TEKNOBGT

Cara Menghitung Moving Average Saham

Salam Sahabat TeknoBgt

Apakah Anda tertarik untuk mengetahui cara menghitung Moving Average Saham? Jika iya, maka artikel ini adalah jawabannya. Dalam dunia pasar saham, penggunaan Moving Average cukup umum digunakan untuk membantu investor melakukan analisis teknikal. Anda bisa memanfaatkan Moving Average untuk mengidentifikasi arah trend pasar, mencari sinyal beli atau jual, dan juga untuk mengukur kekuatan tren pasar. Bagi pemula, mungkin menghitung Moving Average bisa terdengar rumit dan membingungkan. Oleh karena itu, melalui artikel ini kami akan memberikan panduan lengkap langkah demi langkah untuk menghitung Moving Average Saham secara efektif. Yuk simak selengkapnya!

Apa itu Moving Average Saham?

Moving Average Saham atau Moving Average (MA) adalah indikator teknikal yang digunakan untuk menunjukkan nilai rata-rata dari harga saham selama periode tertentu. Dalam membuat Moving Average, biasanya dihitung dengan mengambil harga saham pada periode tertentu kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah periode tersebut. Sebagai contoh, jika Anda ingin menghitung Moving Average selama 10 hari, maka Anda harus menjumlahkan nilai harga saham selama 10 hari tersebut kemudian dibagi dengan 10. Hasil dari perhitungan tersebut akan menjadi Moving Average selama 10 hari tersebut.

Jenis-jenis Moving Average

Sebelum kita membahas tentang bagaimana menghitung Moving Average, ada baiknya kita mengetahui lebih dahulu tentang jenis-jenis Moving Average. Ada tiga jenis Moving Average yang paling umum digunakan dalam analisis teknikal, yaitu:

Jenis Moving AverageDeskripsi
Simple Moving Average (SMA)Menghitung nilai rata-rata harga dalam periode tertentu.
Weighted Moving Average (WMA)Menghitung nilai rata-rata harga dengan memberikan bobot yang berbeda pada setiap harga.
Exponential Moving Average (EMA)Menghitung nilai rata-rata harga dengan memberikan bobot yang lebih besar pada harga yang lebih baru.

Setelah mengetahui jenis-jenis Moving Average di atas, selanjutnya kita akan membahas bagaimana cara menghitung masing-masing jenis Moving Average tersebut. Yuk simak!

Cara Menghitung Simple Moving Average (SMA)

Simple Moving Average atau SMA adalah jenis Moving Average yang paling umum digunakan oleh investor. Cara menghitung SMA sangat mudah, yaitu dengan menjumlahkan total harga saham selama periode tertentu kemudian dibagi dengan jumlah periode tersebut. Berikut langkah-langkahnya:

Step 1

Pilih periode yang ingin Anda gunakan, misalnya 10 hari. Kemudian pilih 10 harga saham yang akan Anda hitung Moving Averagenya.

Step 2

Jumlahkan total 10 harga saham yang Anda pilih tadi.

Step 3

Bagi jumlah total harga saham dengan jumlah periode yang digunakan tadi. Sehingga rumusnya sebagai berikut:

Moving Average = (Harga saham hari ke-1 + Harga saham hari ke-2 + … + Harga saham hari ke-10) / 10

Step 4

Hasil dari perhitungan tersebut akan menjadi Simple Moving Average selama 10 hari.

Cara Menghitung Weighted Moving Average (WMA)

Weighted Moving Average atau WMA adalah jenis Moving Average yang memberikan bobot yang berbeda pada setiap harga. WMA mengasumsikan bahwa harga yang lebih baru lebih penting daripada harga yang lebih lama. Cara menghitung WMA tidak terlalu sulit, hanya saja Anda perlu menentukan bobot pada setiap harga saham. Berikut langkah-langkahnya:

Step 1

Pilih periode yang ingin Anda gunakan, misalnya 10 hari. Kemudian tentukan bobot untuk setiap harga saham. Biasanya, bobotnya akan diurutkan dari harga yang paling baru dengan bobot tertinggi dan harga yang paling lama dengan bobot terendah.

