Jawa memiliki sejarah yang kaya akan kebudayaan dan peradaban. Salah satu kerajaan yang pernah berjaya di Jawa adalah Majapahit. Dan di balik kejayaan kerajaan ini, ada sosok penguasa legendaris bernama Raja Hayam Wuruk.
Masa Muda Raja Hayam Wuruk
Raja Hayam Wuruk lahir dengan nama Girindrawardhana pada tahun 1334. Ia adalah putra dari Raden Wijaya, pendiri kerajaan Majapahit. Saat masih muda, Raja Hayam Wuruk diasuh oleh pamannya, yakni Nararya Sanggramawijaya. Di bawah asuhan pamannya, Raja Hayam Wuruk belajar berbagai hal yang nantinya akan menjadi bekal dalam kepemimpinannya.
Saat remaja, Raja Hayam Wuruk menikahi putri dari Kerajaan Sunda, Dyah Pitaloka Citraresmi. Pernikahan ini pun dijadikan sebagai awal perluasan pengaruh Majapahit di Jawa Barat.
Masa Kepemimpinan Raja Hayam Wuruk
Pada usia 26 tahun, Raja Hayam Wuruk naik tahta menggantikan ayahnya. Ia memerintah Majapahit selama 55 tahun, dari tahun 1350 hingga 1405. Selama masa kepemimpinannya, kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya.
Raja Hayam Wuruk dikenal sebagai penguasa yang bijaksana dan adil. Ia mendirikan berbagai lembaga untuk menjaga kestabilan dan kesejahteraan rakyatnya. Salah satunya adalah Majelis Desa yang bertugas untuk menyelesaikan sengketa antarwarga.
Selain itu, Raja Hayam Wuruk juga menjalin hubungan baik dengan berbagai kerajaan di Asia Tenggara. Ia menerima kunjungan dari Chen Ho, seorang admiral China yang membawa puluhan kapal beserta rombongannya. Kunjungan ini menandakan hubungan diplomatik yang baik antara Majapahit dan China.
Peninggalan Raja Hayam Wuruk
Pada masa kepemimpinannya, Raja Hayam Wuruk membangun berbagai bangunan yang masih terlihat sampai sekarang. Salah satunya adalah Candi Penataran di Blitar, Jawa Timur. Candi ini dibangun sebagai bentuk penghormatan kepada dewa-dewa Hindu.
Selain itu, Raja Hayam Wuruk juga membangun berbagai infrastruktur, seperti jalan raya dan irigasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Bahkan, ia juga memperkenalkan mata uang emas dan perak sebagai alat tukar yang sah di kerajaannya.
Perang Bubat
Meski memiliki kesuksesan yang besar, masa kepemimpinan Raja Hayam Wuruk juga diwarnai dengan perang Bubat. Perang ini terjadi pada tahun 1357, ketika Raja Hayam Wuruk mengirimkan utusan ke Kerajaan Sunda untuk memperkuat hubungan diplomatik.
Namun, pernikahan yang diharapkan malah berakhir tragis. Di tengah upacara pernikahan, pasukan Majapahit menyerang pasukan Sunda. Pada akhirnya, pernikahan tersebut batal dan banyak korban jiwa yang jatuh.
Kejayaan Majapahit
Setelah perang Bubat, Majapahit semakin kuat dan berjaya. Raja Hayam Wuruk berhasil memperluas pengaruhnya ke seluruh Nusantara. Bahkan, ia berhasil menaklukkan Kerajaan Bali dan menguasai seluruh wilayah Indonesia bagian timur.
Kejayaan Majapahit di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk terus bertahan hingga masa pemerintahan putranya, Wikramawardhana. Namun, setelah itu Majapahit mulai meredup dan akhirnya runtuh pada abad ke-16.
Kesimpulan
Raja Hayam Wuruk adalah sosok penguasa yang legendaris dan bijaksana. Ia berhasil memimpin kerajaan Majapahit menuju puncak kejayaan. Selain itu, ia juga meninggalkan berbagai peninggalan yang masih terlihat hingga saat ini.
Namun, meski memiliki banyak prestasi, Raja Hayam Wuruk juga pernah melakukan kesalahan, seperti perang Bubat. Namun, hal itu tidak mengurangi kebesaran sosok Raja Hayam Wuruk sebagai salah satu penguasa terhebat dalam sejarah Indonesia.
Artikel Raja Hayam Wuruk: Kisah Penguasa Majapahit yang Legendaris
© Copyright 2023 TEKNOBGT.COM