Hello Sobat TeknoBgt! Bagaimana kabar kalian? Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang cara penggunaan ATR di forex. ATR atau Average True Range adalah salah satu indikator teknikal yang digunakan untuk mengukur volatilitas pasar. Dalam forex, ATR dapat membantu trader untuk menentukan level stop loss dan take profit yang tepat. Simak penjelasannya di bawah ini!
Apa Itu ATR?
Sebelum kita membahas tentang cara penggunaan ATR di forex, kita perlu memahami terlebih dahulu apa itu ATR. ATR merupakan sebuah indikator teknikal yang diciptakan oleh J. Welles Wilder Jr. pada tahun 1978. Indikator ini digunakan untuk mengukur volatilitas pasar dengan menghitung selisih antara harga tertinggi dan terendah dalam periode tertentu.
ATR sering digunakan oleh trader sebagai alat bantu untuk menentukan level stop loss dan take profit yang tepat. Selain itu, ATR juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi tren pasar dan menentukan kekuatan tren yang sedang terjadi.
Cara Menghitung ATR
Untuk menghitung ATR, kita perlu mengambil data harga tertinggi dan terendah dalam periode tertentu. Misalnya, jika kita menggunakan timeframe harian, maka kita perlu mengambil data harga tertinggi dan terendah selama 14 hari terakhir.
Setelah kita memiliki data harga tertinggi dan terendah, maka kita dapat menghitung ATR dengan menggunakan rumus berikut:
ATR = [(TR1 + TR2 + … + TR14) / 14]
Di mana TR (True Range) merupakan selisih antara harga tertinggi dan terendah dalam satu hari. Jika pada hari tersebut terdapat gap (perbedaan harga pembukaan dan penutupan), maka TR dihitung dengan mengambil selisih antara harga tertinggi dan harga pembukaan atau harga terendah dan harga pembukaan.
Cara Menggunakan ATR di Forex
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ATR dapat digunakan oleh trader untuk menentukan level stop loss dan take profit yang tepat. Biasanya, trader akan menggunakan ATR sebagai acuan untuk menentukan level stop loss dengan cara mengalikan nilai ATR dengan faktor tertentu.
Misalnya, jika nilai ATR saat ini adalah 100 pips, maka trader dapat menentukan level stop loss sebesar 2 kali nilai ATR atau 200 pips. Dengan demikian, trader dapat memastikan bahwa posisi tradingnya masih aman meskipun terjadi fluktuasi harga yang cukup besar.
Selain itu, ATR juga dapat digunakan untuk menentukan level take profit dengan cara yang sama. Trader dapat mengalikan nilai ATR dengan faktor tertentu untuk menentukan level take profit yang sesuai dengan volatilitas pasar saat ini.
Contoh Penggunaan ATR di Forex
Untuk memahami lebih lanjut tentang cara penggunaan ATR di forex, berikut ini adalah contoh penggunaannya:
Seorang trader ingin membuka posisi buy pada pasangan mata uang EUR/USD dengan target profit sebesar 300 pips. Namun, trader juga ingin memastikan bahwa posisi tradingnya masih aman meskipun terjadi fluktuasi harga yang cukup besar.
Untuk itu, trader menggunakan ATR dengan periode 14 pada timeframe daily. Nilai ATR saat ini adalah 100 pips. Trader kemudian mengalikan nilai ATR dengan faktor 2 sehingga didapat level stop loss sebesar 200 pips.
Dengan demikian, trader menempatkan level stop loss sebesar 1.1200 dan level take profit sebesar 1.1500. Jika harga EUR/USD mengalami fluktuasi yang cukup besar dan mencapai level stop loss, maka trader masih dapat keluar dari posisi tradingnya dengan keuntungan sebesar 100 pips.
Kesimpulan
Demikianlah cara penggunaan ATR di forex. ATR merupakan salah satu indikator teknikal yang dapat membantu trader untuk mengukur volatilitas pasar dan menentukan level stop loss dan take profit yang tepat. Dalam penggunaannya, trader perlu memahami terlebih dahulu bagaimana cara menghitung ATR dan mengalikannya dengan faktor tertentu untuk menentukan level stop loss dan take profit.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk kalian. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya!