Salam Sahabat TeknoBgt!
Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah moving average dalam dunia pasar saham. Moving average sendiri adalah salah satu indikator teknikal yang paling populer dan digunakan secara luas oleh trader saham untuk memprediksi pergerakan harga saham di masa yang akan datang.
Namun, bagi sebagian orang, istilah moving average mungkin masih terdengar asing dan sulit dipahami. Oleh karena itu, dalam artikel ini, kami akan membahas tentang cara membaca moving average saham secara detail dan mudah dipahami oleh semua kalangan.
Pendahuluan
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang cara membaca moving average saham, pertama-tama kita harus memahami terlebih dahulu apa itu moving average dan mengapa moving average sangat penting dalam dunia saham.
Moving average adalah jenis indikator teknikal yang menghilangkan fluktuasi harga saham harian dengan mengekstrak rata-rata dari harga saham dalam periode waktu tertentu. Periode waktu ini dapat bervariasi, dan dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing trader.
Moving average digunakan untuk membantu trader dalam mengidentifikasi arah trend pasar saham. Dalam pasar saham, trend dapat terbagi menjadi tiga jenis, yaitu uptrend, downtrend, dan sideways. Dengan menggunakan moving average, trader dapat dengan mudah mengidentifikasi jenis trend yang sedang terjadi dalam pasar saham.
Selain itu, moving average juga dapat membantu trader dalam menentukan level support dan resistance pada suatu saham. Dengan mengetahui level support dan resistance, trader dapat dengan mudah menentukan kapan harus membuka dan menutup posisi dalam saham yang sedang diperdagangkan.
Nah, sudah paham kan mengenai pentingnya moving average dalam dunia saham? Sekarang, mari kita lanjutkan ke pembahasan utama mengenai cara membaca moving average saham.
Cara Membaca Moving Average Saham
Bagi sebagian orang, membaca moving average mungkin terdengar sulit dan rumit. Namun, sebenarnya cara membaca moving average sangatlah sederhana dan mudah dipahami, asalkan kita tahu teknik dan strategi yang tepat.
Berikut adalah beberapa cara membaca moving average saham yang dapat Anda coba:
1. Mengidentifikasi Trend
Salah satu kegunaan utama dari moving average adalah untuk mengidentifikasi trend pasar saham. Dalam hal ini, moving average dapat membantu trader dalam menentukan arah trend, apakah sedang uptrend, downtrend, atau sideways.
Ketika harga saham berada di atas moving average, maka pasar sedang dalam kondisi uptrend. Sebaliknya, ketika harga saham berada di bawah moving average, maka pasar sedang dalam kondisi downtrend. Sedangkan jika harga saham bergerak naik turun di sekitar moving average, maka pasar sedang dalam kondisi sideways.
Perhatikan gambar di bawah ini sebagai contoh:
No | Tanggal | Harga Saham | MA (10) |
---|---|---|---|
1 | 1 Januari 2021 | 1000 | – |
2 | 2 Januari 2021 | 1100 | – |
3 | 3 Januari 2021 | 1200 | – |
4 | 4 Januari 2021 | 1300 | – |
5 | 5 Januari 2021 | 1400 | – |
6 | 6 Januari 2021 | 1350 | – |
7 | 7 Januari 2021 | 1300 | – |
8 | 8 Januari 2021 | 1250 | – |
9 | 9 Januari 2021 | 1200 | – |
10 | 10 Januari 2021 | 1150 | – |
Dalam tabel di atas, kita menggunakan periode MA (moving average) sebesar 10 hari. Dalam hal ini, kita akan menghitung rata-rata harga saham selama 10 hari terakhir, dan menempatkannya pada tanggal ke-10 sebagai nilai MA pada tanggal tersebut.
Sebagai contoh, pada tanggal 10 Januari 2021, untuk menghitung MA (10), kita harus menjumlahkan harga saham dari tanggal 1 Januari 2021 hingga tanggal 10 Januari 2021, dan kemudian membaginya dengan 10.
