Pergerakan harga saham BRI merupakan hal penting bagi investor maupun calon investor yang ingin membeli saham perusahaan tersebut. Apalagi, Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia dan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2003.
Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham BRI
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham BRI, antara lain:
1. Kondisi Pasar Modal
Kondisi pasar modal di Indonesia dapat mempengaruhi harga saham BRI. Jika pasar sedang lesu, maka harga saham BRI pun cenderung turun. Namun, jika pasar sedang bullish, maka harga saham BRI akan naik.
2. Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja keuangan perusahaan juga menjadi faktor yang mempengaruhi harga saham BRI. Jika laba yang dihasilkan BRI meningkat, maka harga sahamnya pun akan naik. Sebaliknya, jika laba menurun, maka harga saham BRI akan turun.
3. Kebijakan Bank Indonesia
Kebijakan Bank Indonesia juga dapat mempengaruhi harga saham BRI. Jika Bank Indonesia menaikkan suku bunga, maka saham BRI akan cenderung turun. Namun, jika Bank Indonesia menurunkan suku bunga, maka harga saham BRI akan cenderung naik.
4. Persaingan di Industri Perbankan
Persaingan di industri perbankan juga mempengaruhi harga saham BRI. Jika persaingan semakin ketat, maka harga saham BRI cenderung turun. Namun, jika BRI berhasil bersaing dengan baik, maka harga sahamnya akan naik.
Analisis Harga Saham BRI
Dalam 6 bulan terakhir, harga saham BRI cenderung naik. Pada bulan Mei 2021, harga saham BRI mencapai puncak tertinggi sepanjang masa di level Rp 5.870 per saham. Namun, saat ini harga saham BRI cenderung turun dan berada di level Rp 4.900 per saham.
Penurunan harga saham BRI ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Kondisi Pasar Modal yang Kurang Baik
Kondisi pasar modal di Indonesia saat ini kurang baik. Hal ini disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. Pandemi ini membuat pasar modal di Indonesia cenderung lesu, sehingga harga saham BRI pun cenderung turun.
2. Kinerja Keuangan yang Menurun
Kinerja keuangan BRI pada kuartal I 2021 menunjukkan penurunan. Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya operasional dan peningkatan cadangan penghapusan kredit. Kondisi ini membuat investor khawatir, sehingga harga saham BRI turun.
3. Kebijakan Bank Indonesia yang Cukup Ketat
Kebijakan Bank Indonesia yang cukup ketat membuat investor menjadi ragu untuk membeli saham BRI. Hal ini disebabkan oleh kebijakan BI yang menaikkan suku bunga, sehingga membuat harga saham BRI turun.
Prediksi Harga Saham BRI
Beberapa analis memprediksi bahwa harga saham BRI akan kembali naik dalam beberapa bulan ke depan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Prospek Ekonomi yang Membaik
Prospek ekonomi Indonesia diprediksi akan membaik pada tahun 2021 ini. Hal ini disebabkan oleh program vaksinasi COVID-19 yang sedang berlangsung. Jika ekonomi membaik, maka pasar modal di Indonesia pun akan kembali naik, sehingga harga saham BRI pun akan naik.
2. Kinerja Keuangan yang Meningkat
BRI diprediksi akan memperbaiki kinerja keuangannya pada kuartal II 2021. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kredit dan laba yang dihasilkan. Jika kinerja keuangan BRI membaik, maka harga sahamnya pun akan naik.
3. Kebijakan Bank Indonesia yang Lebih Bersahabat
Kebijakan Bank Indonesia diprediksi akan lebih bersahabat pada tahun 2021 ini. Hal ini disebabkan oleh upaya BI untuk mendukung pemulihan ekonomi Indonesia. Jika BI menurunkan suku bunga, maka harga saham BRI pun akan naik.
Kesimpulan
Harga saham BRI dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kondisi pasar modal, kinerja keuangan perusahaan, kebijakan Bank Indonesia, dan persaingan di industri perbankan. Dalam 6 bulan terakhir, harga saham BRI cenderung naik, namun saat ini cenderung turun karena beberapa faktor seperti kondisi pasar modal yang kurang baik, kinerja keuangan yang menurun, dan kebijakan Bank Indonesia yang cukup ketat. Namun, beberapa analis memprediksi bahwa harga saham BRI akan kembali naik dalam beberapa bulan ke depan karena prospek ekonomi yang membaik, kinerja keuangan yang meningkat, dan kebijakan Bank Indonesia yang lebih bersahabat.