Raja Majapahit: Sejarah dan Kehidupan
Raja Majapahit: Sejarah dan Kehidupan

Raja Majapahit: Sejarah dan Kehidupan

Sejarah Indonesia kaya akan tokoh-tokoh yang berjasa dalam membangun dan memperkuat bangsa. Salah satunya adalah raja Majapahit, yang dikenal sebagai raja terakhir Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Raja Majapahit, atau dikenal sebagai Hayam Wuruk, memimpin Majapahit pada abad ke-14 dan menjadikannya sebagai kerajaan terbesar dan paling makmur di Nusantara.

Hayam Wuruk dilahirkan pada tahun 1334 sebagai putra dari raja terdahulu, Tribhuwana Tunggadewi. Ia mengambil alih tahta pada usia 16 tahun setelah ibunya turun tahta. Hayam Wuruk dikenal sebagai seorang raja yang bijaksana dan mampu mempertahankan kekuasaannya di tengah ancaman-ancaman dari luar maupun dalam negeri.

Peninggalan Raja Majapahit

Raja Majapahit dikenal sebagai salah satu raja yang sangat memperhatikan kebudayaan. Ia membangun banyak candi dan kuil Hindu-Buddha yang masih bisa dilihat hingga saat ini, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Candi Panataran. Selain itu, Hayam Wuruk juga memperkuat sistem pemerintahan dan mengembangkan perdagangan dengan negara-negara tetangga.

Salah satu peninggalan terpenting dari Raja Majapahit adalah kitab Negarakertagama, sebuah naskah yang berisi deskripsi tentang Majapahit pada abad ke-14. Naskah ini ditulis oleh seorang pengawal kerajaan bernama Mpu Prapanca. Negarakertagama menjadi bukti penting tentang kehidupan di kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.

Kehidupan di Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang maju dan modern pada masanya. Kehidupan di kerajaan ini sangat teratur dan diatur dengan baik oleh pemerintah. Rakyat hidup dalam keadaan sejahtera, dengan perdagangan yang berkembang dan pertanian yang produktif.

Kepercayaan yang dianut di kerajaan Majapahit adalah Hindu-Buddha, yang terbukti dari banyaknya candi dan kuil yang dibangun. Namun, kepercayaan ini tidak membatasi kebebasan beragama. Kerajaan Majapahit juga dihuni oleh orang-orang dari berbagai agama dan budaya, seperti Islam, Kristen, dan Cina.

Perang Bubat

Salah satu peristiwa penting pada masa pemerintahan Hayam Wuruk adalah Perang Bubat. Perang ini terjadi pada tahun 1357 ketika Hayam Wuruk melakukan perjalanan ke Sunda untuk menikahi putri raja Sunda. Namun, perjodohan ini tidak berjalan dengan baik dan berakhir dengan perang antara Majapahit dan Sunda. Perang Bubat menjadi tragedi besar karena ribuan orang tewas, termasuk putri raja Sunda yang bunuh diri.

Perang Bubat menjadi peristiwa yang mengguncangkan kerajaan Majapahit dan menyebabkan terjadinya perubahan dalam kebijakan luar negeri. Setelah peristiwa ini, Hayam Wuruk mengurangi pengaruh kekuasaan Majapahit di wilayah barat dan memfokuskan perhatiannya pada wilayah timur dan selatan.

Kematian Raja Majapahit

Raja Majapahit, Hayam Wuruk, meninggal pada tahun 1389 dan dimakamkan di Trowulan, Jawa Timur. Ia digantikan oleh cucunya, Wikramawardhana, yang menjadi raja Majapahit selanjutnya. Setelah kematian Hayam Wuruk, kejayaan kerajaan Majapahit mulai meredup dan akhirnya runtuh pada abad ke-16 setelah serangan Portugis.

Kesimpulan

Raja Majapahit, Hayam Wuruk, merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Ia berhasil membangun kerajaan Majapahit menjadi kerajaan terbesar dan paling makmur di Nusantara. Peninggalan-peninggalannya, seperti candi-candi dan kitab Negarakertagama, menjadi bukti penting tentang kejayaan kerajaan Majapahit pada masa pemerintahannya. Meskipun pernah terjadi tragedi Perang Bubat, Hayam Wuruk tetap dikenang sebagai raja yang bijaksana dan berhasil mempertahankan kekuasaannya di tengah ancaman-ancaman yang datang dari luar maupun dalam negeri.

Artikel Raja Majapahit: Sejarah dan Kehidupan

© Copyright 2023 TEKNOBGT.COM