Step 2

Kalikan masing-masing harga saham dengan bobot yang telah ditentukan tadi.

Step 3

Jumlahkan total hasil perkalian dari masing-masing harga saham dan bobotnya yang telah Anda tentukan.

Step 4

Bagi jumlah total hasil perkalian tadi dengan jumlah total bobot yang telah dihitung. Sehingga rumusnya sebagai berikut:

Moving Average = (Harga saham hari ke-1 x Bobot 10 + Harga saham hari ke-2 x Bobot 9 + … + Harga saham hari ke-10 x Bobot 1) / Total Bobot

Step 5

Hasil dari perhitungan tersebut akan menjadi Weighted Moving Average selama 10 hari.

Cara Menghitung Exponential Moving Average (EMA)

Exponential Moving Average atau EMA adalah jenis Moving Average yang memberikan bobot yang lebih besar pada harga yang lebih baru. Cara menghitung EMA sedikit berbeda dengan SMA atau WMA, karena EMA menggunakan rumus matematika yang lebih kompleks. Berikut langkah-langkah cara menghitung EMA:

Step 1

Pilih periode yang ingin Anda gunakan, misalnya 10 hari. Kemudian hitunglah nilai harga rata-rata (Mean) selama periode tersebut. Caranya dengan mengambil nilai harga saham pada setiap harinya kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah periode tersebut.

Step 2

Tentukanlah besarnya konstanta penghalus (Smoothing Constant). Konstanta ini akan menentukan berapa besar bobot yang akan diberikan pada harga saham yang lebih baru. Konstanta ini bisa dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Smoothing Constant = 2 / (Jumlah periode + 1)

Step 3

Mulailah menghitung EMA hari pertama dengan menggunakan rumus ini:

EMA hari pertama = Harga saham hari pertama x Smoothing Constant + Mean x (1 – Smoothing Constant)

Step 4

Selanjutnya, untuk menghitung EMA hari kedua gunakan rumus ini:

EMA hari kedua = Harga saham hari kedua x Smoothing Constant + EMA hari pertama x (1 – Smoothing Constant)

Step 5

Lakukan hal yang sama untuk menghitung EMA pada hari ke-3, hari ke-4, dan seterusnya hingga periode yang Anda tentukan.

FAQ seputar Moving Average Saham

1. Apa fungsi dari Moving Average Saham?

Moving Average Saham digunakan sebagai indikator teknikal untuk membantu investor melakukan analisis pasar saham. Moving Average bisa membantu investor dalam mengidentifikasi arah trend pasar, mencari sinyal beli atau jual, dan juga untuk mengukur kekuatan tren pasar.

2. Apa perbedaan antara Simple Moving Average (SMA) dengan Exponential Moving Average (EMA)?

Perbedaan utama antara SMA dan EMA terletak pada metodenya dalam menghitung nilai rata-rata harga saham. SMA menghitung nilai rata-rata dengan cara menjumlahkan harga saham selama periode tertentu kemudian dibagi dengan jumlah periode tersebut. Sedangkan EMA menggunakan rumus matematika yang lebih kompleks yang memberikan bobot yang lebih besar pada harga saham yang lebih baru.

3. Berapa periode yang sebaiknya digunakan dalam menghitung Moving Average?

Periode yang digunakan dalam menghitung Moving Average bisa berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dan strategi trading Anda. Namun umumnya, periode yang banyak digunakan adalah 50 hari, 100 hari, dan 200 hari.

4. Apa keunggulan dari Weighted Moving Average (WMA)?

Keunggulan dari WMA adalah memberikan bobot yang berbeda pada setiap harga saham sehingga memberikan sinyal yang lebih sensitif dan mendekati kondisi pasar yang sebenarnya.

5. Apa yang dimaksud dengan Golden Cross dan Death Cross pada Moving Average?

Golden Cross adalah ketika Moving Average jangka pendek (contohnya 50 hari) memotong Moving Average jangka panjang (contohnya 200 hari) dari bawah ke atas. Ini menunjukkan bahwa tren pasar sedang mengalami kenaikan. Sedangkan Death Cross adalah ketika Moving Average jangka pendek memotong Moving Average jangka panjang dari atas ke bawah. Ini menunjukkan bahwa tren pasar sedang mengalami penurunan.

