Jika kamu sudah belajar bahasa Indonesia, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah kalimat aktif dan kalimat pasif. Namun, kali ini kita akan fokus membahas tentang kalimat pasif. Apa itu kalimat pasif? Bagaimana cara menggunakannya dengan benar? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Pengertian Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah jenis kalimat yang subjeknya menerima tindakan dari kata kerja. Dalam kalimat pasif, subjek tidak menjadi pelaku atau agen dalam suatu tindakan, melainkan menjadi objek yang menerima tindakan tersebut. Contohnya, kalimat “Buku itu dibaca oleh saya” merupakan kalimat pasif karena subjeknya (buku) menerima tindakan dari kata kerja (dibaca) dan saya hanya berperan sebagai objek yang melakukan tindakan membaca.
Ciri-Ciri Kalimat Pasif
Agar lebih mudah mengenali kalimat pasif, berikut adalah beberapa ciri-cirinya:
- Kata kerja dalam kalimat pasif selalu berawalan “di-” atau “ter-“. Contohnya, “dibaca”, “ditemukan”, “terlihat”, dan sebagainya.
- Subjek dalam kalimat pasif selalu berada setelah kata kerja. Contohnya, “Buku itu dibaca oleh saya” (subjek = buku).
- Objek dalam kalimat pasif dapat berupa benda atau orang.
- Kalimat pasif sering digunakan untuk menonjolkan objek yang menerima tindakan.
Kelebihan dan Kekurangan Kalimat Pasif
Seperti halnya kalimat aktif, kalimat pasif juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Kelebihan Kalimat Pasif
- Memudahkan kita untuk menyampaikan informasi tanpa harus menyebutkan pelakunya. Contohnya, kalimat “Kacamata saya hilang” dapat diubah menjadi “Kacamata saya sudah ditemukan” tanpa harus menyebutkan siapa yang menemukannya.
- Membuat tulisan atau percakapan terdengar lebih sopan dan tidak menuduh orang lain secara langsung. Contohnya, kalimat “Kamu salah” dapat diubah menjadi “Terjadi kesalahan” agar tidak menuduh secara langsung.
- Mengubah fokus pembicaraan dari pelaku ke objek. Contohnya, kalimat “Saya membuat kue” dapat diubah menjadi “Kue dibuat oleh saya” untuk menonjolkan kue sebagai objek yang dihasilkan.
Kekurangan Kalimat Pasif
- Membuat kalimat terasa lebih sulit dipahami dan membingungkan. Terutama jika kalimat pasif yang digunakan terlalu panjang dan rumit.
- Membuat tulisan atau percakapan terkesan kurang jelas dan ambigu. Terutama jika tidak ada konteks yang jelas mengenai siapa yang melakukan tindakan.
- Membuat tulisan atau percakapan terdengar kurang tegas dan terkadang terkesan menghindari tanggung jawab. Contohnya, kalimat “Kesalahan telah terjadi” terkesan kurang tegas dibandingkan dengan kalimat “Saya melakukan kesalahan”.
Cara Menggunakan Kalimat Pasif dengan Benar
Agar kalimat pasif dapat digunakan dengan benar, berikut adalah beberapa tips yang dapat kamu terapkan:
- Perhatikan kata kerja yang digunakan. Pastikan kata kerja berawalan “di-” atau “ter-” untuk menunjukkan kalimat pasif.
- Perhatikan posisi subjek dan objek dalam kalimat. Pastikan subjek berada setelah kata kerja dan objek berada sebelum kata kerja.
- Gunakan kalimat pasif hanya jika memang diperlukan. Jangan terlalu sering menggunakan kalimat pasif karena dapat membuat tulisan atau percakapan terkesan kurang jelas.
- Perhatikan konteks kalimat. Pastikan kalimat pasif yang digunakan tidak membuat tulisan atau percakapan terkesan ambigu atau menghindari tanggung jawab.
Contoh Kalimat Pasif dalam Kehidupan Sehari-Hari
Untuk lebih memahami penggunaan kalimat pasif, berikut adalah beberapa contoh kalimat pasif dalam kehidupan sehari-hari:
- Buku itu dibaca oleh saya.
- Surat itu sudah dikirimkan oleh kantor pos.
- Televisi ini sudah diperbaiki oleh teknisi.
- Mobil itu telah dicuci oleh tukang cuci mobil.
- Kue itu sudah dibeli oleh ibu di toko kue.
Kesimpulan
Setelah membaca penjelasan di atas, kamu sudah lebih memahami mengenai kalimat pasif dan bagaimana cara menggunakannya dengan benar. Ingatlah bahwa penggunaan kalimat pasif harus tepat dan sesuai dengan konteks agar tulisan atau percakapan tetap jelas dan tegas.
Artikel Kalimat Pasif: Apa Itu dan Bagaimana Cara Menggunakannya?
© Copyright 2023 TEKNOBGT.COM