karena dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi referensi bagi Sobat TeknoBgt. Sampai jumpa di artikel menarik lainnya!