Jadi, pada tanggal 10 Januari 2021, nilai MA (10) adalah:
(1000 + 1100 + 1200 + 1300 + 1400 + 1350 + 1300 + 1250 + 1200 + 1150) / 10 = 1250
Berdasarkan data tersebut, kita dapat melihat bahwa harga saham pada tanggal 1-5 Januari 2021 berada di atas MA (10), yang menunjukkan pasar sedang dalam kondisi uptrend. Namun, pada tanggal 6-10 Januari 2021, harga saham bergerak naik turun di sekitar MA (10), yang menunjukkan bahwa pasar sedang dalam kondisi sideways.
2. Menentukan Level Support dan Resistance
Setelah mengidentifikasi arah trend pasar saham, moving average juga dapat membantu trader dalam menentukan level support dan resistance pada suatu saham.
Level support adalah level harga saham di mana pasar cenderung berbalik arah menjadi harga yang lebih tinggi. Sedangkan level resistance adalah level harga saham di mana pasar cenderung berbalik arah menjadi harga yang lebih rendah.
Dalam hal ini, moving average dapat digunakan untuk menentukan level support dan resistance pada suatu saham. Ketika harga saham berada di atas moving average, maka moving average dapat berfungsi sebagai level support. Sebaliknya, ketika harga saham berada di bawah moving average, maka moving average dapat berfungsi sebagai level resistance.
3. Mengidentifikasi Sinyal Buy dan Sell
Selain itu, moving average juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi sinyal buy dan sell dalam pasar saham. Dalam hal ini, jika harga saham bergerak di atas moving average, maka sinyal buy dihasilkan. Sebaliknya, jika harga saham bergerak di bawah moving average, maka sinyal sell dihasilkan.
Namun, perlu dicatat bahwa sinyal ini hanya bersifat relatif, dan dapat berbeda-beda tergantung pada periode MA yang digunakan. Sebagai contoh, MA (10) dan MA (50) dapat menghasilkan sinyal yang berbeda dalam hal ini.
4. Menggunakan Multiple Moving Average
Terakhir, untuk lebih meningkatkan akurasi dalam membaca moving average saham, trader dapat menggunakan teknik multiple moving average. Dalam hal ini, trader menggunakan lebih dari satu periode moving average, misalnya MA (50) dan MA (200), untuk menghasilkan sinyal buy dan sell yang lebih akurat.
Perhatikan gambar di bawah ini sebagai contoh:
No | Tanggal | Harga Saham | MA (50) | MA (200) |
---|---|---|---|---|
1 | 1 Januari 2021 | 1000 | – | – |
2 | 2 Januari 2021 | 1100 | – | – |
3 | 3 Januari 2021 | 1200 | – | – |
4 | 4 Januari 2021 | 1300 | – | – |
5 | 5 Januari 2021 | 1400 | – | – |
6 | 6 Januari 2021 | 1350 | – | – |
7 | 7 Januari 2021 | 1300 | – | – |
8 | 8 Januari 2021 | 1250 | – | – |
9 | 9 Januari 2021 | 1200 | – | – |
10 | 10 Januari 2021 | 1150 | – | – |
11 | 11 Januari 2021 | 1200 | 1240 | – |
12 | 12 Januari 2021 | 1300 | 1230 | – |
13 | 13 Januari 2021 | 1400 | 1220 | – |
14 | 14 Januari 2021 | 1350 | 1210 | – |
15 | 15 Januari 2021 | 1300 | 1200 | 1250 |
16 | 16 Januari 2021 | 1250 | 1190 | 1250 |
17 | 17 Januari 2021 | 1200 | 1180 | 1250 |
18 | 18 Januari 2021 | 1150 | 1170 | 1250 |
19 | 19 Januari 2021 | 1100 | 1160 | 1250 |
20 | 20 Januari 2021 | 1050 | 1150 | 1250 |
Dalam tabel di atas, kita menggunakan periode MA (50) dan MA (200). Dalam hal ini, kita akan menghitung rata-rata harga saham selama 50 dan 200 hari terakhir, dan menempatkannya pada tanggal ke-50 dan ke-200 sebagai nilai MA pada tanggal tersebut.
Berdasarkan data tersebut, kita dapat melihat bahwa harga saham naik di atas MA (50) pada tanggal 11 Januari 2021, yang menunjukkan sinyal buy. Sedangkan pada tanggal 15 Januari 2021, harga saham naik di atas MA (200), yang juga menunjukkan sinyal buy. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar saham sedang dalam kondisi uptrend, dan trader dapat membuka posisi buy pada saat itu.