Cara Menghitung Gaji Borongan PPH 21
Cara Menghitung Gaji Borongan PPH 21

Cara Menghitung Gaji Borongan PPH 21

Hello Sobat TeknoBgt! Apa kabar? Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang cara menghitung upah borongan PPH 21. Bagi sebagian orang, menghitung gaji borongan PPH 21 bisa menjadi hal yang rumit dan membingungkan. Namun, dengan panduan yang tepat, hal ini bisa menjadi lebih mudah. Yuk, simak artikel ini sampai selesai!

1. Apa itu Upah Borongan PPH 21?

Upah borongan PPH 21 merupakan istilah yang sering digunakan dalam dunia kerja. Istilah ini mengacu pada upah yang diterima oleh seorang pekerja yang bekerja dengan sistem borongan. Artinya, pekerja akan dibayar berdasarkan seberapa banyak pekerjaan yang berhasil ia selesaikan, bukan berdasarkan jumlah waktu yang ia habiskan. Namun, perlu diingat bahwa upah borongan PPH 21 memiliki pajak yang harus dibayarkan oleh pekerja.

1.1. Bagaimana Cara Menghitung Upah Borongan PPH 21?

Untuk menghitung upah borongan PPH 21, pertama-tama kita perlu mengetahui beberapa hal, antara lain:

  1. Nilai upah dasar
  2. Banyaknya output yang dihasilkan
  3. Tarif PPH 21

Setelah mengetahui ketiga hal tersebut, kita dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Dalam rumus di atas, UBP mengacu pada upah borongan PPH 21, L mengacu pada output yang dihasilkan, dan T mengacu pada tarif PPH 21 yang berlaku.

1.2. Apa yang Dimaksud dengan Nilai Upah Dasar?

Nilai upah dasar merupakan upah minimum yang harus diberikan kepada pekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Nilai upah dasar ditentukan berdasarkan jenis pekerjaan dan wilayah tempat pekerja tinggal. Jadi, pastikan Anda mengetahui nilai upah dasar yang berlaku di wilayah tempat Anda bekerja.

1.3. Bagaimana Cara Menghitung Output?

Untuk menghitung output, kita perlu menentukan satuan output terlebih dahulu. Misalnya, jika Anda bekerja sebagai tukang kayu, satuan output yang digunakan bisa berupa jumlah meja atau kursi yang berhasil Anda buat. Jumlah output tersebut kemudian dapat dihitung berdasarkan jumlah barang yang berhasil Anda produksi dalam periode waktu tertentu.

1.4. Bagaimana Tarif PPH 21 Dihitung?

Tarif PPH 21 dihitung berdasarkan penghasilan bruto yang diterima oleh pekerja dalam setahun. Tarif PPH 21 yang berlaku di Indonesia saat ini adalah sebagai berikut:

Penghasilan BrutoTarif PPH 21
Dibawah 50 juta0%
50 – 250 juta5%
250 – 500 juta15%
500 – 1 milyar25%

2. Contoh Menghitung Upah Borongan PPH 21

Dalam bagian ini, kita akan memberikan contoh menghitung upah borongan PPH 21. Misalnya, seorang tukang kayu berhasil membuat 10 meja dan 20 kursi dalam waktu 1 bulan. Harga borongan yang disepakati adalah Rp 2 juta dan nilai upah dasar yang berlaku di daerah tersebut adalah Rp 3.000 per jam. Selain itu, tarif PPH 21 yang berlaku adalah 5%.

2.1. Menghitung Jumlah Jam Kerja

Untuk menghitung jumlah jam kerja, kita perlu menentukan berapa lama waktu yang digunakan untuk membuat 10 meja dan 20 kursi. Misalnya, tukang kayu tersebut menggunakan waktu 120 jam untuk membuat barang-barang tersebut. Dengan begitu, kita dapat menghitung upah yang diterima oleh tukang kayu dengan rumus berikut:

Dalam rumus di atas, UBD mengacu pada upah dasar, L mengacu pada output yang dihasilkan, dan H mengacu pada jumlah jam yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan.

2.2. Menghitung Upah Borongan PPH 21

Setelah mengetahui jumlah jam kerja dan upah dasar, kita dapat menghitung upah borongan PPH 21 dengan rumus berikut:

Dalam rumus di atas, UBP mengacu pada upah borongan PPH 21, UBD mengacu pada upah dasar, L mengacu pada output yang dihasilkan, dan T mengacu pada tarif PPH 21 yang berlaku.

Dalam contoh ini, kita dapat menghitung upah borongan PPH 21 sebagai berikut:

Jadi, tukang kayu tersebut akan menerima upah borongan PPH 21 sebesar Rp 2.464.000 setelah dipotong pajak PPH 21 sebesar Rp 36.000.

3. FAQ

3.1. Apa Saja yang Harus Diperhatikan dalam Menghitung Upah Borongan PPH 21?

Dalam menghitung upah borongan PPH 21, perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain:

  • Nilai upah dasar yang berlaku di daerah tersebut
  • Banyaknya output yang dihasilkan
  • Tarif PPH 21 yang berlaku
  • Jumlah jam kerja yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan

3.2. Apa Sanksi yang Akan Didapat Jika Tidak Membayar Pajak PPH 21?

Jika pekerja tidak membayar pajak PPH 21, maka ia akan dikenakan sanksi berupa denda dan bunga sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak yang belum dibayar. Selain itu, pekerja juga dapat dikenakan sanksi administratif berupa surat peringatan atau bahkan tindakan hukum.

3.3. Apakah Upah Borongan PPH 21 Sama dengan Upah Lembur?

Tidak. Upah lembur merupakan upah yang diberikan kepada pekerja ketika ia bekerja lebih dari jam kerja normal yang telah ditentukan. Upah borongan PPH 21, di sisi lain, diberikan berdasarkan seberapa banyak output yang berhasil dihasilkan oleh pekerja dalam suatu periode waktu.

4. Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang cara menghitung upah borongan PPH 21. Meskipun terdengar rumit, menghitung upah borongan PPH 21 sebenarnya bisa menjadi lebih mudah jika kita mengetahui panduannya dengan baik. Selain itu, perhatikan juga pajak PPH 21 yang harus dibayarkan oleh pekerja agar tidak terkena sanksi. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda!

Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung Gaji Borongan PPH 21