6. Apa yang harus dilakukan jika Moving Average menunjukkan sinyal beli atau jual?

Jika Moving Average menunjukkan sinyal beli, artinya saat itu merupakan waktu yang tepat untuk melakukan pembelian saham. Sebaliknya, jika Moving Average menunjukkan sinyal jual, artinya saat itu merupakan waktu yang tepat untuk menjual saham.

7. Apa risiko dari menggunakan Moving Average Saham?

Sebagaimana dengan indikator teknikal lainnya, Moving Average Saham juga memiliki risiko. Anda harus selalu membuka posisi trading dengan hati-hati dan mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi di pasar saham. Selain itu, perlu juga diingat bahwa Moving Average tidak selalu sesuai dengan kondisi pasar yang sebenarnya.

8. Apa yang harus dilakukan jika Moving Average tidak sesuai dengan kondisi pasar?

Jika Moving Average tidak sesuai dengan kondisi pasar, Anda bisa menggunakan indikator teknikal lainnya seperti Relative Strength Index (RSI), Moving Average Convergence Divergence (MACD), atau Stochastic Oscillator.

9. Apa bedanya antara Simple Moving Average (SMA) dengan Weighted Moving Average (WMA)?

Perbedaan utama antara SMA dan WMA terletak pada metodenya dalam menghitung Moving Average. SMA menghitung nilai rata-rata dengan cara menjumlahkan harga saham selama periode tertentu kemudian dibagi dengan jumlah periode tersebut. Sedangkan WMA memberikan bobot yang berbeda pada setiap harga saham sehingga memberikan sinyal yang lebih sensitif.

10. Apa bedanya antara Weighted Moving Average (WMA) dengan Exponential Moving Average (EMA)?

Perbedaan utama antara WMA dan EMA terletak pada bobot yang diberikan pada harga saham. WMA memberikan bobot yang berbeda pada setiap harga saham sedangkan EMA memberikan bobot yang lebih besar pada harga saham yang lebih baru.

11. Apa kekurangan dari Simple Moving Average (SMA)?

Kekurangan dari SMA adalah memberikan sinyal yang kurang sensitif dan cenderung telat dalam memberikan sinyal beli atau jual pada pasar yang sedang mengalami perubahan tren.

12. Apa kekurangan dari Weighted Moving Average (WMA)?

Kekurangan dari WMA adalah membutuhkan waktu yang lebih lama dalam menghitung Moving Average dan memberikan sinyal yang lebih sensitif sehingga meningkatkan risiko false signal.

13. Apa kekurangan dari Exponential Moving Average (EMA)?

Kekurangan dari EMA adalah memberikan sinyal yang kurang akurat pada kondisi pasar yang volatil.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita telah membahas bagaimana cara menghitung Moving Average Saham secara efektif. Kita juga telah mengetahui jenis-jenis Moving Average yang umum digunakan dalam analisis teknikal. Selain itu, kita juga mengetahui bagaimana cara menghitung setiap jenis Moving Average tersebut dengan penjelasan yang detail. Dalam menggunakan Moving Average Saham, Anda harus selalu berhati-hati terutama dalam membuka posisi trading. Lakukan analisis teknikal dengan hati-hati dan pertimbangkan risikonya. Semoga artikel ini bisa membantu para investor dalam melakukan analisis teknikal dan meningkatkan kualitas trading sahamnya.

Kata Penutup

Sekali lagi, menghitung Moving Average Saham bukanlah hal yang sulit jika Anda sudah mengetahui langkah-langkahnya. Anda bisa memanfaatkan Moving Average untuk membantu analisis teknikal Anda dalam pasar saham. Namun, perlu diingat bahwa Moving Average tidak selalu sesuai dengan kondisi pasar yang sebenarnya. Oleh karena itu, jangan terlalu bergantung pada satu indikator saja dan selalu lakukan analisis teknikal dengan hati-hati. Terima kasih telah membaca artikel ini dan semoga bermanfaat!

Cara Menghitung Moving Average Saham