Ada sebuah ayat di dalam Alkitab yang mengajarkan kita untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Ayat tersebut berbunyi:
“Janganlah kamu membalas kejahatan dengan kejahatan atau cela dengan cela, tetapi berkenanlah kepada semua orang.” (1 Petrus 3:9)
Artinya, ketika seseorang melakukan kejahatan terhadap kita, kita tidak seharusnya melakukan hal yang sama kepada mereka. Sebaliknya, kita harus berkenan kepada semua orang, termasuk kepada orang yang telah melakukan kejahatan terhadap kita.
Hal ini tentu bukanlah hal yang mudah dilakukan. Terkadang, ketika kita merasa telah diperlakukan dengan tidak adil atau bahkan disakiti oleh orang lain, keinginan untuk membalas dendam bisa sangat besar. Namun, ayat ini mengajarkan kita untuk mengatasi keinginan tersebut dan memilih untuk berkenan kepada semua orang.
Berkenan kepada semua orang tidak hanya berarti tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi juga berarti berusaha untuk memahami perspektif orang lain dan memperlakukan mereka dengan kasih sayang dan hormat. Kita harus menghargai setiap orang sebagai ciptaan Tuhan yang sama seperti kita, tanpa memandang latar belakang, agama, atau status sosial mereka.
Hal ini juga mengajarkan kita untuk memaafkan orang yang telah melakukan kesalahan terhadap kita. Pemaafan bukan berarti membenarkan tindakan mereka, tetapi lebih kepada membebaskan diri kita dari rasa sakit dan amarah yang bisa membahayakan kesehatan mental dan emosional kita.
Pemaafan juga bisa membuka jalan bagi rekonsiliasi dan pemulihan hubungan yang rusak. Ketika kita memaafkan seseorang, kita memberikan kesempatan bagi mereka untuk memperbaiki kesalahan mereka dan memulihkan hubungan kita dengan mereka.
Di dalam Alkitab, ada banyak contoh orang yang telah berhasil mempraktikkan ajaran ini. Salah satunya adalah Yusuf, anak Yakub. Yusuf telah mengalami banyak penderitaan dan ketidakadilan, termasuk dijual ke Mesir oleh saudaranya sendiri. Namun, Yusuf tidak membalas dendam ketika ia memiliki kesempatan untuk melakukannya. Sebaliknya, ia memaafkan saudaranya dan bahkan membantu mereka ketika mereka membutuhkan pertolongan.
Contoh yang lain adalah Yesus Kristus sendiri. Meskipun Ia telah ditangkap, disiksa, dan disalibkan secara tidak adil, Ia tidak membalas dendam kepada mereka yang melakukan itu semua. Sebaliknya, Ia memohon kepada Allah untuk memaafkan mereka.
Hal ini mengajarkan kita untuk mengikuti teladan Yesus dalam memaafkan orang yang telah melakukan kesalahan terhadap kita. Kita harus menghindari keinginan untuk membalas dendam dan memilih untuk memaafkan orang tersebut.
Untuk dapat mempraktikkan ajaran ini, kita harus memperkuat hubungan kita dengan Allah. Dengan memiliki hubungan yang kuat dengan Allah, kita akan lebih mudah untuk memahami ajaran-Nya dan mengikuti teladan-Nya dalam memperlakukan orang lain dengan kasih sayang dan pengampunan.
Kita juga harus berusaha untuk menghindari situasi yang bisa memicu kemarahan dan keinginan untuk membalas dendam. Jika kita merasa kesulitan untuk mengendalikan emosi kita, kita bisa mencari bantuan dari orang lain atau mencari bimbingan dari Allah melalui doa dan membaca Alkitab.
Kesimpulan
Ayat Alkitab “Janganlah kamu membalas kejahatan dengan kejahatan atau cela dengan cela, tetapi berkenanlah kepada semua orang” mengajarkan kita untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan dan memaafkan orang lain yang telah melakukan kesalahan terhadap kita. Praktikkanlah ajaran ini dan perkuatlah hubunganmu dengan Allah untuk dapat mempraktikkannya dengan lebih mudah.
Artikel Ayat Alkitab: Jangan Membalas Kejahatan dengan Kejahatan
© Copyright 2023 TEKNOBGT.COM