Sandhangan Aksara Jawa: Sejarah, Fungsi, dan Jenis-Jenisnya
Sandhangan Aksara Jawa: Sejarah, Fungsi, dan Jenis-Jenisnya

Sandhangan Aksara Jawa: Sejarah, Fungsi, dan Jenis-Jenisnya

Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat beragam, salah satunya adalah aksara Jawa. Aksara Jawa merupakan aksara yang digunakan oleh masyarakat Jawa untuk menulis bahasa Jawa. Dalam penggunaannya, aksara Jawa memiliki sandhangan yang berfungsi sebagai tanda baca. Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang sandhangan aksara Jawa, sejarah, fungsi, dan jenis-jenisnya.

Sejarah Sandhangan Aksara Jawa

Sandhangan aksara Jawa pertama kali muncul pada zaman Kerajaan Medang. Pada masa itu, sandhangan digunakan untuk menulis berbagai macam naskah seperti kitab, kakawin, dan prasasti. Sandhangan aksara Jawa mencerminkan keberagaman budaya yang ada pada masyarakat Jawa.

Pada masa penjajahan Belanda, penggunaan aksara Jawa sempat dilarang. Namun, setelah kemerdekaan Indonesia, aksara Jawa kembali digunakan dan diakui sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia.

Fungsi Sandhangan Aksara Jawa

Sandhangan aksara Jawa berfungsi sebagai tanda baca dalam penulisan bahasa Jawa. Sandhangan digunakan untuk menunjukkan titik, koma, tanda tanya, tanda seru, dan tanda baca lainnya. Dalam penggunaannya, sandhangan aksara Jawa memiliki aturan yang harus diikuti agar tulisan menjadi jelas dan mudah dipahami.

Jenis-Jenis Sandhangan Aksara Jawa

Sandhangan aksara Jawa terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:

1. Titik

Titik digunakan untuk menunjukkan akhir kalimat dalam penulisan bahasa Jawa. Titik pada aksara Jawa terletak di atas huruf terakhir dalam kalimat.

2. Koma

Koma digunakan untuk memisahkan antara kata atau frasa dalam sebuah kalimat. Koma pada aksara Jawa terletak di bawah huruf yang dipisahkan.

3. Tanda Tanya

Tanda tanya digunakan untuk menunjukkan kalimat tanya. Tanda tanya pada aksara Jawa terletak di atas huruf terakhir dalam kalimat.

4. Tanda Seru

Tanda seru digunakan untuk menunjukkan kalimat yang bersifat seruan. Tanda seru pada aksara Jawa terletak di atas huruf terakhir dalam kalimat.

5. Tanda Hubung

Tanda hubung digunakan untuk menghubungkan dua kata atau lebih dalam sebuah kalimat. Tanda hubung pada aksara Jawa terletak di bawah huruf yang dihubungkan.

6. Tanda Titik-Titik

Tanda titik-titik digunakan untuk menunjukkan kesinambungan dalam sebuah kalimat atau untuk menyebutkan bagian-bagian dari suatu hal. Tanda titik-titik pada aksara Jawa terletak di bawah huruf yang diakhiri atau di atas huruf yang dimulai.

Cara Menulis Sandhangan Aksara Jawa

Untuk menulis sandhangan aksara Jawa, ada beberapa aturan yang harus diikuti, di antaranya:

– Titik pada aksara Jawa ditulis dengan tiga titik kecil yang disusun membentuk segitiga terbalik di atas huruf terakhir kalimat.

– Koma pada aksara Jawa ditulis dengan tiga titik kecil yang disusun membentuk segitiga terbalik di bawah huruf yang dipisahkan.

– Tanda tanya pada aksara Jawa ditulis dengan tiga titik kecil yang disusun membentuk segitiga terbalik di atas huruf terakhir kalimat.

– Tanda seru pada aksara Jawa ditulis dengan tiga titik kecil yang disusun membentuk segitiga terbalik di atas huruf terakhir kalimat.

– Tanda hubung pada aksara Jawa ditulis dengan satu titik kecil di tengah-tengah antara huruf yang dihubungkan.

– Tanda titik-titik pada aksara Jawa ditulis dengan tiga titik kecil yang disusun membentuk segitiga terbalik di atas atau di bawah huruf yang diakhiri atau dimulai.

Kesimpulan

Demikianlah artikel tentang sandhangan aksara Jawa, sejarah, fungsi, dan jenis-jenisnya. Sandhangan aksara Jawa merupakan bagian penting dari penulisan bahasa Jawa. Dalam penggunaannya, sandhangan aksara Jawa memiliki aturan yang harus diikuti agar tulisan menjadi jelas dan mudah dipahami. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca, terutama bagi mereka yang ingin belajar menulis bahasa Jawa dengan baik dan benar.

Artikel Sandhangan Aksara Jawa: Sejarah, Fungsi, dan Jenis-Jenisnya

© Copyright 2023 TEKNOBGT.COM